TRIBUNHEALTH.COM - Nyeri adalah keluhan yang bisa dialami oleh setiap orang.
Walau demikian, jangan abaikan keluhan nyeri terlebih jika menderita nyeri kronik.
Untuk mengobati keluhan nyeri kronik, dokter biasanya akan menganjurkan pasien melakukan pengobatan IPM (Interventional Pain Management).
Baca juga: Obesitas Memiliki Peluang Lebih Tinggi Mengalami Nyeri Otot atau Nyeri Sendi, Berikut Penanganannya
Sudah banyak digunakan, kira-kira adakah pantangan dalam melakukan pengobatan menggunakan teknik IPM?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, dr. Isrun Masari, Sp.An., FIPM., CIPS memberikan ulasannya.
Berdasarkan pernyataannya, tak perlu khawatir terhadap pantangan pengobatan IPM. Terlebih bagi pasien yang menderita penyakit tertentu.
Pasalnya IPM justru menjadi solusi bagi pasien yang mengalami suatu penyakit yang tidak dianjurkan mengonsumsi obat tertentu atau melakukan tindakan operasi.
"Misalnya pada pasien dengan nyeri tulang belakang harus dioperasi tetapi umurnya sudah tua dan memiliki banyak komorbid."
"Begitupula pada pasien yang tidak bisa minum obat karena alergi atau gangguan lambung atau ginjal, maka IPM bisa menjadi alternatif," jelas Isrun.
Baca juga: Penanganan Nyeri Kronik dengan Alat Fluoroskopi dan USG, Berapa Persen Pengurangan Sakitnya?
Dengan demikian keluhan nyeri bisa ditangani dengan menggunakan prosedur IPM.
Secara umum hampir semua kondisi bisa ditangani dengan menggunakan teknik IPM.
Syarat IPM
Disebutkan bahwa metode ini baru bisa dilakukan jika metode pemberian obat dan fisioterapi tak lekas memberikan perbaikan pada kondisi pasien.
Namun demikian, rupanya tak melulu harus melewati tahap terapi pemberian obat dan fisioterapi, pasien juga dapat langsung menjalani teknik IPM ini.
Penanganan IPM dapat diberikan jika seorang pasien tidak bisa mengonsumsi obat.
Karena secara alur, jika seorang pasien mengeluhkan nyeri maka penanganan yang akan ditawarkan pertama kali oleh dokter adalah obat, selagi tidak ada kontraindikasi.
"Misalnya memiliki asam lambung, karena obat-obatan nyeri bisa memperberat maghnya," ucap Isrun.
Baca juga: Ini Prinsip Penanganan Nyeri Lutut Akibat Osteoarthritis, Simak Ulasan dr. Isrun Masari. Sp.An.,
Begitupula jika pasien menderita penyakit ginjal dan memiliki alergi yang sama halnya akan memicu masalah jika diberikan obat pereda nyeri
Bahkan kata Isrun, terdapat pasien yang belum mencoba meminum obat tetapi ingin langsung diberikan interveni suntik dengan IPM.
Hal ini pun bukan menjadi masalah, maka dokter juga akan mengikuti kehendak pasien.
Dengan demikian, pasien yang mengalami keluhan nyeri bisa segera mendapatkan penanganan IPM, tanpa harus menjalani proses konsumsi obat dan fisioterapi.
"Jadi langsung ke IPM jika pasien tidak mendapatkan respon dari obat-obatan," ungkap Isrun.
Intervensi Nyeri Kronik
Intervensi manajemen nyeri merupakan suatu teknik mengatasi masalah nyeri langsung pada pencetus nyeri muncul.
Misalnya nyeri bahu, pada bahu terdapat berbagai otot yang berperan menyebabkan nyeri tersebut timbul.
Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Ulu Hati yang Menjalar ke Bahu, Dokter Sebut Bisa Jadi Tanda Sakit Jantung
Intervensi ini menjadi solusi jika dalam penanganan nyeri kronik tak ada perbaikan setelah dokter menganjurkan pasien mengonsumsi obat.
Jika terus dipaksa menggunakan obat, maka akan menimbulkan efek samping pada organ. Seperti gangguan ginjal atau lambung.
"Berbeda dengan manajemen nyeri intervensi, obat langsung diberikan pada sumbernya," imbuh Isrun.
Agar tidak salah penempatan, maka dokter akan menggunakan alat bantu dengan USG (Ultrasonografi).
Saat ini USG sangat berkembang, maka bisa dilakukan untuk membantu mendeteksi kelainan otot dan sendi.
"Dengan USG kita tahu, adanya robekan, saraf bermasalah atau sendi mengalami peradangan," tambah Isrun.
Baca juga: Kelelahan dan Gangguan Tidur Jadi Gejala Awal Serangan Jantung pada Wanita, Bukan Nyeri Dada
Selain itu dengan USG bisa menjadi panduan pada jarum yang akan digunakan untuk ditempatkan pada target nyeri yang dituju.
Prosedur Atasi Nyeri Kronik
Dalam prosedur mengatasi nyeri kronik, dibutuhkan alat bantu untuk menuju target sumber nyerinya.
Misalnya pada tulang saraf kejepit di area tulang belakang, penanganan melibatkan alat bantu fluoroscopy untuk menuntun jarum ke target penyebab nyerinya.
Tak perlu resah, ini bukan merupakan prosedur operasi melainkan berupa prosedur penyuntikan.
Sebelum disuntik, pasien akan diberikan anastesi lokal agar tidak merasa kesakitan.
Jika sudah demikian, prosedur dapat dijalankan pasien dengan nyaman.
Baca juga: dr. M. Wawan Mulyawan, Sp.BS, Sp.KP Paparkan Gejala Khas dari Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai
Prosedur ini dapat dijalankan di ruang operasi atau poliklinik tergantung kondisi pasien.
"Kalau tulang belakang kita butuh alat flouroscopy di ruang operasi, tetapi kalau otot kita bisa pakai USG (ultrasonografi) di poliklinik," jelas Isrun.
Penjelasan dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)