TRIBUNHEALTH.COM - Telur merupakan salah satu makanan yang mudah dijumpai, terjangkau, namun memiliki segudang manfaat kesehatan.
Telur biasa dikonsumsi dengan dimasak matang sempurna, setengah matang, atau bahkan dimakan mentah.
Namun mana cara memakan telur yang paling baik? Memasak, atau dimakan mentah?
Pada dasarnya, memasak telur membuatnya lebih aman untuk dimakan dari pada mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Memasak juga membuat beberapa nutrisinya lebih mudah dicerna.
Salah satu contohnya adalah protein dalam telur, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari Healthline.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Imbau untuk Minum Air Kelapa Campur 3 Bahan Ini untuk Mendapatkan Khasiatnya

Penelitian menunjukkan bahwa makanan ini menjadi lebih mudah dicerna ketika dipanaskan.
Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa tubuh manusia dapat menggunakan 91 persen protein dalam telur matang, dibandingkan dengan hanya 51 persen pada telur mentah.
Perubahan daya cerna ini diduga terjadi karena panas menyebabkan perubahan struktur pada protein telur.
Dalam telur mentah, senyawa protein besar terpisah satu sama lain dan tergulung dalam struktur yang rumit.
Saat protein dimasak, panas akan memecah ikatan tersebut.
Protein tersebut kemudian membentuk ikatan baru dengan protein lain di sekitarnya.
Baca juga: Rutinkan Minum Air Kelapa Campur 3 Bahan Ini, Manfaatnya Luar Biasa, Coba Sekarang

Ikatan baru dalam telur yang dimasak ini lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Anda dapat melihat perubahan ini terjadi saat putih telur dan kuning telur berubah dari gel kental menjadi kenyal dan keras.
Protein dalam telur mentah juga dapat mengganggu ketersediaan mikronutrien biotin.
Telur adalah sumber biotin yang baik, yang merupakan nutrisi penting yang digunakan dalam metabolisme lemak dan gula.
Baca juga: 4 Tips Mencegah Alergi Makanan pada Bayi saat MPASI, Waspadai Pemberian Telur dan 7 Makanan Berikut

Ia juga dikenal sebagai vitamin B7, atau vitamin H.
Dalam telur mentah, protein dalam putih telur yang disebut avidin berikatan dengan biotin, sehingga tidak dapat digunakan oleh tubuh Anda.
Namun, saat telur dimasak, panas menyebabkan perubahan struktural pada avidin sehingga kurang efektif dalam mengikat biotin.
Hal ini membuat biotin lebih mudah diserap.
Baca juga: Ahli Sebut Makan Telur Bagus untuk Menurunkan Berat Badan, Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Buncit
Memasak dengan suhu tinggi dapat merusak sebagian nutrisi

Memasak dengan suhu tinggi dapat merusak sebagian nutrisi
Pada dasarnya, memasak membuat telur lebih aman dikonsumsi dan juga lebih mudah dicerna.
Namun meskipun memasak telur membuat beberapa nutrisi lebih mudah dicerna, namun beberapa nutrisi juga bisa rusak akibat proses memasak.
Ini bukan hal yang mengejutkan, karena secara umum, proses memasak makanan akan mengakibatkan berkurangnya beberapa nutrisi, terutama jika makanan tersebut dimasak dengan suhu tinggi dalam jangka waktu lama.
Penelitian telah meneliti fenomena ini pada telur.
Baca juga: 5 Menu Sarapan untuk Cegah Lonjakan Gula Darah, Ternyata Penderita Diabetes Tetap Butuh Lemak Sehat
Sebuah penelitian menemukan bahwa memasak telur mengurangi kandungan vitamin A sekitar 17-20 persen.
Memasak juga dapat mengurangi jumlah antioksidan dalam telur secara signifikan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa metode memasak yang umum, termasuk microwave, merebus, dan menggoreng telur, mengurangi jumlah antioksidan tertentu sebesar 6–18 persen.
Secara keseluruhan, waktu memasak yang lebih singkat (bahkan pada suhu tinggi) terbukti mempertahankan lebih banyak nutrisi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika telur dipanggang selama 40 menit, telur mungkin kehilangan hingga 61 persen vitamin D-nya, dibandingkan dengan 18% ketika digoreng atau direbus dalam waktu yang lebih singkat.
Namun, meskipun memasak telur mengurangi nutrisi tersebut, telur tetap merupakan sumber vitamin dan antioksidan yang sangat kaya.
Memasak dengan suhu tinggi akan mengoksidasi kolesterol dalam telur

Kuning telur mengandung kolesterol tinggi.
Faktanya, satu butir telur berukuran besar mengandung sekitar 212 mg kolesterol.
Namun, jika telur dimasak dengan suhu tinggi, kolesterol di dalamnya dapat teroksidasi dan menghasilkan senyawa yang disebut oksisterol.
Hal ini menjadi perhatian sebagian orang, karena kolesterol dan oksisterol yang teroksidasi dalam darah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Diet Tetap Boleh Ngemil, Makanan Berikut Jadi Snack Terbaik untuk Penurunan Berat Badan
Makanan yang mengandung kolesterol teroksidasi dan oksisterol diduga berkontribusi terhadap kadar senyawa ini dalam darah.
Selain telur, sebenarnya kolesterol yang teroksidasi juga ditemui pada makanan lain yang digoreng seperti ayam goreng, ikan, dan kentang goreng.
Perlu juga dicatat bahwa kolesterol yang teroksidasi di dalam tubuh dianggap lebih berbahaya daripada kolesterol teroksidasi yang Anda makan.
Yang terpenting, penelitian belum menunjukkan hubungan antara makan telur dan peningkatan risiko penyakit jantung pada orang sehat.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)