TRIBUNHEALTH.COM - Kesalahan dalam melakukan treatment kecantikan ternyata bisa memberikan dampak buruk.
Misalnya pada pemberian suntikan botox yang tidak tepat justru akan membuat wajah pasien menjadi kaku atau terlihat lebih galak.
Oleh karena itu, dr. Qori Lestari mengimbau agar sobat sehat melakukan perawatan kecantikan di klinik terpercaya dan dokter yang berkompeten.
"Memang botox itu nggak boleh sembarangan, semua treatment kecantikan yang memang harus dilakukan oleh dokter ya memang harus oleh dokter. Karena memang ada risikonya," pungkas dr. Qori Lestari.
Baca juga: Anak Terlalu Cepat Tumbuh Gigi, Ketahui Penyebabnya dari drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Qori Lestari yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program Tribun Health edisi 15 Maret 2023.

Baca juga: Mungkinkah Pasien Hanya Mengonsumsi Obat untuk Melunakkan Batu Empedu dan Keluar Melalui Urine?
Prosedur filler dan botox
Berdasarkan penuturan dr. Qori Lestari, pengerjaan treatment filler memerlukan waktu yang sebentar.
Pasalnya penyuntikan filler hanya memerlukan waktu antara 5 sampai 10 menit pengerjaan.
Biasanya yang membuat treatment filler lama adalah anestesinya.
Menurut dr. Qori Lestari, biasanya anestesi yang digunakan adalah anestesi topikal atau oles dan harus menunggu antara 30-40 menit.
"Kurang lebih tindakannya antara satu sampai satu setengah jam lah paling lama," ucap dr. Qori Lestari.
Sementara pada prosedur botox juga sama seperti prosedur filler.
Baca juga: Aturan Konsumsi Obat yang Benar ketika Ibu Hamil Berpuasa, Ikuti Anjuran Dokter Kandungan

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Berolahraga saat Berpuasa? Berikut Tanggapan Dokter Penyakit Dalam
Lantas apakah ibu hamil boleh melakukan filler maupun botox?
"Sebenarnya kalau diperbolehkan itu ya sebenarnya boleh-boleh aja dengan catatan di konsultasikan dahulu ke dokter kandungannya. Jika dokter kandungannya mengizinkan boleh di treatment," tutur dr. Qori Lestari dalam tayangan Tribun Health (15/03/2023).
"Tapi jika bisa ditunda, saya lebih menyarankan ditunda," kata dr. Qori Lestari.
Hal ini karena dikhawatirkan terdapat kandungan-kandungan yang dapat diserap oleh plasenta bayi yang dapat menghambat pertumbuhan bayi, maka dari itu harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan.
"Secara penelitian ilmiah sih, nggak ada yang benar-benar nggak boleh. Ada yang bilang boleh dan ada yang bilang tidak," timpal dr. Qori Lestari.
"Tapi kan daripada kita masih mengambang dan ragu, lebih baik kita tunda aja dulu. Kecuali memang manfaat dari treatment ini jauh lebih besar dan memang benar-benar dibutuhkan dan memang si pasiennya pengen banget gitu kan," tambah dr. Qori Lestari.
Baca juga: Muncul Keluhan Sakit Gigi saat Berpuasa, Dokter Jelaskan Penyebab yang Jarang Disadari

Baca juga: Mitos atau Fakta Berkumur Air Garam Menjadi Tips untuk Jaga Kesehatahn Gigi dan Mulut saat Puasa?
Klik di sini untuk mendapatkan referensi skincare yang aman digunakan.
Penjelasan dr. Qori Lestari dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program Tribun Health edisi 15 Maret 2023.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.