TRIBUNHEALTH.COM - Muntaber adalah akronim dari muntah dan berak, yaitu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami gejala suatu penyakit berupa muntah dan buang air besar berulang.
Muntaber merupakan gejala yang umum terjadi ketika seseorang mengalami masalah pada saluran pencernaan.
Meski biasanya ringan dan bisa diatasi di rumah, kondisi ini bisa berkembang dan butuh perhatian medis terutama bila terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun.
Baca juga: Dokter, Jika Penderita Muntaber Terlambat Ditangani, Hal Buruk Apa Saja yang Bisa Terjadi?
Anak-anak yang mengalami penyakit muntaber membutuhkan perhatian khusus dari orang tua, karena bisa menyebabkan dehidrasi.
Berbicara mengenai muntaber, terdapat pertanyaan yang disampaikan pada Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi.

Pertanyaan:
Dokter, saat muntaber terkadang nafsu makan pada anak cenderung menurun.
Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang sulit makan saat muntaber dan pasca muntaber?
Ratna, Karanganyar.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A (K) menjawab:
Pada anak yang mengalami penyakit muntaber, tentunya kita harapkan makanan yang dikonsumsi tidak seperti biasanya saat sedang tidak sakit.
Jadi berikan makanan ringan yang mudah dicerna, seperti bubur, nasi yang lembek dengan sup, atau buah-buahan yang lembut.
Hindari makanan yang berlemak dan makanan yang pedas.
Baca juga: Dokter, Apakah Anak yang Muntaber Boleh Diberikan Probiotik? dr. Olga Beri Penjelasan
Kemudian berikan jeda antara makan dan minum supaya anak tidak muntah.
Berikan juga makanan yang disukai oleh anak-anak dan yang pasti makanan itu harus bernutrisi.
Ketika kondisi ini kesabaran orang tua diuji sekali dan kreativitas orang tua juga diuji.
Jangan sampai anak mengalami tekanan atau paksaan, yang akhirnya bisa menyebabkan anak trauma atau GTM (gerakan tutup mulut).
Baca juga: Apakah Seorang Anak Perlu Dibawa ke IGD Saat Menderita Muntaber Dokter? Begini Jawaban dr. Olga
Ketika kondisi sedang sakit, berikan waktu istirahat yang cukup untuk anak.
Yang tadinya sehari tiga kali makan dengan porsi yang besar, ketika anak sakit cobalah untuk memberikan makan lebih sering, tapi porsinya lebih sedikit.
Lambung itu akan kosong setelah 2-3 jam, jadi jangan terus dipaksa untuk terus diberikan makan, karena bisa menyebabkan muntah.
Berikan sedikit, nanti 2-3 jam berikan lagi.
Jadi harus sering tapi dengan porsi yang sedikit.

Profil dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A (K)
dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A (K) merupakan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi.
Sub Program Spesialis Hematologi Onkologi Departemen Pediatri tersebut, berhasil ia peroleh setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang ia tempuh selama 1 tahun sejak 2016.
Tepat satu tahun sebelumnya, dirinya juga telah menjalankan Fellowship of International Hemophilia Treatment Centre, Pusat Darah Negara, di Kuala Lumpur, Malaysia.
Gelar spesialis anak ia dapatkan setelah menyelesaikan pendidikan selama 5 tahun (2007-2012) di Departemen Pediatri, Universitas Sumatera Utara.
Baca juga: Profil Olga Rasiyanti Siregar, Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi dari Medan
Serta sebelumnya pada 2007-2010 ia mengejar gelar Magister Kedokteran Klinis setelah lulus dari Fakultas Kedokteran di universitas yang sama.
Wanita yang banyak menghabiskan masa kecil di Medan ini, aktif mengikuti kegiatan seminar di berbagai wilayah Indonesia hingga luar negeri.
Mulai dari Medan, Bali, Jambi, Lombok, Jakarta, Jogja, Semarang, Manado, Aceh, Bandung, Bogor, Banten, Batam, hingga Kuala Lumpur, Malaysia.
Dari daftar riwayat hidup yang diterima oleh TribunHealth, dr. Olga diketahui telah memiliki berbagai pengalaman menulis makalah/presentasi dan menjadi pembicara.
Kini ia tergabung sebagai anggota organisasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Baca juga: 9 Manfaat Konsumsi Makanan Seimbang, Bagus untuk Kesehatan Mental hingga Cegah Penyakit Kronis
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)