Breaking News:

Busung Lapar Masih Terjadi, Ini Cara Mengatasinya Menurut dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A

Dokter Spesialis Anak, Roro Rukmi Windi Perdani menjelaskan cara mengatasi Busung lapar.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Nakita
Ilustrasi - ibu mengurusi bayinya 

TRIBUNHEALTH.COM - Istilah penyakit busung lapar sudah umum didengar oleh masyarakat sejak dahulu.

Untuk saat ini, masyarakat banyak menyebut penyakit busung lapar sebagai masalah gizi.

Baik masalah gizi kurang maupun gizi buruk.

Baca juga: Jarak Ideal Makan Malam sebelum Tidur, Simak Anjuran Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz.

Orangtua yang memiliki anak dengan kondisi busung lapar perlu segera memberikan penanganan yang tepat.

Agar mencegah anak mengalami masalah gizi yang semakin berlanjut.

Untuk mengatasinya, simak informasi dari Dokter Spesialis Anak, Roro Rukmi Windi Perdani.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (freepik.com)

Roro mengatakan, dalam penanganan anak busung lapar perlu diperhatikan apakah anak mengalami komplikasi atau tidak.

Komplikasi yang dimaksud, seperti:

- Kejang

Baca juga: Waspada Kejang saat Anak Alami Tipes, Ini Saran Dokter yang Harus Dilakukan Orangtua

- Infeksi paru

2 dari 4 halaman

- Diare lama

- dan dehidrasi berat.

Bila 4 kondisi di atas tidak ditemukan pada anak, maka anak telah dipastikan mengalami gizi buruk murni.

Ilustrasi anak yang mengalami gizi buruk
Ilustrasi anak yang mengalami gizi buruk (lagizi.com)

Kondisi gizi buruk murni, cukup dapat diatasi oleh dokter yang berpraktek di Puskesmas.

Pemerintah sudah memberikan program dalam penatalaksanaan gizi buruk di Puskesmas.

Baca juga: Ahli Gizi Sebut Kebutuhan Gizi Anak Sekolah, Salah Satunya adalah Vitamin dan Mineral

"Jadi nanti dari Puskesmas itu akan ada petugas yang memantau. Makanan hariannya bagaimana, berat badannya berapa, naiknya berapa."

"Lalu diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)," sambung Roro.

Lebih lanjut, jika ditemukan adanya komplikasi, maka komplikasi tersebut harus ditangani terlebih dahulu.

ilustrasi anak makan
ilustrasi anak makan (pixabay.com)

Hingga kemudian anak baru bisa mendapatkan program kenaikan berat badan.

"Jadi diobati dahulu penyakitnya," imbuh Roro.

3 dari 4 halaman

Mengatasi kondisi ini, pasien harus mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis anak.

Baca juga: Jangan Takut Berat Badan Bertambah saat Konsumsi Hidangan Manis, Simak Tips Ahli Gizi

Kecuali jika komplikasi anak ringan, seperti infeksi paru ringan, yang bisa diatasi hanya dari dokter Puskesmas saja.

Ciri-ciri busung Lapar

Penyebutan istilah busung lapar dipelopori karena kondisi perut yang membusung namun keadaan tubuh yang kurus.

"Jadi membusung tetapi kaya orang kelaparan," ucap Roro.

ilustrasi pengukuran berat badan
ilustrasi pengukuran berat badan (freepik.com)

Maka dimungkinkan, istilah busung lapar pada zaman dahulu diperuntukan pada anak yang menderita gizi buruk, dengan ciri-ciri:

- Perut buncit

- Membusung

Baca juga: Waspada, Sakit Perut Parah yang Mengganggu Aktivitas Menandakan Gejala Usus Buntu

- Tangan dan kaki sangat kurus.

Penyebab busung Lapar

4 dari 4 halaman

Kondisi di atas lebih tepatnya mengarah pada gizi buruk dengan kekurangan energi yang berbentuk karbohidrat dan protein.

Perlu diketahui, terdapat zat gizi mikro dan makro.

Ilustrasi zat gizi makro
Ilustrasi zat gizi makro (jatim.tribunnews.com)

Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara zat gizi mikro terdiri dari mineral, seperti zat besi, vitamin, dan zinc.

Karbohidrat bisa didapat dari makanan seperti roti, donat, kentan, dan berbagai makanan yang berbahan tepung.

Baca juga: Bolehkah Mengganti Nasi dengan Sumber Karbohidrat Lain? Begini Tanggapan R. Radyan Yaminar, S.Gz

Lalu pada protein, bisa diperoleh dari daging-dagingan, ikan, telur, tempe dan tahu.

