TRIBUNHEALTH.COM - Stretch mark merupakan guratan yang sering nampak pada bagian tubuh yang banyak mengandung lemak.
Bagian tubuh yang rentan terjadi stretch mark antara lain seperti di payudara, perut atas, lengan atas, paha, dan bokong.
Guratan ini mulanya berwarna merah, merah muda, hingga ungu, yang lama kelamaan berubah menjadi warna putih keabuan.
Meskipun kondisi ini terbilang cukup normal, namun banyak orang yang terganggu ketika stretch mark muncul pada kulit.
Baca juga: Apakah Sering Menggaruk Kulit Bisa Menyebabkan Timbulnya Stretch Mark Dok?

Terdapat suatu pertanyaan yang diajukan kepada Dokter Estetika Dermalogia Gading Serpong, dr. Irmadani Intan Pratiwi tentang stretch mark.
Pertanyaan tersebut adalah, "Dokter, adakah kebiasaan yang bisa memicu terjadinya atau terbentuknya stretch mark?
Menanggapi hal tersebut, Dokter Estetika Dermalogia Gading Serpong, dr. Irmadani Intan Pratiwi menjelaskan jawabannya dalam tayangan Beauty Health.
Menurut dr. Irma, stretch mark ini ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu adanya peregangan pada kulit berlebih atau elastisitas kulit yang buruk.
"Jadi kadang-kadang elastisitas kulitnya bagus, meregang seberapa pun besarnya tidak muncul stretch mark juga bisa."
"Atau pun kebalikannya, peregangannya sedikit, tapi elastisitas kulitnya buruk, itu juga bisa tetap terbentuk stretch marknya," jelas dr. Irma.
Baca juga: Apakah Stretch Mark Bisa Timbul pada Laki-laki atau Hanya Terjadi pada Perempuan Saja Dok?
Cara Mengatasi Elastisitas Kulit Agar Tetap Baik
dr. Irma menjelaskan cara untuk mengatasi elastisitas kulit agar tetap baik dan terhindar dari stretch mark.
"Elastisitas kulit itu dipengaruhi oleh struktur di kulit yang namanya elastin dan kolagen, jadi kita bisa menjaga supaya elastin dan kolagen kita itu tetap baik."
Menurut dr. Irma, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kenapa elastin dan kolagen itu berkurang atau menyebabkan stretch mark gampang muncul.
"Pertama adalah genetik, kalau genetik itu jelas kita tidak bisa modifikasi. Jadinya itu tidak bisa dianggap sebagai kebiasaan, dan sudah didapatkan dari orangtua atau genetik."
"Kedua adalah penyakit bawaan, ada penyakit yang menyebabkan elastisitas kulit itu buruk, contohnya penyakit yang disebut dengan cushing syndrome."
"Jadi pada tubuhnya menyebabkan si elastin itu rendah, sehingga elastisitas kulitnya buruk."
"Penderita ini tidak perlu mengalami pergangan kulit, sudah bisa muncul stretch mark dengan sendirinya."
Baca juga: Stretch Mark Rentan Terkena pada Ibu Hamil, Apakah Bisa Hilang Pasca Kehamilan?

Baca juga: Bagian Tubuh Mana Saja yang Rentan Timbul Stretch Mark? Simak Penjelasan Dokter Estetika
"Ketiga adalah penggunaan kortikosteroid, baik secara yang diminum atau yang dioles dan biasanya pada lotion-lotion dengan klaim memutihkan, tapi tidak legal."
"Jadi banyak lotion-lotion yang tidak legal, dan mengandung steroid itu tadi dan bisa merusak elastisitas kulit, jadinya akan muncul stretch mark tanpa adanya peregangan kulit."
"Berarti kebiasaan yang bisa diubah adalah yang tadinya pakai jadi tidak pakai supaya tidak muncul stretch marknya, karena itu efek samping yang tidak bisa dihilangkan."
"Keempat adalah konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Kita tahu sebenarnya bahwa alkohol atau rokok itu banyak efek buruknya, termasuk ke elastisitas kulit."
"Kalau kita ingin elastisitas kulit baik, kita juga harus mengonsumsi makanan-makanan yang sehat, olahraga yang teratur, dan menghindari yang buruk-buruk seperti radikal bebas, rokok, dan alkohol," jelas dr. Irma.
Baca juga: 9 Cara Mudah Melembapkan Kulit, Bikin Kulit Lebih Bercahaya dan Sehat
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)