TRIBUNHEALTH.COM - Pelaksanaan ibadah puasa pada bulan Ramadhan menyoroti pentingnya perhatian khusus terhadap pilihan makanan dan minuman bagi individu yang menderita diabetes, yang merupakan momen penting bagi umat Muslim.
Melaksanakan ibadah puasa adalah bagian dari kewajiban agama bagi umat Islam yang sehat.
Namun, bagi penderita diabetes, menjaga agar kadar gula darah tetap stabil selama puasa menjadi hal yang sangat penting karena dampak signifikan yang bisa ditimbulkannya.
Para ahli kesehatan menyoroti pentingnya seleksi makanan dan minuman yang tepat saat berbuka puasa bagi penderita diabetes.
Disarankan untuk memilih makanan rendah gula, rendah karbohidrat, tinggi serat, dan memiliki keseimbangan nutrisi, seperti buah-buahan segar, sayuran, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh, untuk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil.
Selain itu, konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup juga sangat penting selama berbuka puasa untuk menghindari dehidrasi.
Minuman berkafein dan berkalori tinggi sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko gangguan kadar gula darah.
Baca juga: Pencairan Bansos BLT El Nino dan BPNT Diprediksi Tepat Waktu: Estimasi Cair di 3 Bank Indonesia
Prioritas utama dalam menjalankan ibadah puasa adalah kesehatan bagi penderita diabetes.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu, sehingga puasa dapat dilaksanakan dengan aman dan nyaman tanpa mengorbankan kesehatan.
Dilansir oleh Tribunhealth.com dari beberapa sumber, inilah beberapa menu yang seyogyanya dihindari oleh pasien diabetes:
1. Gorengan
Gorengan seperti bakwan, tahu goreng, risol, dan tempe goreng memang populer sebagai hidangan favorit saat berbuka puasa.
Meskipun memiliki rasa yang enak dan gurih, makanan ini sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes karena tingginya kandungan kalori dan lemak trans.
Proses penggorengan umumnya melibatkan rendaman dalam minyak panas, sehingga makanan menyerap banyak minyak yang berkontribusi pada tingginya kandungan kalori dan lemak trans.
Lemak trans, yang hadir dalam minyak goreng, dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan memperburuk kondisi diabetes.
Penderita diabetes sebaiknya membatasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak trans, termasuk gorengan.
Sebagai alternatif, mereka dapat memilih makanan yang direbus, dikukus, atau dipanggang.
Misalnya, tahu kukus atau rebus, bakwan panggang, atau tempe dibumbui dan dipanggang bisa menjadi opsi yang lebih baik.
Selain itu, penting bagi penderita diabetes untuk mengontrol ukuran porsi saat makan, termasuk saat mengonsumsi gorengan.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sensasi Mual saat Berpuasa
Mengurangi asupan makanan tinggi kalori dan lemak trans dapat membantu menjaga berat badan dan mengontrol kadar gula darah.
Dengan mengganti gorengan dengan opsi makanan yang lebih sehat dan memperhatikan pola makan yang seimbang, penderita diabetes dapat menjaga kesehatan mereka dan mengelola kondisi diabetes lebih baik selama bulan puasa.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu.
2. Makanan kemasan
Penderita diabetes sebaiknya memerhatikan konsumsi makanan ringan dalam kemasan karena umumnya makanan tersebut mengandung kalori tinggi serta bahan tambahan seperti tepung terigu, gula, dan pengawet dalam jumlah yang cukup signifikan.
Makanan ringan dalam kemasan sering dicari karena kepraktisan dan ketersediaannya yang mudah.
Namun, sebagian besar dari makanan tersebut mengandung tambahan gula, tepung terigu, dan pengawet yang dapat mengganggu stabilitas gula darah pada penderita diabetes.
Kandungan gula dan tepung terigu dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat setelah dikonsumsi, sementara pengawet dan bahan tambahan lainnya dapat menghambat fungsi insulin dalam tubuh.
Selain itu, makanan ringan dalam kemasan juga cenderung memiliki nilai kalori yang tinggi.
Konsumsi makanan berkalori tinggi tanpa pengawasan dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, yang dapat memperburuk kondisi diabetes dan meningkatkan risiko komplikasi terkait.
Baca juga: Jadwal Libur Lebaran 2024: Berapa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Idulfitri?
Sebagai alternatif, penderita diabetes sebaiknya memilih makanan ringan yang lebih sehat dan rendah gula, seperti buah-buahan segar, kacang-kacangan tanpa tambahan garam, atau yogurt rendah lemak tanpa tambahan gula.
Makanan ringan yang kaya serat dan mengandung nutrisi alami lebih baik untuk menjaga stabilitas gula darah.
