TRIBUNHEALTH.COM - dr. Lia Ratna Adi menjelaskan, asam lambung di dalam dunia medis disebut dengan dispepsia atau sindrom dispepsi.
Dispepsia ialah rasa tidak nyaman yang terjadi pada perut bagian atas dan kondisinya berulang atau kronik.
Kondisi tidak nyaman yang dimaksud adalah rasa kembung, cepat kenyang, mual, muntah, hingga nafsu makan menurun.
Rasa tidak nyaman tersebut kerap terjadi di bagian ulu hati atau perut bagian atas.
Baca juga: Begini Solusi ketika Mengalami Maag, GERD, dan Morning Sickness pada Kehamilan yang Masih Muda
Baca juga: dr. Hendra Nurjadin Sp.PD: Maag Mudah Disembuhkan, Akan Semakin Parah jika Penanganan Tidak Tepat
Dilansir TribunHealth.com, dr. Lia Ratna Adi memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya dispepsia yang disampaikan dalam tayangan YouTube Podcast Tribun Lampung News Video.
Berikut terdapat beberapa obat yang dapat mengatasi perut mual dan nyeri akibat dispepsia klik disini untuk mengetahuinya.
Namun sebelum mendapatkan obat untuk mengatasi hal tersebut, ada baiknya konsultasi dokter dan mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Penyebab atau etiologi dari dispepsia menurut dr. Lia Ratna Adi dikelompokkan ke dalam 5 macam penyebab.
Baca juga: Waspada, Maag Kronis Tanpa Penanganan Tepat Berisiko Mengalami Tukak Lambung
Lima penyebab tersebut terdiri dari tiga penyakit, satu obat-obatan, dan satu fungsional.
1. Penyakit gastroesophageal
Terjadinya disepepsia dapat disebabkan karena penyakit gastroesophageal yaitu penyakit infeksi pada sistem pencernaan yang menyerang lambung dan usus.
Kondisi ini ditandai dengan adanya tukak atau luka di bagian lambung atau tukak di bagian usus.
Selain itu, dr. Lia Ratna Adi menyebutkan penyebab lainnya adalah infeksi bakteri atau helicobacter pylori.
Helicobacter pylori ialah bakteri berbentuk spiral yang ditemukan di dalam perut yang dapat merusak lambung dan usus kecil.
Kondisi ini memerlukan pemeriksaan lanjut dan pengobatan yang lebih akurat.
Baca juga: Maag Termasuk Mudah Disembuhkan, namun Akan Semakin Parah jika Tidak Mendapatkan Penanganan Tepat
Baca juga: Jangan Diabaikan, Maag Beresiko Terjadi Keparahan Jika Tidak Mendapat Penanganan yang Tepat
2. Penyakit hati, pankreas, dan empedu
dr. Lia Ratna Adi menyampaikan, penyakit yang terjadi di bagian hati, pankreas, dan empedu dapat juga menyebabkan terjadinya gejala disepepsia.
Pasalnya penyakit pada hati seperti hepatitis dan penyakit kantung empedu memiliki gejala mual.
Mual merupakan gejala khas yang terjadi pada penyakit dispepsia.
Ketika merasakan mual, maka penyakit-penyakit yang ada di hati, pankreas, ataupun empedu harus diwaspadai.
Baca juga: Keparahan Maag Dapat Mengganggu Aktivitas Akibat Tidak Mendapat Penanganan yang Tepat
3. Penyakit sistemik
Tak hanya berhenti disitu saja, penyakit lain yang sebabkan terjadinya dispepsia adalah kategori penyakit sistemik.
Penyakit sistemik ialah penyakit yang dapat mempengaruhi tubuh secara umum seperti diabetes, penyakit tiroid, dan jantung.
Penyakit ini menjadi salah satu penyebab mual pada penderita dispepsia.
Untuk mendapatkan diganosis pasti, dokter akan menanyakan beberapa riwayat penyakit tersebut kepada pasien.
Hal tersebut untuk memastikan apakah dispepsia terjadi karena suatu penyakit atau terjadi karena penyebab lain.
Baca juga: Sakit Maag Bisa Menimbulkan Nyeri hingga Rasa Tidak Nyaman Pada Lambung, Begini Ulasan dr. Mustopa
Baca juga: dr. Dwi Septiadi Sebut Pentingnya Pola Makan untuk Menghindari Gejala Maag
4. Obat-obatan
Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah hingga menyembuhkan suatu penyakit.
Meskipun dapat menyembuhkan suatu penyakit, namun beberapa obat memiliki efek samping seperti mual, nyeri perut, hingga muntah.
Oleh karena itu, sebelum minum obat ada baiknya memahami efek samping dari obat yang akan dikonsumsi tersebut.
Menurut dr. Lia Ratna Adi, salah satu obat yang memiliki efek samping mual dan kerap memicu terjadinya dispepsia adalah obat anti linu.
Baca juga: dr. Aditya: Jika Maag dan Asam Lambung Tak Mereda, Mungkin Mengalami Penyakit di Organ Lain
5. Fungsional
dr. Lia Ratna Adi menjelaskan, penyebab ke lima dari dispepsia ialah fungsional.
Fungsional artinya tidak ada organ yang terkena atau tidak ada suatu penyakit penyerta.
Artinya saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan kondisi organ yang terluka atau rusak.
Ketika melakukan pemeriksaan ke dokter, dokter akan melakukan anamnesis terkait mual yang dirasakan pasien.
Baca juga: Meskipun Sama-sama Gangguan Lambung, Ternyata Maag dan Asam Lambung Adalah Penyakit yang Berbeda
Apakah pasien memiliki penyakit diabetes, jantung, dan lain sebagainya akan ditanyakan oleh dokter.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan diagnosis pasti dari apa yang dirasakan oleh pasien.
Namun jika dokter tidak menemukan penyakit apapun pada pasien, dokter akan menggolongkan hal tersebut pada dispepsia fungsional atau tidak ditemukan kelainan pada organ.
Dispepsia fungsional kerap kali disebabkan karena konsumsi makan berlebihan atau makan terlalu cepat.
Baca juga: dr. Mustopa, Sp.PD Paparkan Perbedaan Penyakit GERD dan Maag, Begini Penjelasannya
Penjelasan tersebut disampaikan oleh dr. Lia Ratna Adi dalam tayangan YouTube Podcast Tribun Lampung News Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)