TRIBUNHEALTH.COM - Ternyata banyak individu di sekitar kita yang mengalami anemia.
Anemia bisa terjadi akibat sel darah merah atau hemoglobin di dalam tubuh rendah.
Anemia bisa terjadi karena berbagai faktor, di antaranya kurang vitamin, mieral dan juga zat besi.
Banyak remaja yang mengalami anemia.
Adakah perbedan anemia pada remaja dan anemia pada bayi dan orang dewasa?
Dokter umum, dr. Maria Dorothea Irene menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai perbedaan anemia pada bayi, remaja dan orang dewasa.

Baca juga: Mengenal Anemia pada Remaja, Penyakit Tersembunyi yang Mengganggu Aktivitas Sehari-hari
Rupanya anemia bisa juga terjadi pada remaja.
Namun, banyak yang ingin tau perbedaan anemia pada remaja, bayi dan orang dewasa.
dr. Irene menuturkan bahwa perbedaan anemia berdasarkan dari penyebab dan kriteria anemia itu sendiri.
Penyebabnya macam-macam. Misalkan pada bayi yakni akibat kelainan bawaan, ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak.
Anemia bisa terjadi dari masa kehamilan sampai masa menyusui.
"Kalau perbedaan itu lebih ke penyebab dan kriteria anemia," kata dr. Irene.
"Kalau penyebab, mungkin bermacam-maca. Misalkan bayi itu bisa karena mungkin dari kelainan bawaan atau mungkin ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak, ini bisa terjadi dari masa kehamilan sampai masa menyusui. Biasanya anaknya itu kuning selain anemia."
Baca juga: Dokter Hafi, Apa Defisini dari Hamil di Luar Kandungan?
Anemia pada bayi kata dr. Irena bisa karena bayi tersebut tidak mampu memproduksi sel darah merah.
"Kemudian juga bisa karena bayi itu tidak bisa memproduksi sel darah merah," sambungnya.
Kata dr. Irena,pada balita, mungkin hal ini karena anak mulai pilih-pilih makan atau sering jajan, sehingga kurang nutrisi dan terjadi anemia.
"Kalau misalkan pada balita, agak naik dikit, itu biasanya udah mulai ada drama balita sulit makan, pilih-pilih makan, atau mungkin sering jajan."
" Atau malah kebanyakan maunya memang susu tapi gak mau makanan seperti makanan padat lainnya, makanan kaya gizi. Maka dari itu terjadi kurang nutrisi dan terjadi anemia," lanjutnya.
Sedangkan pada remaja, dr. Irene menyampaikan bahwa anemia ini akibat kekurangan zat besi atau kekurangan zat gizi mikro.

Baca juga: Bidan May, Bisa Dijelaskan Mengenai Prenatal Yoga dan Apa Manfaatnya utuk Ibu Hamil?
"Kalau masa remaja biasanya disebabkan karena kekurangn zat besi ataupun kekurangan zat gizi mikro lainnya."
"Ini terjadi karena remaja itu kan udah mulai beli makanan sendiri, jajan di luar atau malah lebih banyak makan di luar dibandingkan di rumah. Jadi bisa terjadi kekurangan zat gizi," sambungnya.
dr. Irene menuturkan, berbicara mengenai anemia defisiensi atau kekurangan zat besi, maka hal ini akibat pola makan yang salah dan kurangnya pengetahuan gizi.
"Kalau kita ngomongin anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi bisa karena zat besinya kurang, pola makan yang salah, atau pun bisa karena kurangnya pengetahuan gizi."
"Remaja itu biasanya, makan yang penting itu kenyang, belum tentu giiznya itu tercukupi," tuturnya.
"Kemudian juga yang sering terjadi adalah sering melewatkan jam makan."
Baca juga: 9 Makanan Bergizi yang Harus Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester Pertama
"Remaja-remaja itu kadang gak merasa lapar. Waktunya sarapan di suruh sarapan gak mau dan milih sering jajan. Gak memikirkan juga yang dimakan ini sebenarnya gizinya ini bagus tidak untuk tubuhnya," katanya.
dr. Irene menegaskan jika remaja rentan anemia akibat infeksi, imunodefisiensi hingga kelainan bawaan.
"Remaja juga rentan terkena anemia karena penyakit akibat infeksi. Bisa juga karena imunodefisiensi yang banyak muncul terjadi pada remaja. Anemia bisa juga karena kelainan bawaan," pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Dorothea Irene. Seorang dokter umum RS Brayat Minulya, Surakarta.
Cek berita dan artikel kesehatan lainnya di