Penderita gizi buruk atau busung lapar kekurangan dua zat penting di atas (protein dan karbohidrat).

Kekurangan zat gizi mikro ini disebabkan karena asupan gizi yang kurang.

ilustrasi seorang anak yang mengalami busung lapar
Ilustrasi seorang anak yang mengalami busung lapar (health.grid.id)

Kondisi demikian, dimungkinkan terjadi pada masyarakat dengan pendapatan rendah.

"Jadi tidak bisa mencukupi kebutuham sehari-hari," imbuh Roro.

Selanjutnya, selain asupan yang kurang, busung lapar bisa juga dipicu akibat anak tidak ingin mengonsumsi makanan.

Baca juga: Psikolog Diah Ungkapkan Cara Mencegah Emosi hingga Mengatasi Trauma pada Anak Akibat Emosi Orangtua

Namun selain dua faktor tersebut, busung lapar juga bisa disebabkan oleh kebutuhan harian penderita yang memang sangat kurang meskipun sudah diberikan asupan gizi yang cukup.

"Contohnya pada orang-orang yang sakit berat yang membutuhkan lebih banyak energi untuk penyembuhannya daripada saat dia tidak sakit berat," jelas Roro.

Selain itu, juga bisa diakibatkan oleh percepatan pertumbuhan.

ilustrasi pertumbuhan anak
ilustrasi pertumbuhan anak (freepik.com)

Artinya penderita membutuhkan energi, baik karbohidrat, protein, lemak, dan sejenisnya yang lebih dari biasanya.

Kondisi ini bisa juga terjadi pada masa pubertas.

Baca juga: Tanda Pubertasi Dini yang Berbahaya dari Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi

Terakhir, juga bisa diakibatkan karena menderita Diare berkepanjangan atau Imunodefisiensi pada pasien HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Penderita cukup akan zat gizi dan kebutuhan energi yang normal, namun sayangnya berbagai asupan makanan tidak bisa diserap oleh tubuh dengan baik.

Mengantisipasi busung Lapar

Setiap anak harus mendapatkan kebutuhan gizi yang cukup.

Jangan sampai anak menderita gizi buruk atau busung lapar.

Baca juga: Apa Perbedaan Stunting dengan Gizi Buruk? Begini Jawaban Ahli Gizi

Karena itu, orangtua harus memberikan asupan gizi yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.

Untuk mengetahui kebutuhan asupan gizi anak, orangtua dapat memastikannya di:

- Setiap mengikuti kegiatan Posyandu

Ilustrasi menimbang berat badan anak saat mengikuti Posyandu
Ilustrasi menimbang berat badan anak saat mengikuti Posyandu (kompas.com)

- Dokter spesialis anak

- dan Puskesmas.

Roro melanjurkan, pentingnya untuk orangtua memantau asupan gizi anak setiap bulannya.

Dalam pemantauan ini, orangtua biasanya juga akan mendapatkan informasi dari petugas Posyandu atau Puskesmas.

Baca juga: Aturan Konsumsi Hidangan Manis bagi Penderita Diabetes saat Buka Puasa, Simak Anjuran Ahli Gizi

Kebutuhan anak diatas 1 hingga menuju 12 bulan diperkirakan 110 kalori/kg/hari.

Seiring bertambahnya usia, maka kebutuhan kalorinya akan semakin menurun.

Roro pun menjelaskan cara menghitung kebutuhan kalori anak.

"Contohnya anak usia 7 bulan dengan berat badan 75 kg, maka 7,5 dikalikan 110 kalori."

"Misalnya didapatkan 800 kalorinya, maka untuk memenuhinya dapat diperoleh dari 3 kali makan, menyusui, snack, dan lainnya lalu dikumpulkan jumlahnya jadi 800 kalori," jelas Roro.

ilustrasi kalori pada makanan
ilustrasi kalori pada makanan (kompas.com)

Sehingga dalam menghitung kebutuhan asupan gizi anak dapat diperoleh dengan menghitung kebutuhan kalori.

Tidak perlu khawatir jika orangtua mengalami kesulitan dalam menghitung kalori anak, petugas kesehatan akan siap membantu.

"Ini harus mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Sebenarnya jika ingin membca buku boleh tetapi jika belum jelas harus tanya."

"Karena kalau cari tahu mandiri dan kurang paham, takutnya nanti salah dalam menerima informasi yang ada."

"Maka sebaiknya bertanya ke petugas kesehatan," papar Roro.

Penjelasan Dokter Spesialis Anak, Roro Rukmi Windi Perdani, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Kamis (3/2/2022)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Roro Rukmi Windi PerdaniBusung LaparPenyebab busung lapar
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved