TRIBUNHEALTH.COM - Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes menjelaskan, menjadi gemuk sama seperti neraca keseimbangan.
Artinya ketika jumlah yang dikonsumsi sama dengan jumlah yang dikeluarkan, maka tubuh akan baik-baik saja dan tidak akan mengalami kenaikan berat badan.
Akan tetapi jika jumlah yang dikonsumsi lebih banyak dan yang dikeluarkan lebih sedikit, maka dapat memicu terjadinya kegemukan pada seseorang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes yang dilansir TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jabar News Video.
Baca juga: Meski Berat Badan Sama, Wanita Tampak Lebih Gemuk daripada Pria, Ketahui Alasannya dari Ahli Gizi

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Dampak Buruk Makan Sambil Main HP, Cenderung Makan Banyak dan Berisiko Gemuk
Banyak orang yang beranggapan konsumsi karbohidrat seperti nasi dan makanan bertepung dapat mempercepat proses kenaikan badan. Lantas benarkah?
Menurut Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes, konsumsi makanan tersebut bisa saja membuat seseorang menjadi gemuk jika dikonsumsi berlebihan.
Akan tetapi jika karbohidrat seperti nasi hingga tepung dikonsumsi tidak berlebihan dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing tidak akan membuat seseorang menjadi gemuk.
Sehingga karbohidrat seperti nasi bukanlah menjadi faktor utama yang membuat seseorang menjadi gemuk jika dikonsumsinya cukup sesuai kebutuhan.
Berikut terdapat karbohidrat pengganti nasi untuk menjaga berat badan agar tetap ideal, klik disini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Cegah Asam Lambung Kambuh dengan Memperhatikan Hal Berikut, Simak Ulasan dr. Lia Ratna Adi

Baca juga: dr. Lia Ratna Adi Imbau Hindari Konsumsi Makanan Berikut untuk Mencegah Kekambuhan Asam Lambung
Karbohidrat sendiri terdiri dari karbohidrat kompleks hingga karbohidrat yang sederhana.
Nasi masuk ke dalam karbohidrat kompleks di mana nasi memiliki serat dan dapat mengolah makanan dengan baik sehingga dapat menghasilkan energi, vitamin, dan juga gula untuk tubuh.
Lantas mengapa nasi bisa menjadi musuh banyak orang?
Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes menjelaskan, karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang bagus karena akan menghambat penyerapan gula secara berlebihan ke dalam tubuh kita.
Nasi memiliki glikemik indeks yang katagorinya masih medium artinya glikemik indeks tidak tinggi dan penyerapannya tidak cepat dan juga tidak lambat.
Akan tetapi jika konsumsi nasi kebanyakan, nasi yang mengandung gula tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi gemuk.
Baca juga: Gemuk Belum Tentu Sehat, Waspada Dampak Buruk yang Bisa Terjadi pada Anak menurut Ahli Gizi
Tak hanya itu saja, banyak yang beranggapan bahwa nasi panas memiliki kadar gula yang lebih tinggi daripada nasi yang masih dingin.
Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes menuturkan, nasi yang sudah dingin memiliki serat yang tidak bisa terpecahkan.
Serat tersebut akan lebih padat, sehingga lebih baik konsumsi nasi yang memiliki suhu ruang.
Akan tetapi jika konsumsi nasi dingin terus-menerus banyak orang yang cenderung bosan, sehingga nasi dapat diberikan pendamping berupa serat dan protein.
Baca juga: Apakah Susah Gemuk Dipengaruhi Faktor Genetik? Begini Tanggapan R. Radyan Yaminar, S.Gz

Baca juga: Benarkah Berhenti Merokok Dapat Membuat Badan Menjadi Gemuk? Begini Ulasan Dokter
Menurut Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes dari penelitan terbaru menyatakan bahwa serat dan protein dibutuhkan untuk pendamping nasi karena serat dapat menghambat penyerapan dari karbohidrat dan mencegah terjadinya glukospek.
"Jadi sebenarnya gini, kalau kita orang yang aktif dan banyak makan gula pun sebenarnya tidak akan terlalu berisiko aneh-aneh."
"Karena kita kan pakai si gula tadi untuk kegiatan hari-hari kita."
"Akan tetapi kalau kita tidak banyak kegiatan dan aktivitas fisik, itu akan menyebabkan gula darah kita yang disebut glukospek naik ke puncak."
"Kemudian hormon insulin keluar banyak yang akhirnya akan disetor menjadi lemak lebih cepat dibandingkan dengan orang yang beraktivitas," jelas Carrisa Wityadarda.
Baca juga: Pakar Kesehatan Sebut Orang Gemuk Tetap Bisa Bugar, Sarankan Tak Fokus pada Olahraga, Bukan Diet
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Ahli Gizi, Carrisa Wityadarda, M.Kes dalam tayangan YouTube Tribun Jabar News Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)