TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah melebihi batas normal yaitu diatas 140/90 mmHg.
Kondisi ini rentan menyerang orang-orang dengan usia di atas 45 tahun, namun tak menutup kemungkinan bahwa hipertensi dapat menyerang usia muda.
dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH menuturkan, beberapa pasien hipertensi yang datang ke tempat praktik banyak yang mengeluhkan tengkuk sakit hingga pusing.
Namun menurut dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH, kondisi tersebut bukanlah gejala spesifik dari terjadinya hipertensi pada seseorang.
Justru hipertensi yang sebenarnya tidak memiliki gejala yang khas.
Baca juga: dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH Paparkan 4 Kelompok Rentan terhadap Hipertensi, Berikut Ulasannya
Baca juga: Penderita Hipertensi Terus Meningkat, Benarkah Marah-marah Menjadi Pemicu Terjadinya Hipertensi?
Pada sebagian orang yang mengalami hipertensi, orang tersebut tidak bergejala, namun setelah dilakukan pengukuran darah tensinya menunjukkan angka 200.
dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH mengungkapkan bahwa seseorang tidak dapat mengetahui apakah menderita hipertensi atau tidak hanya dengan mengandalkan gejala saja.
Hipertensi tersebut dapat diketahui dengan melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin.
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH yang dilansir TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.
Secara tidak langsung hipertensi dapat dikatakan sebagai silent killer karena memang tidak memiliki gejala yang khas.
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi, Simak Penjelasan Ahli Berikut Ini
Baca juga: 9 Makanan yang Perlu Dibatasi Penderita Hipertensi, Termasuk Saus Tomat dan Kecap
Dua jenis hipertensi
Hipertensi sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH menjelaskan, hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Namun sebagian besar terjadi karena hal-hal seperti terjadinya kekakuan pada pembuluh darah dan lainnya.
Sedangkan hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi karena adanya penyakit yang mendasarinya.
Misalnya terdapat kelainan ginjal, kelainan hormon, dan lainnya.
Baca juga: Faktor Gaya Hidup hingga Riwayat Penyakit Sebabkan Hipertensi saat Bangun Tidur
Baca juga: Dampak Buruk Kurang Tidur, Hipertensi hingga Demensia, Simak Penjelasan dr. Rimawati Tedjasukmana
Penderita hipertensi lebih rentan terinfeksi Covid-19
Menurut dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH, dari awal pandemi isu tentang hipertensi sudah lama di perbincangkan.
Tak hanya di Indonesia saja, dari China, Italia, Prancis, hingga Jepang, mengungkapkan bahwa memang hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terinfeksi Covid-19.
Hal ini dapat terjadi karena ketika melihat cara virus tersebut masuk, virus tersebut masuk melalui jalur ACE2.
ACE2 atau Angiotensin Converting Enzyme 2 merupakan suatu protein yang diekspresikan di berbagai sel di seluruh tubuh.
Terutama di bagian paru-paru, saluran pernapasan atas seperti hidung, dan juga di bagian mata atau kornea, hingga di saluran pernapasan.
Baca juga: Tak Hanya Garam, Penderita Hipertensi Juga Perlu Hindari Makanan Ultraproses
Virus tersebut menempel di sel kemudian masuk melalui reseptor dari ACE2, jika reseptornya banyak, maka gejala klinisnya juga akan semakin banyak.
"Kita belum tahu apakah di masa pandemi ini justru memicu kejadian hipertensi lebih banyak lagi."
"Ya tapi mungkin saja, jadi ini interaksi antara penyakit menular dari infeksi Covid-19 sampai menyebabkan perubahan misalnya pada penyakit tidak menular."
"Namun bisa jadi juga meningkat, ini layak dijadikan penelitian," tutur dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH.
Baca juga: 4 Penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil, Termasuk Terjadinya Preeklamsia yang Bahayakan Janin
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat pada 18 Maret 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)