TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi pada ibu hamil adalah suatu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil melebihi batas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Kondisi ini biasanya muncul saat usia kehamilan sekitar 20 minggu, tetapi bisa juga muncul lebih awal.
Salah satu faktor yang meningkatkan kejadian hipertensi adalah karena faktor emosi tidak terkontrol dan stres.
Oleh karena itu, ibu hamil harus bisa mengelola emosinya dan tingkat stres yang ia rasakan.
Baca juga: Hal-hal yang Harus Dihindari Ibu Hamil yang Mengalami Hipertensi, Termasuk Mengurangi Makanan Ini

Sebab, hipertensi pada ibu hamil bisa berdampak buruk pada ibu sendiri dan juga janin yang ada di dalam kandungannya.
Dilansir dari YouTube Tribun Heath, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG menjelaskan tentang emosi yang tidak terkontrol dan stres dapat meningkatkan kejadian hipertensi.
Menurut penjelasan dr. Bambang, sering marah-marah ini berhubungan dengan kondisi psikis ibu hamil.
Emosi yang tidak terkontrol ini bisa menyebabkan perangsangan saraf simpatis, yang menyebabkan jantung berdebar-debar.
Baca juga: Tanda-tanda Ibu Hamil Mengalami Hipertensi, Dokter Spesialis Kandungan Beri Penjelasan
Ketika jantung berdebar-bedar tanpa kontrol emosi, yang tadinya tensi normal bisa langsung naik menjadi hipertensi.
"Marah-marah atau emosi bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya tensi tinggi," ungkap dr. Bambang.
"Pada ibu hamil yang memiliki tensi normal, kondisi ini akan kembali normal lagi setelah emosi mereda."
"Tapi jika ibu hamil cenderung memiliki tensi yang tinggi, emosi ini akan memperberat tensi yang tidak terkontrol," lanjut dr. Bambang.

dr. Bambang menjelaskan, selain emosi yang tidak terkontrol, stres juga bisa memperberat kejadian hipertensi.
Oleh sebab itu, sebaiknya sebisa mungkin ibu hamil mengontrol emosinya dan mengontrol stresnya.
"Stres pada ibu hamil yang tidak terkontrol, dikasih obat apa pun tetap akan cenderung kambuh," terang dr. Bambang.
"Jadi yang pertama harus dikontrol stresnya, yang kedua diberikan obat-obatan untuk menurunkan tensi."
Baca juga: Kontrol Kehamilan Secara Rutin Bisa Cegah Kelahiran Prematur, Dokter Obstetri & Ginekologi Jelaskan
"Pilihan obat ini nanti tergantung dari masing-masing dokter yang menanganinya," lanjut dr. Bambang.
Hipertensi dapat menyebabkan ibu hamil sulit tidur, yang bisa memengaruhi kondisi kesehatannya.
Karena itu, pentingnya mengelola stres dan emosi saat kehamilan, serta cukupi kebutuhan istirahat minimal 8 jam seharinya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG dalam tayangan YouTube Tribun Heath.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 7 Buah yang Sebaiknya Tidak Dikupas, Kandungan Nutrisi Bisa Terbuang