TRIBUNHEALTH.COM - Tekanan darah berfluktuasi secara alami sepanjang hari dan cenderung meningkat pada saat seseorang bangun tidur.
Namun, bagi beberapa orang, tekanan darah mungkin sangat tinggi di pagi hari.
Dokter menyebut ini sebagai hipertensi pagi.
Hipertensi pagi hari dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Keadaan darurat medis ini sering terjadi pada dini hari ketika tekanan darah meningkat.
Dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today (MNT) pada Kamis (15/9/2022), berikut ini sederet penyebab darah tinggi pada pagi hari, termasuk faktor gaya hidup hingga penyakit tertentu.
Efek pengobatan
Beberapa orang menggunakan obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah mereka.
Menurut tinjauan 2018, hipertensi pagi yang tidak terkontrol dapat mengindikasikan masalah dengan jenis atau dosis obat-obatan ini.
- Secara khusus, hipertensi pagi mungkin disebabkan oleh satu atau lebih faktor berikut:
- mengambil dosis obat yang terlalu rendah
- minum obat kerja pendek atau kerja menengah daripada obat kerja panjang
- minum obat antihipertensi tunggal daripada kombinasi obat-obatan
Baca juga: Tak Hanya Garam, Penderita Hipertensi Juga Perlu Hindari Makanan Ultraproses
Beberapa orang mungkin menemukan bahwa minum obat sebelum tidur daripada di pagi hari memberikan kontrol tekanan darah yang lebih baik.
Orang lain mungkin perlu membagi dosis harian mereka, mengambil setengah di pagi hari dan setengah sebelum tidur.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin perlu mengganti obat tekanan darah jenis lain sama sekali.
Penting untuk berbicara dengan dokter sebelum membuat perubahan apa pun pada obat-obatan.
Kondisi medis
Kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko hipertensi, termasuk:
- tekanan darah tinggi yang tidak diobati
- kolesterol tinggi
- penyakit kardiovaskular
- apnea tidur obstruktif
- diabetes
- gangguan tiroid
- sindrom Cushing
- lupus
- skleroderma
- penyakit ginjal.
Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Penderita Darah Tinggi, Termasuk Buah Pisang dan Semangka
Faktor gaya hidup
Faktor gaya hidup tertentu juga dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Beberapa kebiasaan yang dimaksud termasuk:
- merokok
- konsumsi alkohol berat
- makan makanan tinggi garam dan lemak jenuh
- tidak cukup berolahraga.
Baca juga: 4 Penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil, Termasuk Terjadinya Preeklamsia yang Bahayakan Janin
Pola tekanan darah normal
Tekanan darah mengacu pada kekuatan yang digunakan jantung untuk memompa darah di sekitar sistem peredaran darah.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, antara lain:
- stres atau kecemasan
- aktivitas fisik
- diet.
Ketika seseorang mengukur tekanan darahnya, bacaan akan muncul sebagai dua angka.
Angka atas menunjukkan tekanan darah sistolik, yang merupakan tekanan saat jantung berkontraksi.
Baca juga: Hipertensi Tingkatkan Risiko Terkena Glaukoma, Sebabkan Kebutaan Permanen
Angka di bawah menunjukkan tekanan darah diastolik, yang merupakan ukuran tekanan saat jantung berelaksasi.
Monitor tekanan darah menggunakan unit pengukuran yang disebut milimeter air raksa (mm Hg) untuk mengukur tekanan di dalam pembuluh darah.
Tekanan darah normal kurang dari 120/80 mm Hg.
Angka antara 120/80 mm Hg dan 139/89 mm Hg menunjukkan bahwa seseorang berisiko terkena hipertensi, sedangkan angka lebih dari 140/90 mm Hg menandakan hipertensi.
Tekanan darah naik dan turun sepanjang hari dan malam.
Baca juga: Diabetes dan Hipertensi Dapat Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis, Gejalanya Termasuk Urine Berdarah
Saat tidur, tekanan darah turun 10–30 persen.
Kemudian tekanan darah meningkat sekitar waktu bangun.
Pada beberapa orang, peningkatan ini mungkin signifikan, mengakibatkan hipertensi pagi.
Orang yang memiliki pola tekanan darah abnormal mungkin berisiko mengalami komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke.
Menurut sebuah tinjauan ilmiah, timbulnya stroke dan peristiwa jantung serius lainnya memuncak dalam 4-6 jam pertama setelah bangun tidur.
Siapa yang berisiko?
Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi pagi hari:
- berusia di atas 65 tahun
- menjadi keturunan Afrika atau Karibia
- memiliki kerabat dengan tekanan darah tinggi
- memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
- minum alkohol
- merokok
- kecemasan atau stres yang berlebihan
- kurang tidur
- gangguan tidur, misalnya bekerja shift malam.
(TribunHealth.com/Nur)