TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat, pernahkah Anda mendengar kasus tekanan darah tinggi pada ibu hamil?
Ya, beberapa wanita ada yang mengalami tekanan darah tinggi saat mengandung.
Tentunya, tekanan darah tinggi saat hamil tidak bisa dianggap sepele.
Namun, banyak yang belum tahu penyebab dari tekanan darah tinggi saat hamil
Bagaimana untuk menilai suatu hipertensi?
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai cara menilai hipertensi.

Baca juga: Sederet Dampak Stres pada Remaja, Jangan Disepelekan
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil tidak bisa dianggap sepele.
Dijelaskan oleh dr. Bambang bahwa cara menilai hipertensi jika tekanan darah minimal 140/90. Apalagi misalnya terjadi kenaikan tensi 160/90 perlu diwaspadai.
"Suatu hipertensi bila tekanan darahnya itu minimal 140/90 itu sudah dikatakan suatu hipertensi," tutur dr. Bambang Ekowiyono.
"Apalagi misalnya terjadi kenaikan tensi 160/90 kita perlu waspada," lanjutnya.
Apa saja faktor risiko terjadinya hipertensi?
dr. Bambang Ekowiyono menuturkan bahwa terjadinya hipertensi pada kasus pre-eklamsia ini salah satunya karena adanya riwayat pre-eklamsia pada keluarga.
Baca juga: Ini Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil
Ia menegaskan bahwa hal tersbut bisa mempengaruhi peningkatan tensi.
"Terjadinya suatu hipertensi biasanya pada kasus-kasus pre-eklamsi salah satunya memang ada riwayat pre-eklamsia pada keluarganya. Itu juga bisa mempengaruhi peningkatan tensi," kata dr. Bambang Ekowiyono.
Lanjut, dijelaskan oleh dr. Bambang Ekowiyono bahwa adanya penyakit metabolik pada ib hamilu juga menjadi faktor risiko tekanan darah tinggi.
Penyakit metabolik tersebut misalnya seperti DM (diabetes melitus) atau ibu hamil tersebut memamng memiliki riwayat hipertensi.
"Kemudian memang ada suatu penyakit metabolik pada ibunya. Misalnya ada DM ataupun ibu hamil itu memang ada riwayat hipertensi sebelumnya. Itu juga bisa menyebabkan terjadi hipertensi pada kehamilan," sambungnya.
Baca juga: Jus Bit untuk Hipertensi: Bantu Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
Dijelaskan oleh dr. Bambang bahwa tekanan darah pada ibu hamil saat pemeriksaan bisa normal maupun tidak normal.
Ia menuturkan, kejadian ini bisa terjadi pada ibu hamil dengan tekanan darah normal dan perdefinisi disebut dengan Hipertensi Gestasional.
"Jadi ibu hamil, dari pemeriksaan itu tekanan darahnya bisa normal ataupun tidak," ujar dr. Bambang Ekowiyono.
"Nah kejadian tekanan darah tinggi ini bisa terjadi pada seorang ibu hamil dengan tekanan darah normal, yang perdefinisi bisa terjadi yang namanya Hipertensi Gestasional," lanjutnya.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Bambang Ekowiyono menjelaskan, hipertensi gestasional adalah kondisi dimana tekanan darah meningkat pada usia kehamilan 20 minggu.
Baca juga: 5 Tips dan Manfaat Puasa Sehat bagi Penderita Hipertensi
Pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan tensi saat trimester pertama hasilnya normal. Namun, di trimester kedua dan ketiga terjadi peningkatan tensi, hal ini kata dr. Bambang disebut dengan hipertensi gestasional.
"Jadi suatu kondisi di mana tekanan darah itu meningkat pada usia kehamilan 20 minggu. Itu yang disebut hipertensi gestasional," imbuhnya.
"Pada ibu hamil saat trimester pertama, kadang-kadang dilakukan pemeriksaan tensinya normal. Kemudian kok trimester kedua, ketiga terjadi peningkatan tensi. Lha itu dinamakan suatu hipertensi gestasional," jelas dr. Bambang.
"Jadi suatu kondisi di mana terjadi kenaikan tekanan darah pada usia kehamilan 20 minggu," tutur dr. Bambang
Lanjut, dr. Bambang menegaskan jika hal ini harus ditelaan apakah terdapar proteinuria.
Baca juga: 5 Manfaat Mengkudu: Mengurangi Tekanan Darah Tinggi hingga Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Proteinuria ialah ditemukannya protein pada urin.
Jika hasilnya positif ditemukan protein pada urin, berarti menandakan hipertensi dengan pre-eklamsia.
Lebih lanjut, hipertensi gestasional kata dr. Bambang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu, namun setelah persalinan tensi kembali normal.
"Ini pun perlu dilakukan telaah, apakah ada suatu proteinuria. Jadi proteinuria adalah dari pemeriskaan laboratorium, pada urine ditemukan adanya suatu protein," ujarnya.
"Kalau ditemukan hasilnya positif, itu menandakan suatu hipertensi dengan pre-eklamsia. Jadi itu disebut dengan suatu pre-eklamsia. Kalau hipertensi gestasional, itu terjadi peningkatan darah pada usia kehamilan 20 minggu. Tapi setelah persalinan, dia kembali normal lagi." terang dr. Bambang.
Ini disampaikan pada channel Youtube TribunHealth bersama dengan dr. Bambang Ekowiyono Sp.OG. Seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)