TRIBUNHEALTH.COM - Tahu adalah protein berbahan dasar kacang kedelai yang berubah menjadi cair setelah direndam, dimasak, dan dihancurkan.
Dengan bantuan koagulan, cairan tersebut mengental menjadi tahu, makanan bebas susu, gluten, dan kolesterol yang populer di kalangan vegan dan mereka yang memiliki pola makan khusus.
Tahu sering digunakan sebagai pengganti daging dan mengandung banyak protein tetapi rendah lemak, natrium, dan karbohidrat.
Tahu sangat serbaguna, meskipun tidak memiliki banyak rasa, tapi dapat menyerap rasa apa pun yang Anda masak dengannya.
Baca juga: 5 Manfaat Jamur Shitake, Lengkap dengan Kandungan Nutrisi dan Cara Membersihkannya

Baca juga: 6 Manfaat Tauge yang Jarang Disadari, Kaya Antioksidan dan Memiliki Indeks Glikemik Rendah
Fakta Nutrisi Tahu
Dilansir dari Verywell Fit, berikut ini fakta nutrisi setengah cangkir (126 g) tahu mentah dan padat yang disediakan oleh USDA.
- Kalori : 181
- Lemak : 11g
- Natrium : 17,6 mg
- Karbohidrat : 3,5g
- Serat : 2,9g
- Proteinnya : 21,8 gram
- Kalsium : 861mg
- Mangan : 1,5mg
- Selenium : 21,9mcg
- Zat besi : 3,4mg
Kalori dalam tahu bervariasi menurut jenisnya, tetapi setengah cangkir tahu padat akan menyediakan sekitar 181 kalori.
Itu sekitar 144 kalori per 100g. Satu porsi tahu sutra seberat 100g mengandung sekitar 55 kalori.
Baca juga: 5 Susu Alternatif Pengganti Susu Sapi, Tidak Kalah Nikmat dengan Susu Sapi
Manfaat Makan Tahu untuk Kesehatan
Makanan kedelai seperti tahu mengandung isoflavon, fitoestrogen yang mirip dengan hormon estrogen, dan dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu.
1. Meredakan gejala menopause
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan kedelai seperti tahu dapat membantu meredakan rasa panas yang sering dialami selama menopause.
Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa isoflavon kedelai dapat membantu selama periode perimenopause untuk memperbaiki gejala fisik dan psikologis yang sering dialami wanita.
2. Mencegah kanker tertentu
Meskipun penelitian masih dalam tahap awal dan belum konklusif, ada beberapa bukti bahwa isoflavon dapat membantu mencegah kanker tertentu, termasuk kanker payudara dan prostat.
Peneliti mulai menyelidiki hubungan tersebut karena tingkat kanker payudara dan prostat jauh lebih tinggi di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Negara tersebut adalah tempat asupan kedelai rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia, tempat asupan kedelai tinggi.
Sebuah studi tahun 2020 di Tiongkok menunjukkan bahwa asupan kedelai dalam jumlah sedang tidak terkait dengan risiko kanker payudara di kalangan wanita Tiongkok.
Tetapi asupan kedelai yang lebih tinggi dapat memberikan beberapa manfaat pencegahan.
Tinjauan penelitian tahun 2018 menemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan asupan kedelai dan penurunan risiko kanker prostat.
Namun, para peneliti terus mengatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk sepenuhnya memahami hubungan antara makanan kedelai dan risiko kanker.
Baca juga: Daftar Makanan Tinggi Karbohidrat yang Baik Dikonsumsi untuk Gantikan Nasi Putih

Baca juga: Daftar Buah Berprotein Tinggi, Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
3. Mengurangi risiko penyakit jantung
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berbahan kedelai berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menemukan bahwa pola makan yang kaya akan produk kedelai, seperti tahu, dapat menurunkan risiko penyakit jantung pada pria dan wanita.
Menurut penelitian selama 20 tahun, pria dan wanita yang mengonsumsi tahu setidaknya seminggu sekali memiliki risiko lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi kedelai kurang dari sebulan sekali.
4. Mencegah osteoporosis
Menurut beberapa penelitian, makanan kedelai dapat membantu mencegah osteoporosis.
Satu tinjauan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food mengevaluasi bagaimana isoflavon kedelai dapat memberikan efek khusus pada tulang.
Tahu yang kaya akan isoflavon digunakan dalam beberapa suplemen makanan terbaik untuk kesehatan tulang.
Para peneliti tersebut menemukan bukti dari studi epidemiologi bahwa asupan kedelai dapat membantu mengurangi kehilangan tulang akibat menopause dengan mengurangi resorpsi tulang dan merangsang pembentukan tulang.
Namun, mereka menyimpulkan bahwa hubungan tersebut masih belum jelas, dan diperlukan lebih banyak bukti.
Baca juga: Keuntungan Rutin Melakukan Pilates, Meningkatkan Kekuatan Otot hingga Kualitas Hidup
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)