TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi menjelaskan bahwa kehidupan emosi pada anak sangatlah dipengaruhi oleh kehidupan emosi orangtuanya.
Jika kehidupan emosi orangtua masih dipengaruhi oleh kehidupan emosi yang penuh dengan emosi destruktif, maka akan sulit untuk memaparkan hal-hal yang positif kepada anaknya.
Emosi destruktif adalah emosi yang digambarkan dengan emosi sering marah, sering takut, dan sering sedih.
Emosi yang ada pada orangtua akan terpaparkan kepada anaknya hanya dengan melihat, merasa, dan mendengar emosi itu bisa terpaparkan.
Oleh sebab itu, hal utama yang harus dilakukan oleh orangtua adalah mengetahui bagaimana kehidupan emosi yang ada pada dirinya.
Penting bagi orangtua untuk mengetahui anger management atau manajemen kemarahan yang ada pada dirinya.
Karena jika orangtua sudah memiliki anger management, maka orangtua tersebut sudah bisa mengelola dan mengendalikan emosinya dengan baik.
Baca juga: Mengenal Butterfly Hug, Salah Satu Metode untuk Anger Management atau Memanajemen Kemarahan
Lantas hal apa saja yang harus dilakukan orangtua agar tidak menimbulkan trauma bagi anaknya akibat emosi yang ia miliki?
Dan bagaimana cara mengatasi trauma yang terlanjur terjadi pada anak akibat emosi yang dimiliki orangtua?
Dilansir TribunHealth.com, Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Menurut Psikolog Diah terdapat dua cara untuk mengatur emosi dan menyembuhkan luka pada anak yaitu dengan cara preventif dan kuratif.
1. Preventif
Preventif merupakan sebuah tindakan untuk mencegah hal yang negatif sebelum hal negatif itu menjadi kejadian yang kurang menyenangkan.
Cara preventif ini bisa dilakukan dengan menimba ilmu yang sebanyak-banyaknya terkait dengan literasi emosi.
"Hasil survey menunjukkan 79.5 persen orangtua mengungkapkan bahwa di masa kecilnya minim dengan ilmu literasi emosi," papar Psikolog Diah.
"Kami melakukan survey kurang lebih ke 400 sekian orang, jadi samplenya cukup dan memang ini PR besar bagi kita jika kita ingin membuat perbedaan pada kualitas kesehatan mental kita dan juga pada anak-anak di masa depan."
"Tidak ada cara lain untuk menjaga kesehatan mental dan mengelola emosi selain dengan mempelajari ilmu literasi emosi."
Baca juga: Apakah Maladaptive pada Inner Child Bisa Mengganggu Kepribadian Kita Saat Ini? Begini Kata Psikolog
Ilmu hadir membawa kebaikan dan tidak hadirnya ilmu akan membawa dampak buruk bagi kehidupan.
Sehingga, literasi emosi adalah salah satu cara untuk melahirkan kebaikan di kehidupan emosi kita, baik emosi pada orangtua ataupun emosi untuk anak kelak.
Memahami literasi emosi dan pengelolaan emosi juga dapat mencegah lahirnya emosi yang destruktif yang tidak baik untuk orangtua ataupun anak.
"Itu secara preventif harus kita kuasai emosi kita dengan belajar ilmu literasi emosi," terang Psikolog Diah.
2. Kuratif
Kuratif adalah salah satu cara atau metode yang bisa dilakukan oleh orangtua yang terlanjur melukai anak dan membuat anak menjadi trauma.
Psikolog Diah mengungkapkan, jika anak sudah mengalami trauma, maka orangtua harus membasuh trauma yang terjadi pada anak tersebut.
"Dalam psikologi Dandiah istilah ini disebut dengan konsep membayar utang pengasuhan," jelas Psikolog Diah.
"Untuk membayar utang pengasuhan, Psikologi Dandiah memiliki empat progam untuk mengatasi hal tersebut."
Berikut ini empat program menurut Dandiah untuk memmbayar utang pengasuhan dari orangtua ke anak.
Baca juga: Bagaimana Cara untuk Berdamai dengan Luka di Masa Kecil? Begini Jawaban Psikolog Diah Mahmudah
- Self forgiveness
"Saya yakin tidak ada satupun orangtua yang sengaja menyakiti anaknya," ungkap Psikolog Diah.
"Kalaupun ada dan itu tidak pertama kalinya, yakinlah ada kondisi psikologis yang ekstrem juga dibaliknya."
"Sudah ada hati yang terluka, pola pikir yang keliru, sehingga orangtua mengambil keputusan dan perilaku yang keliru yang akhirnya menyakiti anaknya."
"Jika seperti itu, orangtua pasti tidak baik-baik saja dan mengalami kondisi psikologis yang ekstrem," lanjutnya.
Apabila orangtua mengalami hal demikian, maka ada baiknya orangtua melakukan self forgiveness pada dirinya.
- Lakukan bahasa cinta
Menurut Psikolog Diah, bahasa cinta bisa dilakukan dan diungkapkan dengan sebuah doa, pelukan, dan juga sentuhan fisik.
Bahasa cinta yang dilakukan orangtua ke anaknya dapat menimbulkan berbagai hal yang positif pada anak.
"Yakinlah tali kasih terbesar adalah tali kasih sayang antara orangtua dengan anak."
"Sehingga ketika kita menunduk dan mendekat penuh empati, penuh kasih sayang ke anak, maka akan terbayarkan hal tersebut."
"Namun hal ini tidak bisa jika hanya niat semata, tapi harus dilakukan dengan belajar terkait dengan parenting, jemput ilmu terkait dengan literasi emosi."
Baca juga: Luka di Masa Kecil hingga Burnout dapat Mempengaruhi Emosi Orang Dewasa, Simak Ulasan Psikolog Diah
- Kompak bersama pasangan
Kompak bersama pasangan adalah hal yang mutlak jika orangtua ingin membasuh luka pengasuhan atau membayar utang pengasuhan ke anaknya.
Bagi pasangan sebaiknya melakukan cek kualitas komunikasi hingga melakukan cek kualitas hubungan terhadap pasangannya.
Jika ternyata masih bermasalah dengan pasangannya, hal ini bisa menjadi atmosfir yang toxic pada kehidupan dan kesejahteraan mental anak.
Oleh sebab itu, perbaiki hubungan pasangan dengan baik agar tidak menimbulkan luka pada anak.
Apabila anak sudah terluka, dengan membaiknya hubungan orangtua maka diharapkan luka pada anak juga bisa berangsur pulih.
Baca juga: Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi Jelaskan Tanda-Tanda Inner Child yang Masih Terluka pada Orang Dewasa
- Mendekatkan diri pada Tuhan
Psikolog Diah mengingatkan untuk selalu mengingat kehadiran Tuhan yang memberikan kehidupan kepada kita.
"Tidak ada usaha penobatan yang tidak melibatkan Tuhan, dekatkan diri pada Tuhan yang memberikan kita kehidupan dan yang memberikan kita anak," tutur Psikolog Diah.
"Jalankan keempat program tersebut dengan baik jika ingin memperbaiki trauma yang terjadi pada anak."
"Sebelum melakukan empat program itu lakukan self healing terlebih dahulu, namun jika self healing tidak berhasil jangan ragu untuk meminta bantuan profesional health," lanjutnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 23 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)