TRIBUNHEALTH.COM - Mungkin masih ada sobat sehat disini yang bingung membedakan antara pusing dan sakit kepala.
Pusing dan sakit kepala sering dianggap sebagai dua kondisi yang mirip.
dr. Eric Herrianto Dwiputra menjelaskan apabila saat pusing terjadi gangguan pada organ-organ keseimbangan.
Bagian yang mengatur keseimbangan dikenal dengan istilah vestibule.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Zulfa Khairunnisa Ishan dan dr. Eric Herrianto Dwiputra yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Pontianak program Bincang Sehat edisi 07 Januari 2022.
Baca juga: Jangan Sampai Terkena, Ini Proses Penularan Penyakit Rubella yang Perlu Diketahui

Baca juga: Tak Boleh Makan Sembarangan, Berikut Aturan Makan untuk Sahur dan Berbuka Bagi Penderita Diabetes
Sementara pada sakit kepala dibedakan sesuai tiga hal, yaitu:
1. Tipe tegang
Tipe tegang ini menggambarkan jika kepala seperti sedang terikat tali.
"Jadi ada sensasi seperti mencekeram gitu, kaya pakai bando tapi terlalu kuat," pungkas dr. Eric Herrianto Dwiputra dalam tayangan Bincang Sehat (07/01/2022).
"Tipe tegang seperti ada di sekitar kepala, mencengkeram seperti itu," sambung dr. Eric Herrianto Dwiputra.
2. Migrain atau sakit kepala sebagian
Ciri khas kondisi ini adalah sensasi sakit yang hanya sebelah sisi saja.
Namun sakit kepala tipe kedua ini juga bisa terasa hingga ke wajah.
3. Cluster
Menurut dr. Eric Herrianto Dwiputra, tipe ini sangat jarang terjadi.
Kendati demikian, sekali muncul akan menimbulkan gejala klinis yang lebih banyak.
"Jadi misalnya sakit kepala nih, terus bisa mengenai sekitar muka. Tapi tuh dia bisa menyebabkan pasien sampai muntah dan menimbulkan nyeri yang hebat," ucap dr. Eric Herrianto Dwiputra.
Baca juga: Cermati, Berikut Penanganan Penyakit Campak di Rumah menurut dr. Sindy Atmadja, M.Ked Ped, Sp.A

Baca juga: Dokter Penyakit Dalam Sarankan Penderita Diabetes Konsumsi Karbohidrat dengan Indeks Glikemik Rendah
Tentu saja nyeri yang ditimbulkan ini bisa sampai mengganggu aktivitas.
Ada beberapa orang mengira jika sakit kepala ini berhubungan dengan sinusitis.
Mengenai hal ini, dr. Zulfa Khairunnisa Ishan mengatakan jika sakit kepala tipe cluster sedikit berbeda dengan sinusitis.
"Jadi kembali lagi ya ke areanya itu, jadi kalau sinusitis itu wajah kita kan terdiri dari rongga-rongga sinus ya. Biasanya yang paling sering mengakibatkan nyeri kepala itu dibagian sini (bawah mata)," ulas dr. Zulfa Khairunnisa Ishan.
"Kalau sinus itu lebih kedua bagian dari wajah kita, tapi kalau misalnya cluster itu biasanya cuman di satu sisi. Biasanya hanya dibagian mata sebelah kanan atau mata sebelah kiri. Jadi berbeda antara tipe kluster dan sinusitis," tambah dr. Zulfa Khairunnisa Ishan.
Pasalnya sinusitis disebabkan karena infeksi di area sinusnya.
Sementara jika nyeri kepala atau cluster hingga saat ini para peneliti belum mengetahui penyebabnya.
Karena tidak ditemukan kelainan di struktur otak, maka dari itu dimasukan ke dalam kategori nyeri kepala tipe primer.
Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Efek Samping pada Rongga Mulut jika Muncul Dehidrasi ketika Berpuasa

Baca juga: Dokter Kandungan Anjurkan Ibu Hamil Berpuasa padan Trimester Kedua, Ini Sederet Alasannya
Menurut dr. Zulfa Khairunnisa Ishan, peneliti baru menemukan jika ternyata 5 persen orang yang menderita sakit kepala tipe cluster disebabkan karena faktor genetik atau diturunkan.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca juga: Ibu Hamil dengan Riwayat Diabetes, Apakah Aman saat Menjalankan Ibadah Puasa? Simak Ulasan Dokter
Penjelasan dr. Zulfa Khairunnisa Ishan dan dr. Eric Herrianto Dwiputra dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Pontianak program Bincang Sehat edisi 07 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.