TRIBUNHEALTH.COM - Stres merupakan tekanan mental pada seseorang.
Umumnya, seseorang mengalami stres saat berada di bawah tekanan ataupun merasa kesulitan menghadapi sesuatu.
Tentunya stres bisa dialami oleh siapa saja.
Bukan hanya orangtua, rupanya stres pun bisa dialami oleh remaja.
Seringkali stres pada remaja tidak disadari, bahkan cenderung diabaikan.
Jika demikian, maka bisa menyebabkan kondisi mental semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya dibutuhkan strategi pengelolaan stres yang benar.
Baca juga: 7 MakananTinggi Purin Wajib Dihindari Jika Tak Ingin Mengalami Asam Urat
Sejauh apa dampak stres pada remaja, di samping adanya depresi?
Psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai dampak stres pada remaja.
Stres bisa dialami siapa saja yang berada di bawah tekanan.
Tanpa disadari, rupanya stres pada remaja bisa berdampak negatif.
Psikolog Adib Setiawan menuturkan bahwa dampak stres pada remaja salah satunya adalah depresi.
Ia melanjutkan, selain depresi dampak lainnya bisa saja mengalami kecemasan.
Baca juga: 9 Khasiat Rebung Bambu untuk Kesehatan: Turunkan Kolesterol hingga Jaga Tekanan Darah
Bukan hanya itu saja, dampak lain dari stres pada remaja bisa saja mengalami bipolar, skizofrenia hingga pengangguran.
"Dampaknya salah satunya depresi. Selanjutnya bisa saja mengalami kecemasan. Yang ketiga bisa saja mengalami bipolar, skizofrenia juga bisa, pengangguran juga bisa," kata psikolog Adib Setiawan.
Lanjut, dikatakan psikolog Adib, sebenarnya dampak-dampak stres pada remaja cukup banyak.
Maka dari itu, mumpung masih muda, psikolog Adib menyarankan sebaiknya segera datang ke psikolog.
"Banyak, dampak-dampak negatifnya cukup banyak," lanjutnya.
"Jadi, mumpung masih remaja sebaiknya segera datang ke psikolog," sambungnya.
Baca juga: 5 Buah Kaya Serat dan Antioksidan Ini Baik untuk Menurunkan Kadar Kolesterol
Biasanya apa yang dilakukan oleh psikolog dalam menangani stres?
Apabila orangtua mengetahui tanda-tanda bahwa remaja mulai mengalami stres, tentunya harus segera melakukan tindakan agar stres tersebut tidak berlanjut lebih parah.
Remaja yang mengalami stres memang perlu ke psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Psikolog Adib Setiawan menuturkan, tindakan yang dilakukan, pertama adalah mendengarkan, kedua edukasi dari orangtua seperti faktor pola asuh, anak terlalu dimanja atau karena anak kurang keterampilan.
"Yang pertama adalah mendengarkan. Yang kedua ada edukasi dari orangtua. Apakah ini karena faktor pola asuh, karena anak terlalu dimanja. Apa anak kurang dapat keterampilan di luar sana," ujar psikolog Adib Setiawan.
Baca juga: Ini Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil
Ia menuturkan, kadang beberapa anak ada yang belum bisa naik sepeda dan jjarang berolahraga. Tentunya hal ini menjadi keterampilan yang harus dikuasai oleh remaja.
Lanjut, jika anak tidak menguasai satu pun keahlian, kata Adib Setiawan bisa berdampak pada rasa percaya dirinya.
"Kadang kala ada beberapa anak yang naik sepeda belum bisa, jarang olahraga. Nah ini kan keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh seorang remaja," imbuhnya.
"Kalau anak tidak menguasai satu pun keahlian, itu juga bisa berdampak pada rasa percaya diri anak," sambungnya.
Selanjutnya, kata psikolog Adib Setiawan terdapat teknik lain seperti metode psikoterapi.
Baca juga: Usia Berapa Mulai Dianjurkan untuk Treatment Hydrafacial?
Metode psikoterapi seperti kognitif behavior terapi, ada client center therapy, ada family theraphy, ada hypnoterapi.
Tentunya penanganan tersebut disesuaikan dengan kondisi remaja dan berat kecilnya masalah yang dihadapi.
Psikolog Adib berpesan, jika remaja memang mengalami masalah, sebaiknya segera konsultasi ke psikolog.
"Kemudian ada lagi teknik-teknik lain misalnya dengan metode psikoterapi. Dalam psikoterapi itu ada kognitif behavior terapi, ada client center therapy, ada family theraphy, ada hypnoterapi," jelas Adib Setiawan.
"Tentunya disesuaikan dengan kondisi remaja atau berat kecil masalah yang dialami oleh seorang remaja. Mumpung masih remaja, kalau memang mengalami masalah, segera ke psikolog."pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan Adib Setiawan, Sp.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia.
(TribunHealth.com/PP)