TRIBUNHEALTH.COM - Barat badan yang berlebih atau gemuk pada anak sering dianggap sebagai hal yang wajar.
Banyak masyarakat menganggap bahwa anak yang gemuk adalah anak yang menggemaskan.
Bahkan tak sedikit masyarakat yang memiliki anggapan bahwa gemuk merupakan patokan dalam mengukur tingkat kesehatan seorang anak.
Baca juga: 10 Masalah Kesehatan yang Akan Muncul Jika Terus-terusan Begadang, Obesitas hingga Masalah Jantung
Padahal gemuk adalah indikasi bahwa anak mengalami obesitas.
Hal ini bisa berbahaya bila anak mengalami obesitas hingga dewasa.

Pasalnya, obesitas bisa memicu seseorang rentan mengalami penyakit tidak menular.
Hal ini diungkapkan oleh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S. Gz.
Baca juga: Bisa Picu Penyakit Berbahaya, Kenali Sederet Penyebab Obesitas, Faktor Genetik hingga Gangguan Tidur
"Jadi kalau penumpukan lemak itu terlalu banyak, dari kecil sudah terbiasa gendut atau gemuk, maka organ-organ fungsinya akan lebih berat," ucap Radyan dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth.
Penyakit tidak menular yang mudah terjadi akibat kondisi obesitas adalah Diabetes melitus dan Jantung koroner.

Baca juga: Cegah Anak Stunting, Ini Dampak yang Terjadi Bila Tidak Segera Tertangani menurut Ahli Gizi
Penyakit di atas dapat terjadi akibat penumpukan lemak yang membuat insulin menjadi sensitif.
Sehingga ketika glukosa atau gula masuk di dalam tubuh, maka insulin tidak sebagus yang dimiliki oleh seseorang yang tidak obesitas.
Penyebab Anak Susah Naik Berat Badan
Melihat angka timbangan berat badan bertambah tidak selalu membuat sedih bagi sejumlah orang.
Pada beberapa orang, kenaikan berat badan justru sangat dinantikan.

Hal ini biasanya terjadi bagi orang-orang yang susah mengalami kenaikan berat badan, meskipun telah mengonsumsi banyak makanan.
Seringkali fenomena ini dialami oleh anak-anak.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Jelaskan Lingkar Pinggang Berlebih Tak Kalah Bahaya dari Obesitas
Menurut penuturan Radyan, untuk mengetahui penyebabnya harus dipastikan lebih jauh terlebih dahulu.
Orangtua perlu memastikan gizi pada asupan makanan yang dikonsumsi.
Tidak hanya sebatas memperhatikan jumlahnya.

"Banyaknya harus diteliti lebih dahulu, isinya apa saja, apakah sudah benar sesuai dengan aturan gizi," ungkap Radyan.
Sejumlah asupan gizi yang harus diperhatikan pada asupan makanan anak adalah:
Baca juga: Jangan Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat Olahan, Begini Alasannya Menurut dr. Lusiyanti, M.Med
- Karbohidrat
- Lemak
- Protein

- Omega 3
- Omega 6.
Jangan sampai anak banyak makan yang mengandung lemak jenuh, seperti goreng-gorengan.
Baca juga: Sebuah Penelitian Ungkap Dampak Sering Konsumsi Gorengan, Bisa Tingkatkan Risiko Kematian
Akhirnya anak hanya sekadar makan banyak, tetapi tidak menunjang pada kenaikan berat badan.
Lebih lanjut, selain memperhatikan asupan makanan, juga penting peduli pada kondisi lingkungan rumah.

Jika kondisi lingkungan rumah kurang bersih, dapat menyebabkan anak terkena infeksi.
Infeksi yang rentan ditemui adalah Diare.
Baca juga: Memiliki Gejala yang Mirip, Begini Penjelasan dr. Roro Rukmi Mengenai Perbedaan Muntaber dan Diare
"Kalau anak mudah sakit, akhirnya tubuh fokus untuk menyembuhkan."
"Padahal anak masih memasuki masa Golden Age, tubuh harus lebih banyak fokus untuk pertumbuhan."
"Akhirnya menimbulkan zat gizi yang masuk hanya bertugas mengobati penyakit infeksi tersebut," Terang Radyan.
Bila sudah demikian, anak berpotensi mengalami keterlambatan pada aspek pertumbuhan.
Baca juga: Cegah Gangguan Tumbuh Kembang, Dokter Singgung Penggunaan Buku KIA dan Cara Menyusui yang Benar
Penjelasan R. Radyan Yaminar, S.Gz ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (3/2/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)