Pertanyaan:
“Apakah ada risiko komplikasi setelah khitan?”
(Jurnalis TribunHealth dalam Healthy Talk “Khitan yang Nyaman dengan Metode yang Tepat”)
Jawaban Dokter Spesialis Bedah RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Utama, Sp.B:
“Iya, komplikasi yang paling sering adalah perdarahan.
Kalau perdarahannya bisa keluar nanti kita bisa atasi, tapi yang paling sering perdarahannya itu masih di dalam kulit penis.
Yang namanya kalau Jawa istilahnya ‘gendelen’ ya, itu yang paling sering.
Kalau yang lain itu memang… kalau kepotong penisnya gitu itu sebetulnya jarang sekali, makanya ada metode-metode tertentu sehingga kepala penis itu tidak terpotong gitu, ada tekniknya.”
Saksikan penjelasan lengkapnya di sini:
4 Manfaat Sunat untuk Anak Laki-laki
Sunat merupakan prosedur untuk memotong kulup atau ujung kulit yang menutupi kepala penis pada pria.
Sunat atau khitan tidak hanya dianjurkan dari segi agama, melainkan juga dari segi medis.
Bahkan, sunat dinilai memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.
Misalnya dapat mencegah fimosis, mengurangi kemungkinan infeksi, hingga mengurangi kanker serviks pada pasangan saat sudah berumah tangga.
Melansir Kompas.com, berikut ini berbagai manfaat sunat dan waktu terbaik untuk melakukannya.
Baca juga: 7 Fakta Kangkung, Sayuran Kaya Nutrisi yang Bagus Dikonsumsi oleh Ibu Hamil
Cegah fimosis
Manfaat sunat yang pertama adalah mencegah fimosis.
Fimosis merupakan kondisi ketika kulup penis tidak bisa ditarik ke belakang.
Jika dibiarkan begitu saja, fimosis juga berisiko menyebabakan radang kepala penis atau balanitis.
Cegah risiko infeksi saluran kemih
Saluran kemih dapat memicu masalah ginjal.
Kabar baiknya, sunat dapat meminimalisir risiko ini.
Pasalnya penis yang disunat lebih mudah dibersihkan sehingga tidak menjadi sarang bakteri.
Cegah kanker penis
Sekali lagi, sunat dapat meningkatkan kebersihan area genital pria.
Dengan demikian, hal ini juga dapat mengurangi risiko kanker penis.
Cegah kanker serviks pada pasangan
Sunat juga bermanfaat bagi pasangan saat sudah berumah tangga.
Penis yang cenderung bersih pada orang yang disunat memiliki kesehatan yang lebih terjamin sehingga tidak menularkan bakteri ke leher rahim.
Baca juga: 5 Keunggulan Buah Duku untuk Kesehatan, Ramah untuk Penderita Diabetes
Waktu sunat yang tepat
Waktu paling ideal untuk sunat adalah saat masih bayi.
Anak cenderung belum memiliki rasa takut saat masih bayi sehingga mudah untuk dilakukan prosedur dan tidak menyebabkan trauma.
Proses penyembuhan sunat pada usia bayi juga cenderung lebih cepat dibanding saat remaja atau dewasa.
Terlebih lagi kini banyak metode sunat yang tersedia.
Pada orang yang mengalami fimosis atau infeksi pada saluran kemih, sunat idealnya perlu dilakukan segera.
Namun pastikan Mom sudah konsultasi dengan dokter untuk melihat kondisi buah hati.
(TribunHealth.com)