TRIBUNHEALTH.COM - Semua orang tentunya pernah merasakan nyeri.
Baik nyeri lutut, nyeri pinggang, nyeri kepala, ataupun nyeri pada lutut.
Tidak semua orang tanggap dengan keluhan nyerinya.
Kebanyakan pasien akan datang ke dokter jika sudah mengalami nyeri yang tidak tertahankan.
Untuk mengobati keluan nyeri bisa menggunakan alat Fluoroskopi dan USG tergantung dari letak keluhan nyerinya.
Dengan cara penanganan menggunakan alat fluoroskopi dan USG, pengurangan sakitnya berapa persen?
Baca juga: dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS Sampaikan Prosedur untuk Mengatasi Nyeri Kronik
Karena tindakan yang dilakukan langsung ke sumber nyerinya, biasanya hasil yang dirasakan pasien jauh lebih signifikan.
Biasanya pasien mengonsumsi obat dan memerlukan waktu untuk sampai ke target.
Misalkan pasien mengalami nyeri bahu, maka obat untuk sampai ke bahu memerlukan waktu.
Jika dilakukan tindakan secara langsung, maka dokter bisa memberikan obat lebih tepat, penanganan langsung ke sumber nyerinya dan hasilnya juga lebih signifikan.
dr. Isrun Masari menyampaikan, prosedur itu tergantung dari seberapa berat kelainan yang sudah timbul.
Apabila nyeri kronik semakin cepat diatasi, maka semakin bagus ahsil yang didapatkan.
Baca juga: Tanpa Disadari Penyebab Nyeri Kronik dari Kebiasaan Sehari-hari, Simak Penjelasan Berikut
Semakin lama menjadi nyeri kronik, tentu tidak mudah untuk mengatasinya secara cepat.
Jika nyeri kronik makin lama dibiarkan, biasanya struktur tubuh yang lain akan ikut terkena.
Misalnya pasien dengan nyeri lutut, dikarenakan nyeri lutut sebelah kanan maka cenderung berdiri menggunakan lutut sebelah kiri.
Sehingga berat badan akan bergeser ke kaki sebelah kiri.
Kaki yang harusnya menopang separuh berat badan, sekarang menopang berat badan lebih berat.
Dalam jangka panjang tentu akan menjadi masalah.
Demikian juga tulang panggul, dikarenakan keseimbangan yang berubah tentu akan menjadi sumber nyeri.
Baca juga: Mengenal Manajemen Nyeri Intervensi atau IPM, Salah Satu Pengobatan untuk Nyeri Kronis
Makin lama membiarkannya, maka makin banyak sumber-sumber nyeri yang akan timbul.
Sehingga ketika dilakukan treatment juga tidak bisa sesimple penanganan di awal.
Semakin lama menderita nyeri kronik, maka makin banyak sumber nyeri yang harus diatasi.
dr. Isrun Masari menyampaikan, ada yang sekali prosedur sudah selesai dan ada juga yang perlu dilakukan beberapa kali karena sumbernya sudah menjalar.
Saraf kejepit bisa mengenai lumbal 1 atau lumbal 2.
Agar bisa pas pada targetnya, maka membutuhkan alat bantu.
Alat bantu tersebut bernama Fluoroskopi yang menuntun jarum ke target penyebab nyerinya.
Baca juga: dr. Isrun Masari Sebut Lama Pengobatan IPM Tergantung dari Masing-masing Kasus Nyeri yang Dirasakan
dr. Isrun Masari menyampaikan bahawa ini bukanlah prosedur operasi.
Banyak orang awam yang beranggapan bahwa disuntik merasakan sakit.
Sebelum dilakukan penyuntikan akan dilakukan anastesi lokal terlebih dahulu, sehingga prosedurnya bisa lebih nyaman.
Proseur ini bisa dikerjakan di kamar operasi atau di poliklinik, semua tergantung dengan kebutuhan.
Jika pada tulang belakang maka membutuhkan alat Fluoroskopi, maka dikerjakan di ruang operasi.
Tetapi untuk otot, misalnya pada bahu bisa menggunakan USG dan bisa dikerjakan di poliklinik.
Manajemen intervensi merupakan suatu teknik, dimana obat tersebut langsung diberikan ditempat permasalahan nyerinya.
Misalnya nyeri bahu, sering kita ketahui bahwa nyeri bahu sering menjadi masalah dalam kehidupansehari-hari.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS. Seorang dokter spesialis anastesi dari RSKB Halmahera Siaga.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)