TRIBUNHEALTH.COM - Gadget menjadi salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern, namun mengapa justru sangat tidak disarankan untuk anak?
Ayah dan Bunda mungkin sudah sering mendengar bahwa bayi disarankan untuk tidak screen time sama sekali.
Screen time sendiri merupakan istilah populer untuk menggambarkan aktivitas penggunaan gawai seperti HP, komputer, TV, atau yang lainnya.
Lantas apakah membatasi screen time pada anak justru tidak membuat mereka menjadi kurang update (kudet) dan ketinggalan zaman?
Berikut ini penjelasan lengkapnya, dihimpun TribunHealth.com dari berbagai sumber.
Pedoman penggunaan gadget
Penggunaan gadget sebaiknya disesuaikan dengan usia anak sehingga mendukung tumbuh kembangnya.
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry memang tidak merekomendasikan screen time pada bayi 0-2 tahun.
Kalaupun screen time, itu hanya untuk video call dengan keluarga inti saja.
Berikut ini panduan lengkapnya setiap usia.
- Untuk balita (0‑2 tahun): sangat dibatasi, hanya video‑chat dengan orang tua yang direkomendasikan.
- Usia 2‑5 tahun: durasi sangat terbatas (misalnya sekitar 1 jam per hari), dan sebaiknya didampingi orang tua saat menonton atau menggunakan perangkat.
- Usia 6 tahun ke atas: bukan hanya durasi yang penting, tapi kualitas konten, konteks penggunaan, dan pengawasan orang tua.
Baca juga: 5 Dampak Buruk Membiasakan Anak Makan Sambil Nonton Gadget
Risiko di balik screen time
Pembatasan screen time pada anak bukan tanpa alasan.
Penggunaan gadget yang berlebihan memang dikaitkan dengan beberapa dampak buruk, misalnya:
Studi menunjukkan bahwa screen time yang tinggi pada anak-anak berkorelasi dengan penurunan fungsi eksekutif di otak, yaitu kemampuan seperti berpikir kritis, memusatkan perhatian, dan menyelesaikan masalah, ungkap penelitian di jurnal PMC PubMed Central.
Penggunaan gadget berjam‑jam juga berkaitan dengan gangguan tidur, resistensi insulin (meskipun lebih banyak untuk aspek fisik tapi relevan), dan masalah mental seperti kecemasan atau depresi, tulis sebuah artikel di BioMed Central.
American Academy of Pediatrics menyarankan bahwa anak di bawah usia 18 bulan sebaiknya tidak diberi layar selain video‑chatting, karena interaksi nyata jauh lebih mendukung perkembangan kognitif, dilansir HealthyChildren.org
Sisi positif menunda mengenalkan gadget untuk anak
Di sisi lain, screen time yang lebih sedikit dikaitkan dengan berbagai manfaat.
Ini justru menjadi kesempatan untuk memberikan ruang agar kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan literasi digital anak jadi berkembang.
Membatasi penggunaan gadget memungkinkan anak mendapatkan lebih banyak waktu untuk bermain aktif, berinteraksi langsung dengan teman atau keluarga, dan melakukan aktivitas reflektif.
Semua ini merupakan hal yang mendukung perkembangan otak dan kemampuan sosial‑emosional.
Aktivitas seperti membaca buku, melakukan observasi sederhana, bahkan berbicara dengan orang tua dapat membuat anak lebih kritis dan cerdas.
Baca juga: 5 Tips Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak, Orang Tua Perlu Memandu Anak Menemukan Hobi
Bukan kudet, justru bikin anak siap masuk dunia digital
Penjelasan pada poin 3 justru menjadi pondasi penting sebelum anak benar-benar masuk dunia digital.
Ketika “waktunya” berkenalan dunia digital yang lebih luas, mereka tidak terbawa arus.
Sebaliknya, mereka memiliki kemampuan untuk memilih, mengkritisi, dan menggunakan teknologi secara bijak.
Kesimpulan
Membatasi penggunaan gadget anak sesuai panduan tidak akan membuat mereka menjadi kudet.
Sebaliknya, ini bisa jadi kesempatan orang tua untuk berinteraksi dan memberi stimulasi langsung untuk anak.
Dengan demikian, mereka akan berkembang dan siap menggunakan teknologi secara bijak di kemudian hari.
(TribunHealth.com)