TRIBUNHEALTH.COM Terdapat beragam penyakit yang memengaruhi kualitas tidur seseorang.
Salah satunya adalah Obstructive sleep apnea (OSA) yang mana bisa menunjukkan seseorang henti nafas saat tertidur.
Obstructive sleep apnea (OSA) juga menunjukkan gejala mendengkur.
Serta terdapat beberapa gerakan saat tidur, seperti gerakan tungkai yang bisa membuat seseorang menjadi sering terbangun.
Gangguan ini dikenal dengan istilah Periodic limb movement disorder (PLMD).
Periodic limb movement disorder (PLMD) merupakan sebuah gangguan tidur dengan gejala berupa gerakan kaki yang terjadi berulang saat sedang tidur.
Baca juga: Sekitar 95 Persen Kanker Leher Rahim Disebabkan oleh Human Papillomavirus, Simak Penjelasan dr. Anik
Baca juga: Apakah Tindakan Odontektomi bisa Dilakukan oleh Semua Dokter Gigi? Ini Kata drg. Andi Tajrin
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.
Tidak hanya itu saja, bisa juga akibat parasomnia yang biasanya terjadi pada anak-anak.
Parasomnia merupakan sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur.
Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana menuturkan jika terdapat lebih dari 80 gangguan tidur.
Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana tidak menyarankan untuk bermain gadget ketika hendak tidur.
Hal ini karena pancaran sinar biru dari gadget dapat mengganggu tidur.
Sinar biru tersebut bisa masuk ke dalam otak, sehingga dapat mengurangi produksi melatonin.
Baca juga: Gigi Sensitif, Bisakah Disebabkan karena Mengunyah Es Batu? Ini Kata Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG
Baca juga: Tanda Khas Alami Steven Johnson Syndrome, Dokter Sebut Salah Satunya Seluruh Tubuh Melepuh
Biarpun sudah tertidur, namun kualitas tidur yang didapat tidak begitu bagus.
Tidur tidak hanya berfungsi untuk istirahat saja.
Terdapat beberapa hormon yang akan dikeluarkan pada saat seseorang tidur.
Selain itu, tidur juga berfungsi untuk perbaikan sel-sel otak.
Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana menuturkan jika seseorang kurang tidur dalam jangka waktu yang panjang akan memicu terjadinya banyak penyakit.
Seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dimensia, hingga penyakit kanker.
Ada penelitian yang menunjukkan jika seseorang kurang tidur dari 7 jam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, hal ini bisa terjadi pada berbagai kalangan usia.
Baca juga: Pemasangan Implan Gigi Bisa Menyerupai Gigi Asli Meskipun Tidak 100 Persen Sama, Terang drg. Hendra
Baca juga: Konsumsi Air Putih dalam Jumlah yang Cukup Dapat Menurunkan Risiko Mati Muda
Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana menegaskan jika tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Baca juga: Karsinoma Malignant adalah Salah Satu Masalah Gigi Bungsu yang Bisa Saja Terjadi Akibat Impaksi
Penjelasan Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 31 Oktober 2021.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.