TRIBUNHEALTH.COM - Jahe merupakan salah satu rempah yang umumnya digunakan sebagai bumbu masakan.
Kendati demikian, jahe tidak hanya bermanfaat sebagai bumbu masakan saja, namun juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tanaman ini dapat digunakan saat masih segar, dikeringkan, dan dijadikan bubuk, atau sebagai jus dan minyak.
Jahe sendiri memiliki aroma yang menyengat dan tajam serta menambah rasa pedas yang kuat pada makanan dan minuman.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Komplikasi Diabetes yang Berbahaya, Penderita Diabetes Wajib Tahu!
Tak hanya itu saja, jahe juga dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan anti mual, serta bermanfaat untuk membantu menurunkan berat badan, mengatasi radang sendi, hingga mengurangi gejala menstruasi.
Salah satu potensi dari jahe untuk kesehatan adalah dapat dimanfaatkan untuk mengontrol gula darah.
Berkat potensi dan manfaatnya tersebut, terdapat sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa jahe memiliki sifat antidiabetes.
Baca juga: 4 Manfaat Pare untuk Kesehatan, Turunkan Kolesterol hingga Kelola Gula Darah
Bukti Penelitian Manfaat Jahe untuk Turunkan Gula Darah
Dilansir dari laman Healthline, tinjauan pada 2022 menemukan bahwa penurunan gula darah puasa dan HbA1c yang signifikan pada penderita diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi suplemen jahe.
Tinjauan tersebut melihat hasil dari 10 percobaan, di mana peserta mengonsumsi 1.200-3.000 miligram suplemen jahe per hari selama 8 sampai 13 minggu.
Hasilnya tidak menunjukkan bahwa suplemen jahe memengaruhi profil lipid. Sedangkan hasil setelah 12 minggu adalah sebagai berikut.
- Gula darah puasa mereka 12 persen lebih rendah
- Kadar hemoglobin A1c (HbA1c) mereka 10 persen lebih rendah
- Rasio apolipoprotein B/apolipoprotein AI mereka 28 persen lebih rendah
- Kadar malondialdehyde (MDA) mereka 23 persen lebih rendah.
Rasio apolipoprotein B/apolipoprotein AI yang tinggi dan tingginya kadar malondialdehid (MDA) dapat disebabkan oleh stres oksidatif, produk sampingan dari stres oksidatif. Keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Namun, ini hanyalah sebuah penelitian kecil dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hasil ini.
Baca juga: 6 Pedoman Makan untuk Mengatasi Gula Darah Tinggi, Dapat Diterapkan oleh Penderita Diabetes
Baca juga: Minum Teh Tiap Hari Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2, Ini Jenis Teh yang Aman Dikonsumsi
Dilansir dari laman Diabetes.co.uk, diketahui bahwa jahe dapat meningkatkan kontrol gula darah jangka panjang bagi penderita diabetes tipe 2.
Para peneliti dari Universitas Sydney, Australia, menemukan bahwa ekstrak Jahe Buderim (jahe yang ditanam di Australia) yang kaya akan gingerol.
Ini adalah komponen aktif utama batang jahe yang dapat meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam sel otot tanpa menggunakan insulin, dan oleh karena itu dapat membantu dalam pengelolaan kadar gula darah tinggi.
Selain itu, dalam European Journal of Pharmacology edisi Desember 2009, diketahui bahwa dua ekstrak jahe yang berbeda, spissum dan ekstrak berminyak, berinteraksi dengan reseptor serotonin untuk menghormati efeknya pada sekresi insulin.
Pengobatan dengan ekstrak ini menyebabkan penurunan kadar glukosa darah sebesar 35 persen dan peningkatan kadar insulin plasma sebesar 10 persen.
Jahe memiliki indeks glikemik (GI) yang sangat rendah dan makanan dengan GI rendah terurai perlahan untuk membentuk glukosa sehingga tidak memicu lonjakan kadar gula darah.
Baca juga: 6 Kebiasaan Baik di Malam Hari Dapat Menjaga Gula Darah Stabil, Penderita Diabetes Bisa Mencobanya
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.