TRIBUNHEALTH.COM - Perubahan tekanan darah bisa terjadi pada ibu hamil saat kehamilan sedang berlangsung.
Tingginya tensi yang dialami oleh ibu hamil bisa memengaruhi kondisi ibu hamil dan janin yang ada di kandungannya.
Seorang ibu hamil dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya berada di angka 140/90 mmHg atau lebih tinggi dari itu.
Lantas, apa saja risiko hipertensi pada ibu hamil terhadap janinnya?
Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil dengan Kondisi Hipertensi, Batasi Makanan Jenis Ini

Dilansir dari YouTube Tribun Heath, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG menjelaskan tentang risiko hipertensi ibu hamil pada janin.
dr. Bambang menuturkan, seorang ibu hamil dengan tensi tinggi bisa menyebabkan yang namanya pertumbuhan janin terhambat.
Pertumbuhan janin terhambat ini bisa dinilai dari pemeriksaan antenatal care (ANC).
Nantinya dokter kandungan akan menilai apakah pertumbuhan janinnya ini baik atau tidak.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil yang Sering Marah-marah Bisa Memicu Terjadinya Hipertensi?
Pemeriksaan ANC ini bertjuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil dan janin yang ada di kandungannya.
Dokter kandungan akan menilai apakah tumbuh kembang janin sesuai dengan kurva acuan pertumbuhan.
Misalnya seorang janin yang ada di dalam kandungan seharusnya memiliki berat 2 kg, tapi setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata beratnya hanya 1,5 kg, yang artinya itu di bawah target kurva acuan.
"Kita bisa mencurigai itu suatu pertumbuhan janin terhambat."
"Dengan mengetahui berat janin saja, dokter sudah bisa menilai," jelas dr. Bambang.

Untuk memastikan apakah tumbuh kembang janin terganggu atau tidak, maka akan dilakukan pemeriksaan penunjang yang bernama pemeriksaan doppler.
Pemeriksaan doppler ini bertujuan untuk memeriksa kondisi pembuluh darah yang memengaruhi jumlah, kecepatan, dan aliran darah di berbagai tubuh.
"Pada saat ibu hamil dengan hipertensi yang tidak terkontrol, bisa terjadi pertumbuhan janin terhambat," jelas dr. Bambang.
"Kalau tidak segera dilakukan intervensi pada janinnya, bisa menyebabkan kematian pada janin."
Baca juga: Tanda-tanda Ibu Hamil Mengalami Hipertensi, Dokter Spesialis Kandungan Beri Penjelasan
Tak hanya mengalami pertumbuhan janin yang terhambat, ibu hamil yang mengalami hipertensi biasanya memiliki plasenta yang kurang baik.
"Biasanya akan ditemui kasus air ketuban sedikit, dari pemeriksaan ternyata plasentanya banyak klasifikasi, banyak lubang yang dicurigai sebagai pengapuran," terang dr. Bambang.
"Kalau ada pengapuran, berarti proses pemberian nutrisi ibu ke janinnya sudah mulai kurang baik."
"Jika sudah lahir, bayi ini bisa mengalami stuntung karena memang pertumbuhannya tidak sesuai sejak di dalam kandungan," lanjutnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG dalam tayangan YouTube Tribun Heath.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 9 Sayuran Kaya Serat Cocok untuk Sahur dan Buka Puasa, Bikin Kenyang Tahan Lama