TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa wanita memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi selama kehamilan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikar (CDC) menyebut darah tinggi selama kehamilan dapat berisiko untuk ibu dan bayinya.
"Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan masalah selama dan setelah melahirkan," tulis CDC dalam situs resminya, dilansir TribunHealth.com pada Jumat (5/8/2022).
Mayo Clinic menjelaskan, terkadang tekanan darah tinggi dimulai sebelum kehamilan.
Namun dalam kasus lain, kondisi ini dapat berkembang selama kehamilan.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab hipertensi selama kehamilan, menurut Mayo Clinic.
Hipertensi kronis

Pada hipertensi kronis, tekanan darah tinggi berkembang baik sebelum kehamilan atau selama 20 minggu pertama kehamilan.
Karena tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, mungkin sulit untuk mengetahui secara pasti kapan mulainya.
Baca juga: Hipertensi Tingkatkan Risiko Terkena Glaukoma, Sebabkan Kebutaan Permanen
Hipertensi kronis dengan superimposed preeklamsia
Kondisi ini terjadi ketika hipertensi kronis menyebabkan tekanan darah tinggi yang memburuk selama kehamilan.
Orang dengan kondisi ini dapat mengembangkan protein dalam urin atau komplikasi lainnya.
Hipertensi gestasional

Orang dengan hipertensi gestasional memiliki tekanan darah tinggi yang berkembang setelah 20 minggu kehamilan.
Tidak ada kelebihan protein dalam urin dan tidak ada tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
Namun dalam beberapa kasus, hipertensi gestasional pada akhirnya dapat menyebabkan preeklamsia.
Baca juga: Diabetes dan Hipertensi Dapat Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis, Gejalanya Termasuk Urine Berdarah
Preeklamsia
Preeklamsia terjadi ketika hipertensi berkembang setelah 20 minggu kehamilan.
Preeklamsia dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, termasuk ginjal, hati, darah atau otak.
Preeklamsia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius – bahkan fatal – bagi ibu dan bayi.
Baca juga: Kontrol Hipertensi dengan Tips Sederhana, Mulai Kurangi Asupan Kopi hingga Perbanyak Olahraga
Komplikasi mungkin termasuk eklampsia, di mana kejang berkembang.
Sebelumnya, preeklamsia didiagnosis hanya jika terdapat tekanan darah tinggi dan protein dalam urin.
Para ahli sekarang tahu bahwa preeklamsia mungkin saja terjadi tanpa protein dalam urin.
Makanan yang baik untuk kontrol hipertensi

Memang tak ada makanan khusus yang bisa menyembuhkan suatu penyakit tanpa intervensi medis, tak terkecuali hipertensi.
Namun beberapa makanan tertentu bisa berdampak baik bagi hipertensi, sementara yang lain mungkin memiliki efek sebaliknya.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, berikut ini makanan yang baik untuk hipertensi.
1. Pisang

Makan makanan kaya kalium lebih baik daripada mengonsumsi suplemen.
Salah satu buah yang kaya kalium adalah pisang.
Irisan pisang dalam granola atau oatmeal merupakan sumber potasium yang baik.
2. Salmon, Mackerel dan Ikan yang Mengandung Asam Lemak Omega-3
Ikan merupakan sumber protein tanpa lemak yang sangat baik.
Baca juga: Orang dengan Hipertensi Perlu Batasi Konsumsi Garam hingga Kafein
Ikan berlemak seperti makarel dan salmon kaya akan asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi peradangan, dan menurunkan trigliserida.
Salah satu keuntungan mengolah ikan adalah mudah dibumbui dan dimasak.
Untuk mencobanya, letakkan fillet salmon di atas kertas roti dan bumbui dengan bumbu, lemon, dan minyak zaitun.
Panggang ikan dalam oven yang dipanaskan hingga 250 ° F selama 12-15 menit.

3. Biji-bijian
Biji yang tidak diasinkan kaya akan potasium, magnesium, dan mineral lain yang dikenal dapat mengurangi tekanan darah.
Nikmati secangkir biji bunga matahari, labu, atau labu siam sebagai camilan di antara waktu makan.
4. Bawang putih dan rempah-rempah
Satu ulasan mencatat bahwa bawang putih dapat membantu mengurangi hipertensi dengan meningkatkan jumlah oksida nitrat dalam tubuh.
Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD Paparkan Penyebab Hipertensi Berdasarkan Jenisnya
Oksida nitrat membantu meningkatkan vasodilatasi, atau pelebaran arteri, untuk mengurangi tekanan darah.
Memasukkan bumbu dan rempah-rempah beraroma ke dalam makanan harian juga dapat membantu mengurangi asupan garam.
Contoh bumbu dan rempah-rempah yang dapat ditambahkan termasuk kemangi, kayu manis, thyme, rosemary, dan banyak lagi.
5. Coklat hitam

Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa makan cokelat hitam dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) yang lebih rendah.
Studi ini menunjukkan bahwa hingga 100 gram cokelat hitam per hari dapat dikaitkan dengan risiko CVD yang lebih rendah.
Cokelat hitam mengandung lebih dari 60 persen padatan kakao dan memiliki lebih sedikit gula daripada cokelat biasa.
6. Minyak zaitun
Minyak zaitun adalah contoh lemak yang sehat.
Zaitun mengandung polifenol, yang merupakan senyawa pelawan peradangan yang dapat membantu mengurangi tekanan darah.
Minyak zaitun dapat membantu memenuhi dua hingga tiga porsi lemak harian sebagai bagian dari diet DASH.
Zaitun juga merupakan alternatif yang bagus untuk minyak canola, mentega, atau saus salad komersial.
7. Delima
Delima adalah buah sehat yang bisa dinikmati mentah atau sebagai jus.
Satu studi menyimpulkan bahwa minum secangkir jus delima sekali sehari selama empat minggu membantu menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)