TRIBUNHEALTH.COM - Waktu makan terbaik dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu, gaya hidup, dan preferensi pribadi.
Banyak ahli merekomendasikan untuk tidak melewatkan sarapan, karena ini memberi energi yang diperlukan untuk memulai hari dengan baik.
Sarapan idealnya terdiri dari campuran karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat.
Sementara untuk makan siang sebaiknya diperoleh sekitar setengah hari setelah sarapan, memberikan energi tambahan saat tubuh membutuhkannya.
Pastikan makan siang sobat sehat mengandung nutrisi yang seimbang untuk menjaga konsentrasi dan produktivitas.
Baca juga: Cara Daftar Penerimaan Polri 2024, Ini Syarat, Alur dan Link Pendaftaran

Untuk makan malam sebaiknya tidak terlalu berat, karena tubuh cenderung kurang aktif di malam hari.
Pilih makanan ringan yang mudah dicerna untuk memastikan tidur malam yang nyaman.
Menyediakan makanan ringan yang sehat di antara waktu makan utama bisa membantu menjaga energi dan mencegah rasa lapar berlebihan.
Makanan ringan sebaiknya rendah gula tambahan dan tinggi serat.
Sebuah pandangan baru terkait dengan pola makan yang seringkali dianggap sebagai prinsip dasar kesehatan telah diungkapkan oleh dr. Zaidul Akbar, seorang praktisi medis yang dikenal melalui saluran YouTube-nya.
Dalam sebuah tayangan yang diposting pada 18 Februari 2024, dr. Zaidul Akbar mengajukan pertanyaan kritis, "Jadi makanannya kapan, dok?".
Dalam penjelasannya, dr. Zaidul Akbar menyoroti bahwa makan seharusnya tidak hanya dilakukan secara rutin tanpa mempertimbangkan kebutuhan tubuh.
Baca juga: Cara Cek Nomor Pendaftaran Pengumuman SNBP 2024, Jadi Salah Satu Dokumen untuk Daftar Ulang di PTN
Ia menegaskan bahwa makanan seharusnya dikonsumsi hanya jika diperlukan, bukan hanya karena waktu makan telah tiba.
"Kalau perlu ya makan, kalau enggak perlu ya nggak usah makan, ngapain makan?" tegasnya.
Menurut dr. Zaidul Akbar, tubuh manusia memiliki kemampuan untuk melakukan detoksifikasi dengan lebih baik dalam keadaan puasa atau tidak makan.

Ini menantang pemahaman umum yang sering mengaitkan makanan dengan kesehatan.
"Saya tidak melihat ada anjuran makan tiga kali sehari dalam buku gizi manapun," katanya.
Dalam mengutip kata-kata Nabi, dr. Zaidul menjelaskan bahwa makan seharusnya dilakukan secara bijaksana, dengan memperhatikan perbandingan antara makanan dan minuman, serta memahami tujuan sejati dari makanan itu sendiri.
"Makan itu bukan untuk kenyang.
Cukuplah makan itu untuk menegakkan tulang sulbimu atau tulang rusukmu, sehingga kau bisa beribadah," jelasnya.
Baca juga: 7 Manfaat Daun Kelor, Efektif Cegah Diabetes dan Turunkan Kolesterol
Pandangan baru ini memberikan perspektif yang menarik tentang hubungan antara makanan dan kesehatan, serta mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih waktu dan jenis makanan yang mereka konsumsi.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.