TRIBUNHEALTH.COM - Mencukupi kebutuhan cairan penting untuk dilakukan agar tubuh tidak dehidrasi.
Dehidrasi adalah kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi.
Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara normal.
Tak hanya itu, dehidrasi juga dikaitkan dengan lonjakan gula darah, lantas benarkah hal tersebut?
Baca juga: Camilan Larut Malam Terbaik untuk Mengatasi Resistensi Insulin, Cocok untuk Penderita Diabetes

Hubungan Dehidrasi dan Gula Darah
Dehidrasi adalah faktor risiko hiperglikemia, terutama di antara mereka yang mengidap diabetes.
Dehidrasi membuat darah Anda lebih pekat, dan dapat mengubah hormon yang terkait dengan kontrol gula darah.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan, seiring berjalannya waktu, dehidrasi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan ini.
Baca juga: Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan untuk Penderita Diabetes, Dapat Mencegah Gula Darah Melonjak Tinggi
Alasan Dehidrasi Dapat Meningkatkan Kadar Gula Darah
Dilansir dari EatingWell, berikut ini beberapa alasan dehidrasi dapat meningkatkan kadar gula darah.
1. Dehidrasi meningkatkan kosentrasi glukosa dalam darah
Menurut Nastional Institutes of Health (NIH), kadar gula darah pada dasarnya adalah pengukuran kosentrasi glukosa dalam darah.
Kadar ini meningkat pada penderita diabetes karena insulin, hormon yang membantu memindahkan glukosa dari sel-sel tubuh, tidak berfungsi dengan baik atau tubuh tidak memproduksi cukup insulin.
Saat Anda mengalami dehidrasi, darah Anda mungkin menjadi lebih pekat karena tubuh Anda memiliki lebih sedikit cairan untuk bekerja.

2. Dehidrasi mempengaruhi hormon terkait kontrol glikemik
Selain insulin, hormon lain mungkin berperan dalam pengendalian glikemik.
StatPearl mencatat, vasopresin adalah hormon yang dikenal karena perannya dalam mengatur tekanan darah dan keseimbangan osmotik, sekresinya dipengaruhi oleh status hidrasi.
Sebuah penelitian dalam Diabetes Care menemukan bahwa vasopresin juga dapat berperan dalam pengaturan gula darah.
Uji coba pada tahun 2017 di Nutrition Research menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 tidak minum cukup air selama tiga hari saja memiliki hasil yang lebih buruk pada tes toleransi glukosa oral dibandingkan mereka yang terhidrasi dengan baik.
Para peneliti mencatat bahwa hal ini sebagian dimediasi oleh hormon stres kortisol.
Hormon ini dapat menyebabkan glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, yang menyebabkan kadar gula darah tinggi.
Baca juga: Daftar 10 Makanan Beku yang Bagus untuk Menurunkan Gula Darah, Cocok Dikonsumsi Penderita Diabetes
Penderita Diabetes Mungkin Memilih Kebutuhan Cairan Lebih Tinggi
Sering buang air kecil dapat menjadi gejala hiperglikemia, menurut NIH.
Hal ini dapat menyebabkan lingkaran setan dehidrasi lebih lanjut pada mereka yang menderita diabetes.
Sebuah studi tahun 2018 dalam Annals of Nutrition and Metabolism yang menilai hidrasi selama aktivitas fisik di antara orang-orang dengan diabetes tipe 1 menemukan bahwa peserta masih merasa haus setelah minum air yang cukup menurut pedoman nutrisi olahraga.
Pada penulis mencatat, tidak jelas mengapa mereka yang penderita diabetes tipe 1 memiliki kebutuhan cairan lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Namun ada satu penjelasan bahwa buang air kecil yang berlebihan menyebabkan kehilangan cairan lebih banyak.
Baca juga: Pentingnya Olahraga untuk Menjaga Kesehatan Jantung, Ini Manfaat yang Didapatkan
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)