TRIBUNHEALTH.COM - Prosedur untuk mengatasi nyeri kronik ialah menggunakan alat bantu untuk menuju ke target sumber nyerinya.
Misalkan pada saraf kejepit di tulang belakang.
Pada tulang belakang yang paling sering terkena adalah bagian bawah, terdapat 5 lumbal yaitu lumbal 1 hingga lumbal 5.
Saraf kejepit bisa mengenai lumbal 1 atau lumbal 2.
Agar bisa pas pada targetnya, maka membutuhkan alat bantu.
Alat bantu tersebut bernama Fluoroskopi yang menuntun jarum ke target penyebab nyerinya.
dr. Isrun Masari menyampaikan bahawa ini bukanlah prosedur operasi.
Banyak orang awam yang beranggapan bahwa disuntik merasakan sakit.
Baca juga: Sesegera Mungkin Konsultasi dengan Dokter Menjadi Pilihan Tepat Ketika Mengeluhkan Nyeri Rahang
Sebelum dilakukan penyuntikan akan dilakukan anastesi lokal terlebih dahulu, sehingga prosedurnya bisa lebih nyaman.
Proseur ini bisa dikerjakan di kamar operasi atau di poliklinik, semua tergantung dengan kebutuhan.
Jika pada tulang belakang maka membutuhkan alat Fluoroskopi, maka dikerjakan di ruang operasi.
Tetapi untuk otot, misalnya pada bahu bisa menggunakan USG dan bisa dikerjakan di poliklinik.
Manajemen intervensi merupakan suatu teknik, dimana obat tersebut langsung diberikan ditempat permasalahan nyerinya.
Misalnya nyeri bahu, sering kita ketahui bahwa nyeri bahu sering menjadi masalah dalam kehidupansehari-hari.
Baca juga: dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS Sampaikan Tindakan yang Dilakukan jika Mengalami Nyeri
Pada bahu terdapat banyak otot, sekitar 6 sampai 7 otot dan masing-masing berperan dengan nyeri bahu.
Apabila kita mengangkat tangan ke arah samping tentu ototnya sudah berbeda.
dr Isrun Masari mengatakan, jika konsumsi obat maka tujuannya ke bahu.
Tetapi obat tersebut jika sudah masuk ke dalam tubuh akan masuk ke ginjal maupun ke lambung.
Yang menjadi masalah jika mengonsumsi obat jangka panjang adalah efek samping pada organ yang menjasi masalah.
Sehingga pasien mengalami gangguan lambung ataupun gangguan pada giinjal.
Dengan manajemen nyeri intervemsi, obat tersebut lansgung digunakna pada sumber nyerinya.
Baca juga: Pahami Pengertian Nyeri Kronik yang Disampaikan oleh dr. Isran Masari, Sp.An FIPM CIPS
Agar obat tepat pada sumber nyeri tersebut, tentunya menggunakan alat bantu.
Alat bantu yang digunakan adalah USG.
Saat ini USG sangat berkembang, sehingga bisa digunakan untuk berbagai macam pemeriksan selain kehamilan dan salah satunya adalah kelainan otot dan sendi.
Dengan USG bisa ditentukan letak masalah yang dialami.
Misalkan pada otot apakah terjadu robekan, saraf yang bermasalah atau sendi yang mengalami peradangan.
dr. Isrun Masari mengatakan, USG bisa menjadi panduan jarum pada target yang dituju.
dr. Isrun Masari juga menyampaikan, selama ini dalam penatalaksanaan sehari-hari yang kita alami jika mengeluhkan nyeri yang dilakukan adalah konsumsi obat.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Keluhan Nyeri Pinggang Memiliki Banyak Golongan Masalah Kesehatan
Setelah minum obat, keluhann nyeri yang dirasakan berkurang.
Yang menjadi masalah apabila minum obat, kemudian nyeri berkurang dan timbul lagi kemudian minum obat kembali sehingga terjadi pengulangan yang terus menerus.
Bahkan kadang-kadang intensitas nyerinya semakin tinggi dan efektivitas obatnya sudah tidak terasa.
Dalam kondisi seperti ini biasanya hanya memiliki dua pilihan yakni minum obat atau operasi.
Misalkan seseorang memiliki keluhan pada tulang belakang dan sudah minum obat secara maksimal, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternayta mengalami saraf kejepit maka dianjurkan untuk operasi.
Karena satu dan lain hal, banyak pasien yang merasa takut untuk operasi.
Kalaupun ingin operasi tetapi tidak bisa, misalkan pasien tersebut sudah berusia tua dan memiliki kelainan pada jantung ataupun paru-paru sehingga tindakan operasi cukup beresiko.
Baca juga: Kesemutan dan Nyeri pada Area Paha Hingga Betis Muncul ketika Berkendara, Wajarkah?
dr. Isrun Masari mengatakan, dengan kondisi seperti ini maka pasien terssebut jatuh dalam nyeri kronik.
Manajemen intervensi yang baru berkembang dalam beberapa dekade terajhir, menjadi jembatan anatra dua masalah tersebut.
Pasien-pasien yang sudah minum obat dengan maksimal, tetapi nyerinya tidak berkurang dan tidak bisa operasi karena satu dan lain hal.
dr. Isrum Masari menyampaikan, disinilah manajemen intervensi akan dilakukan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS. Seorang dokter spesialis anastesi dari RSKB Halmahera Siaga.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)