Breaking News:

Benarkah Penggunaan Masker Efektif Mencegah Penularan Tuberkulosis? Ini Keterangan dr. Brigitta

Menurut Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P kasus tuberkulosis saat pandemi mengalami penurunan.

lifestyle.kompas.com
ilustrasi penggunaan masker yang diyakini dapat mencegah penularan tuberkulosis, begini pemaparan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P 

TRIBUNHEALTH.COM – Menggunakan masker dan jaga jarak selama pandemi diyakini dapat menghambat penularan Covid-19.

Namun, para ahli mengatakan jika upaya ini juga efektif mencegah penyakit tuberkulosis (TB/TBC).

Untuk mengetahui mengenai masalah kesehatan paru-paru dan pernapasan, kita bisa bertanya langsung dengan dokter yang berkompeten seperti dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.

Baca juga: Prosedur Botox yang Tidak Tepat Dapat Membuat Wajah Menjadi Kaku dan Terlihat Galak

Ilustrasi mencegah tuberkulosis, begini ulasan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Ilustrasi mencegah tuberkulosis, begini ulasan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Kompas.com)

Baca juga: Anak Terlalu Cepat Tumbuh Gigi, Ketahui Penyebabnya dari drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.

Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.

Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:

- SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)

- SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)

2 dari 4 halaman

- Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)

- Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)

Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.

Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.

Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:

- Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta

- Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia

- Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta

Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.

Baca juga: Mungkinkah Pasien Hanya Mengonsumsi Obat untuk Melunakkan Batu Empedu dan Keluar Melalui Urine?

Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Dokumentasi Pribadi Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P)

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Berolahraga saat Berpuasa? Berikut Tanggapan Dokter Penyakit Dalam

Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."

3 dari 4 halaman

Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P akan menjawab semua pertanyaan sobat sehat terkait kesehatan paru dan pernapasan.

Pertanyaan:

Apakah penggunaan masker efektif mencegah penularan tuberkulosis?

Fahlil, Tinggal di Bojonegoro.

Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P Menjawab:

Iya, jadi di tahun 2019-2020 kasus Covid-19 naik.

Kita dapatkan pasien tuberkulosis (TB) sendiri juga mungkin disertai dengan ketakutan pasien untuk datang ke rumah sakit.

Jadi memang angka penemuan kasus tuberkulosis pada saat Covid-19 meningkat tersebut menurun.

Namun ada dua kemungkinan, pertama menurun karena pasien tidak datang ke rumah sakit lantaran takut sehingga pasien TB-nya tidak datang, akibatnya tidak terhitung.

4 dari 4 halaman

Kemudian yang kedua, kepatuhan masyarakat untuk menggunakan masker juga bisa meningkatkan kekebalan terhadap masyarakat sendiri untuk tidak terkena droplet atau menurunkan angka penularan dari tuberkulosis sendiri.

Jadi memang bisa dipengaruhi oleh dua faktor tersebut.

Ketika kasus Covid-19 ini sudah turun, angka penemuan tuberkulosisnya naik lagi ternyata.

Jadi mungkin dari yang tadinya takut untuk datang terus datang.

Baca juga: Jangan Sampai Timbul Dehidrasi ketika Ibu Hamil Berpuasa, Dokter Jelaskan Bahaya di Baliknya

Ilustrasi pasien tuberkulosis atau TBC, begini penjelasan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Ilustrasi pasien tuberkulosis atau TBC, begini penjelasan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Pixabay.com)

Baca juga: Muncul Keluhan Sakit Gigi saat Berpuasa, Dokter Jelaskan Penyebab yang Jarang Disadari

Bahkan sekarang penggunaan masker di kalangan masyarakat juga sudah bebas dan berkurang karena mungkin ada arahan dari pemerintah untuk kegiatan di luar sudah tidak menggunakan masker.

Namun untuk aktivitas di dalam ruangan sebaiknya masih tetap menggunakan masker.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi masker yang bagus digunakan.

Baca juga: Pemasangan Veneer Tak Hanya Memerhatikan Estetika Saja, Namun juga Harus Memerhatikan Fungsionalnya

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Brigitta Devi Anindita HapsarimaskerTuberkulosis
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved