TRIBUNHEALTH.COM - Sudah menjadi rahasia umum jika buah merupakan salah satu sumber serat makanan yang sangat bagus bagi tubuh.
Secara spesifik tidak ada waktu mana yang terbaik untuk mengonsumsi buah.
Makan buah bisa dilakukan baik sebelum makan, setelah makan maupun di tengah-tengah ketika sedang makan.
Yang terpenting adalah apa target atau tujuan kita mengonsumsi buah-buahan.
Apabila ingin mengurangi makanan utama, maka buah boleh dikonsumsi di awal atau sebelum konsumsi makanan utama.
Baca juga: Ini Pemeriksaan untuk Penderita Asam Urat disertai Kelainan Bengkak Persendian, Simak Kata Dokter
Baca juga: Ini yang Perlu Segera Dilakukan jika Miliki Kebiasaan Bruxism yang Bisa Mencetuskan Masalah Gigi
Namun apabila targetnya adalah untuk memenuhi kebutuhan seratnya saja maka boleh dikonsumsi kapan pun, baik sebelum makan, sesudah makan atau di sela-sela makanan utama.
Pernyataan ini disampaikan oleh Carissa Wityadarda, M.Kes yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program Tribun Health edisi 01 Maret 2023.
Jenis-jenis serat
Berdasarkan penuturan Carissa Wityadarda, M.Kes serat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu serat larut dan serat tidak larut.
- Serat larut
Serat larut akan membentuk bahan seperti gel ketika berinteraksi dengan air atau cairan tubuh lainnya di saluran pencernaan.
- Serat yang tidak larut
Serat tidak larut akan menyerap air dan menempel pada bahan lain untuk membentuk tinja.
"Serat yang tidak larut itu karena kita punya enzim selulosa, akhirnya dia (serat tersebut) tidak akan di break down gitu, dia akan terus aja sampai akhir sampai masa fesesnya," jelas Carissa Wityadarda, M.Kes.
"Karena serat itu nggak bisa dicerna karena kita nggak punya enzimnya, kita bukan hewan memamah biak ya," imbuh Carissa Wityadarda, M.Kes.
Sehingga akan menimbulkan gas, namun hal ini tidak masalah.
Baca juga: Cegah Penyakit Jantung di Usia Muda dengan Mengelola Stres hingga Hindari Kebiasaan Merokok
Baca juga: Benarkah Perempuan Lebih Jarang Mengalami Penyakit Jantung? Begini Penjelasan dr. R. Azimar Farhani
Gas di dalam lambung bisa ditangani dengan aktif bergerak setelah makan.
Untuk mencegah terjadinya ledakan glukosa, setelah makan kita harus berjalan kaki minimal 10-15 menit dan jangan diam saja.
Hal ini agar motilitas usus mengalami pergerakan dan gas tidak terperangkap di dalam.
Carissa Wityadarda, M.Kes mengatakan jika gas bisa dikeluarkan melalui sendawa atau kentut.
Perlu menjadi informasi jika buah memiliki kandungan gula lebih dari 15 persen.
Apabila seseorang mengidap diabetes dan mengonsumsi buah yang tinggi gula seperti mangga di malam hari bisa menyebabkan kadar gula darah menjadi naik.
Namun apabila tidak memiliki masalah kesehatan, maka tidak masalah jika mau mengonsumsi buah-buahan meskipun di malam hari.
"Cuman kita harus tahu, karena buah itu agak memperlambat pencernaan berarti kan dia butuh waktu lebih panjang dicerna oleh pencernaan kita. Nah kalau kita buru-buru tidur habis makan buahnya banyak, kan buah nggak gampang tercerna, kita jadinya akan gampang terserang penyakit lainnya," lanjut Carissa Wityadarda, M.Kes.
Baca juga: Obesitas, Disebabkan karena Konsumsi Karbohidrat Berlebihan? Ini Kata Ahli Gizi Carrisa Wityadarda
Baca juga: Dokter: Kolesterol Sangat Dipengaruhi oleh Makanan yang Dikonsumsi Sehari-hari
"Selain kadar gulanya yang tinggi, karena lambung kita belum selesai untuk proses pencernaannya jadinya kita bisa mual di pagi hari," sambung Carissa Wityadarda, M.Kes.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi buah-buahan segar yang bagus dikonsumsi setiap hari.
Baca juga: Carissa Wityadarda Sampaikan Jumlah Serat Harian yang Harus Dikonsumsi, Antara Pria dan Wanita Beda
Penjelasan Carissa Wityadarda, M.Kes dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program Tribun Health edisi 01 Maret 2023.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.