TRIBUNHEALTH.COM - Dalam dunia perdietan kita mengenal Intermittent Fasting (IF).
Sebenarnya secara konsep, apakah sama seperti puasa Ramadhan?
Dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, dr. Juwalita Surapsari menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.
"Secara konsep sama, karena pada dasarnya yang kita jalani itu di puasa Ramadhan kan kita gak makan, minum selama 14 jam. Sama juga seperti intermittent fasting pada umumnya," ujar dr. Juwalita Surapsari.
Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu program diet Anda.

Baca juga: Jangan Diet Hanya dengan Mengonsumsi Buah Saja, Berikut Penjelasan Ahli Gizi
Terdapat beberapa tipe intermittent fasting :
- Dilakukan 16-8
Jadi 16 jam diet (tidak makan) dan jendela makan sekitar 8 jam.
- Pola 5-2
Maksud dari 5-2 berarti 5 hari makan seperti biasa dan 2 hari dalam seminggu hanya makan sekitar 2 persen dari kalori total yang biasa dikonsumsi.
"Nah itu berarti mirip kayak puasa Senin Kamis kalau kita. Jadi sebetulnya secara konsep sama," imbuhnya.
Jika secara konsep sama, bagaimana cara memaksimalkan puasa Ramadhan untuk menurunkan berat badan?
Baca juga: Diet Saat Bulan Puasa, Bolehkah Melewatkan Makan Sahur? Berikut Tanggapan Dr. Dewi Marhaeni
"Ada satu kondisi yang terjadi ketika kita melakukan intermittent fasting, dalam hal ini puasa Ramadhan. Kan kalau puasa Ramadhan 14 jam," timpal dr. Juwalita Surapsari.
Sebetulnya saat kita sudah tidak ada asupan makanan apa pun di atas 8 jam, sudah pasti tubuh kita akan memecah lemak.
Setelah kita makan 3 sampai 4 jam, energi yang digunakan untuk beraktivitas adalah dari makanan yang baru saja kita konsumsi.
Setelah 3-4 jam, makanan sudah tidak ada dan kita tidak mengonsumsi makanan, akhirnya yang dipecah pertama kali adalah glikogen, yaitu pemecahan cadangan gula yang ada di liver dan otot.
Sekitar 8 jam setelah puasa, tidak ada asupan dan kalori apa pun yang masuk akhirnya yang mulai dipecah adalah lemak, begitu dan seterusnya.
Baca juga: 6 Manfaat Kesehatan saat Menjalankan Puasa Ramadhan, Otak Lebih Sehat hingga Bantu Detoksifikasi
Karena tubuh kita melakukan metabolisme secara terintegrasi.
Sehingga ketika tidak ada makanan akan memecah cadangan-cadangannya, termasuk cadangan lemak.
"Berarti terjadi yang namanya Metabolic switch. Yang tadinya kalori yang dipakai atau energi yang dipakai asalnya dari gula, dan cadangan gula. Sekarang switching, yang dipakai adalah dari lemak," kata dr. Juwalita Surapsari.
"Kalau lagi puasa Ramadhan, sebenarnya tubuh kita lagi memecah lemak lo. Apalagi jam 5 begini sebenarnya lemak lagi dipecah. Karena kan gula darah sudah sangat rendah. Pada saat ini tubuh kita sebenarnya lagi memecah lemak," timpalnya.
Sering kali jam 5 sore dikatakan sebagai jam kitis, tetapi tidak juga karena pada kondisi tersebut tubuh sudah mulai terbiasa menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Ini disampaikan pada channle YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Juwalita Surapsari, Sp.G.K, M.Gizi. Seorang dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah.
(TribunHealth.com/PP)