Breaking News:

Terjadinya Infeksi di Dalam Rongga Mulut Bisa Meluas hingga ke Jaringan Pendukung Sekitar Gigi

Menurut Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati infeksi yang dibiarkan berlarut bisa memicu terjadinya abses pada gusi.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
health.grid.id
ilustrasi seseorang yang mengalami infeksi di dalam rongga mulut, begini penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat memiliki gigi yang rusak?

Gigi yang rusak akibat mikoorganisme di dalam rongga mulut yang tidak sesegera mungkin dilakukan tindakan penanganan maupun pengobatan oleh dokter gigi sesuai dengan prosedur idealnya, maka kondisi tersebut akan terus berlanjut.

Lesi atau kerusakkan yang terjadi pada jaringan keras gigi akan terus berkembang dan terus meluas hingga sampai ke lapisan terdalam dari gigi yaitu area pulpa gigi.

Dimana pada area tersebut akhirnya infeksi bisa meluas hingga ke jaringan pendukung sekitar gigi.

Serta dalam proses tersebut baik dalam kondisi kronis maupun tidak kronis, bisa memunculkan kondisi nanahan di area dalam yang pada gilirannya bisa tembus ke area gusi dan memunculkan tampilan atau bentuk abses yang mana abses tersebut merupakan area penuh dengan jaringan yang mati.

Baca juga: Ejakulasi Dini Tidak Hanya Dialami oleh Pria Dewasa, Namun Juga Dialami oleh Pria Usia Lanjut

ilustrasi seseorang yang mengalami abses pada gigi, begini keterangan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
ilustrasi seseorang yang mengalami abses pada gigi, begini keterangan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (health.kompas.com)

Baca juga: Aturan Menyikat Gigi di Malam Hari yang Benar menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP

Hal tersebut merupakan produk yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme.

Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati jelaskan jika kondisi ini memicu kejadian terbentuknya abses pada gusi yang diakibatkan atau dipicu oleh infeksi pada gigi yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan secara tuntas.

Pada beberapa kasus, gigi tersebut sudah sempat dilakukan tindakan perawatan, akan tetapi kemungkinan masih belum tuntas.

Sehingga masih ada sisa perkembangan mikroorganisme di dalamnya yang kemudian mikroorganisme tersebut terus beraktivitas di dalam dan memicu kejadian terbentukanya periodontal abses.

Dalam kondisi ini, perawatan kesehatan gigi yang sudah terlanjur rusak oleh aktivitas mikroorganisme sebaiknya dilakukan secara tuntas.

2 dari 3 halaman

Apabila dokter gigi mengatakan jika gigi tersebut masih membutuhkan tahapan sterilisasi dan tahapan tersebut belum tuntas, sebaiknya pasien patuh terhadap saran dokter gigi.

Karena dalam tindakan perawatan gigi memang harus memenuhi persyaratan dan tahapan yang idealnya dilakukan sesuai dengan prosedurnya.

Untuk memasuki tahap selanjutnya, maka tahap sebelumnya harus tuntas.

Baca juga: Apakah Kelahiran Prematur Bisa Menyebabkan Anak Mengalami Stunting? dr. Hafi Nurinasari Menjawab

ilustrasi ibu hamil yang mengalami infeksi gigi, begini keterangan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
ilustrasi ibu hamil yang mengalami infeksi gigi, begini keterangan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (freepik.com)

Baca juga: Penanganan Kanker Leher Rahim pada Pasien Stadium Lanjut, Ketahui dari dr. Anik Suryaningsih Sp.OG

Kondisi abses gigi yang tidak segera ditangani dengan benar bisa membuat nanah semakin bertumpuk dan menyebabkan nyeri hingga bisa menyebabkan komplikasi pada rongga mulut.

Apabila pasien datang ke dokter gigi dalam kondisi sudah terdapat abses, maka harus mematuhi saran dokter gigi.

Namun pada kenyataannya pasien yang datang ke dokter gigi dan dilakukan perawatan oleh dokter gigi kemudian merasakan jika penyakitnya sudah membaik maka tidak melanjutkan perawatannya.

Kemudian pasien akan datang kembali ketika sudah muncul gejala lain dan bisa jadi gejala tersebut menjadi lebih parah atau kronis.

Dalam kondisi tertentu bisa menyebabkan kondisi kronis yang berubah kembali menjadi tidak kronis.

Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika dalam status kesehatan gigi ada yang kronis, tidak kronis, ada yang sudah kronis tetapi kemudian menjadi tidak kronis kembali.

Hal ini karena aktivitas mikroorganisme di dalam rongga mulut masih aktif dan menimbulkan keadaan tidak nyaman oleh pasien pada kemudian hari yang memicu pasien untuk kembali kontrol setelah kondisinya terlanjur lebih parah.

Baca juga: Kelahiran Prematur Bisa Menimbulkan Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Begini Ulasannya

Ilustrasi seorang wanita yang mengalami infeksi gigi, begini penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Ilustrasi seorang wanita yang mengalami infeksi gigi, begini penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (Thinkstockphotos)

Baca juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi jika Pneumonia atau Paru-paru Basah Tidak Segera Diobati

3 dari 3 halaman

Infeksi dapat diakibatkan oleh lubang gigi yang tidak ditangani, cedera, atau penanganan gigi yang sudah lama.

Biasanya gejala yang terjadi meliputi bau mulut, nyeri, dan demam.

Baca juga: Perbedaan Penanganan Kemoterapi dengan Kemoradiasi dalam Penanganan Kanker Leher Rahim

Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 21 Januari 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comInfeksi Rongga Mulutdrg. R. Ngt. Anastasia Ririendrg. Anastasia RirienKesehatan gigimasalah gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved