TRIBUNHEALTH.COM - Ibu hamil biasanya identik dengan masalah ngidam.
Tidak hanya ngidam jenis makanan tertentu, ngidam bisa bermacam-macam jenisnya.
Ngidam tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kehamilan saja, tapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis dan emosional.
Membahas mengenai ngidam pada ibu hamil, ada pertanyaan yang diajukan pada Psikologis.
Baca juga: Sering Ngidam Satu Makanan Tertentu Saat Hamil, Perlukah Hal Ini Dikendalikan?

Pertanyaan:
Dalam pandangan psikologi, fenomena ngidam ini apakah terjadi karena faktor emosional atau faktor psikologis ibu hamil?
Tolong diberikan penjelasan Ibu Indra mengenai hal ini.
Nina, Surabaya.
Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi menjawab:
Jadi faktor ngidam itu ada kaitannya dengan faktor psikologis dan juga faktor emosional.
Faktor psikologis berasal dari rasa stres dan kecemasan yang meningkat selama kehamilan berlangsung.
Baca juga: 6 Cara Efektif Mengatasi Morning Sickness pada Ibu Hamil Secara Alami
Sehingga itu berpengaruh pada nafsu makan ibu hamil, kadang tidak mau makan atau kadang ingin makan terus-menerus tanpa henti.
Kita lihat pada wanita umumnya, ketika stres atau memiliki masalah yang berat, kadang makan itu sampai tidak terkontrol karena dia tidak merasakan rasa kenyang.
Begitu pula pada orang-orang yan tidak ingin makan, mereka tidak ingin makan karena memang tidak merasa lapar.
Itu salah satu faktor stresnya ibu hamil, nafsu makannya menjadi berpengaruh.
Susu ibu hamil untuk memenuhi nutrisi ibu dan janin di dalam kandungan, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: 6 Alasan Ibu Hamil Dianjurkan Melakukan Prenatal Yoga, Ini Manfaat yang Didapatkan
Kemudian faktor emosional, ketika stres meningkat, maka emosional kita akan cepat berubah.
Mudah marah, mudah sedih, contohnya misalnya ibu hamil tidak didengarkan, kadang dia langsung merasa sedih, merasa tidak diperhatikan.
Ibu hamil yang sedang beradaptasi dengan perubahan fisik atau perubahan hormon akan lebih sensitif.
Itulah kaitannya psikologis dengan ngidam pada ibu hamil.

Profil Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi
Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi merupakan seorang psikolog yang menjadi narasumber Tribun Health.
Indra Kusumawati menempuh pendidikan S1 Psikologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2015 hingga tahun 2019.
Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, S2 Psikologi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2019 hingga tahun 2023.
Psikolog Indra Kusumawati memiliki sederet pengalaman kerja seperti berikut.
Baca juga: Profil Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi, Psikolog, Psikolog yang Himbau Orangtua Dekat dengan Anak
2017 : Biro Konseling dan Pemeriksaan Psikologi
2018 : Griya PMI Solo
2019 : SMP Muhammadiyah Merauke
2020 : SD Cendrawasih Merauke
2020 : TK Az-Zahra Parakan
2020 : Stikes Ngestiwaluyo Parakan
2020 : SMK Negeri Njumo
Untuk konseling dengan Psikolog Indra Kusumawati, Anda bisa mengunjungi Instagramnya @sukmabeebs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 6 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester Pertama, Bantu Penuhi Nutrisi pada Janin
Asam folat untuk ibu hamil dan mendukung perkembangan janin, klik di sini untuk mendapatkannya.
FOLAVIT digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan Asam Folat terutama untuk ibu hamil dan menyusui.
Komposisi: Tiap tablet mengandung asam folat 400 mcg .
Dosis: 1) Anemia megaloblastik akibat kekurangan asam folat: 5 mg/hari selama 4 bulan hingga 15 mg/hari pada fase malabsorpsi.
2) Pencegahan anemia megaloblastik pada masa kehamilan: 0.2-0.5 mg/hari
3) Pencegahan kecacatan tabung syaraf (neural tube defect) pada masa kehamilan: 4 atau 5 mg/hari.4) Suplemen untuk wanita yang baru memiliki anak pertama (child-bearing) 0.4 mg/hari.
Indikasi: Membantu memenuhi kebutuhan Asam Folat terutama untuk ibu hamil dan menyusui.
Perhatian Khusus: Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan produk ini, terutama apabila ingin menggunakan pada kondisi sedang hamil, menyusui, sakit tertentu, akan menjalani operasi atau sedang menggunakan obat-obatan lain.
Hentikan penggunaan apabila muncul efek yang tidak diinginkan saat penggunaan dan segera konsultasi kepada dokter.