Dalam menjaga kesehatan mereka, penting bagi penderita diabetes untuk membaca label makanan dengan teliti dan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat dalam merencanakan pola makan sehari-hari guna mengelola diabetes dengan lebih efektif.
3. Es buah
Es buah telah menjadi pilihan yang populer saat berbuka puasa karena kesegarannya yang menyenangkan dan rasa manisnya.
Namun, bagi penderita diabetes, sebaiknya menghindari konsumsi es buah untuk menjaga stabilitas kadar gula darah.
Umumnya, es buah terdiri dari campuran berbagai jenis buah segar yang dicampur dengan sirup, gula, atau pemanis lainnya.
Kandungan gula tambahan ini dapat meningkatkan risiko lonjakan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Meskipun buah-buahan secara alami mengandung gula alami, penambahan gula tambahan dalam bentuk sirup atau pemanis lain dapat membuat es buah menjadi sangat manis dan tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Penting untuk diingat bahwa dalam mengelola diabetes, mengontrol asupan gula dan karbohidrat adalah kunci penting.
Baca juga: Penelitian Terbaru Mengungkap Berpuasa Bisa Menguntungkan Bagi Penderita Diabetes
Oleh karena itu, penderita diabetes sebaiknya memilih alternatif yang lebih sehat dan rendah gula untuk berbuka puasa.
Beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan termasuk buah segar tanpa tambahan gula, minuman berbasis air seperti air kelapa, atau es buah yang dibuat tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.
Dengan memilih alternatif yang lebih sehat, penderita diabetes tetap dapat menikmati momen berbuka puasa tanpa perlu khawatir akan dampak buruk pada kesehatan mereka.
4. Buah kering
Meskipun buah-buahan yang dikeringkan sering dianggap sebagai opsi makanan yang sehat, sebenarnya mereka memiliki kandungan gula yang tinggi.
Bahkan, kandungan karbohidrat di dalamnya bisa mencapai empat kali lipat lebih banyak daripada buah segar.
Proses pengeringan buah-buahan menghilangkan sebagian besar air di dalamnya, yang mengakibatkan peningkatan konsentrasi gula dan karbohidrat per volume.
Sebagai contoh, satu cangkir buah kering bisa mengandung empat kali lipat jumlah karbohidrat dibandingkan dengan satu cangkir buah segar yang sama.
Bagi penderita diabetes, mengonsumsi buah-buahan yang dikeringkan dapat meningkatkan risiko lonjakan kadar gula darah yang signifikan.
Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi atau bahkan menghindari konsumsi buah kering, dan lebih baik memilih buah-buahan segar sebagai alternatif yang lebih sehat.
Baca juga: Kabar Gembira! Menteri Keuangan Pastikan THR PNS, TNI-Polri 2024 Cair 100 Persen
Buah-buahan segar seperti apel, jeruk, jambu biji, pir, anggur, dan lainnya tetap mengandung gula alami, namun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan buah-buahan yang dikeringkan.
Selain itu, buah-buahan segar juga kaya serat yang membantu mengatur penyerapan gula dan menjaga stabilitas kadar gula darah.
Dengan memilih buah-buahan segar sebagai bagian dari pola makan sehari-hari, penderita diabetes dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari komplikasi yang terkait dengan peningkatan gula darah.
Disarankan untuk berdiskusi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu.
5. Makanan tinggi natrium
Makanan kalengan, makanan yang diawetkan, dan daging olahan telah menjadi bagian dari banyak pola makan modern, namun bagi penderita diabetes, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan tersebut karena tingginya kandungan natrium.
Makanan kalengan dan yang diawetkan seringkali mengandung kandungan natrium yang tinggi sebagai bahan pengawet.
Asupan natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan risiko tambahan bagi penderita diabetes yang rentan terhadap penyakit jantung dan komplikasi lainnya.
Oleh karena itu, disarankan bagi penderita diabetes untuk membatasi atau bahkan menghindari makanan kalengan dan yang diawetkan sebisa mungkin.
Daging olahan, seperti sosis, bacon, dan ham, juga biasanya mengandung tinggi natrium sebagai bahan pengawet.
Konsumsi daging olahan dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya, yang dapat memperburuk kondisi penderita diabetes.
Sebagai alternatif, penderita diabetes disarankan untuk memilih makanan segar dan alami, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak seperti ikan dan daging tanpa lemak.
Baca juga: THR PNS, TNI, Polri, dan Pensiunan Akan Cair Akhir Maret 2024: Kabar Gembira bagi Ribuan Pegawai
Memasak makanan sendiri menggunakan bahan-bahan segar adalah cara terbaik untuk mengontrol asupan natrium dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Dengan memperhatikan asupan makanan dan menghindari makanan yang tinggi natrium, penderita diabetes dapat membantu menjaga kesehatan mereka dan mengelola kondisi diabetes dengan lebih efektif.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan makanan individu.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.