TRIBUNHEALTH.COM - Seiring dengan bertambahnya usia, seseorang akan tumbuh lebih dewasa baik dewasa secara fisik maupun dewasa secara mental.
Bertambahnya dewasa seseorang akan lebih memahami cara mengontrol emosi hingga cara mengontrol pikirannya dengan baik.
Namun tak semua orang dewasa bisa mengontrol emosinya dengan baik, banyak orang yang sudah dewasa namun masih cepat marah hingga sering merasakan sedih.
Jika mengalami hal ini, maka yang harus dilakukan adalah mengetahui apakah pada masa kecil sering mengalami luka atau terdapat luka yang belum sembuh dari masa kecil.
Pasalnya luka dari masa kecil yang belum juga sembuh hingga dewasa dapat mempengaruhi emosi seseorang, kondisi ini sering disebut dengan luka inner child.
Inner child adalah suatu kepribadian orang dewasa, dimana kepribadian tersebut masih memiliki sisi anak kecilnya.
Terdapat beberapa hal yang tidak ikut tumbuh menjadi dewasa, hal ini yang disebut dengan inner child.
Baca juga: Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi Jelaskan Tanda-Tanda Inner Child yang Masih Terluka pada Orang Dewasa

Dilansir TribunHealth.com, Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Psikolog Diah menyampaikan, luka di masa kecil bisa sembuh dengan berjalannya waktu, namun ada juga yang tidak bisa sembuh dengan berjalannya waktu.
Dalam psikolog ada istilah yang disebut dengan Maladaptive child, yang merupakan salah satu jenis perilaku yang dimiliki oleh semua orang dewasa.
Maladaptive child ialah sosok orang dewasa yang masih menyimpan luka pada dirinya, apabila dilihat dari sisi emosi terbagi menjadi dua kategori yaitu destruktif dan konstruktif.
Emosi destruktif digambarkan dengan emosi seperti marah, sedih, dan rasa takut.
Sedangkan emosi konstruktif adalah emosi yang positif yang menggambarkan kegembiraan, kedamaian, dan penerimaan.
Maladaptive child sangat mempengaruhi kehidupan orang dewasa, mempengaruhi emosinya, dan mempengaruhi pembentukan karakternya.
Kondisi ini juga menjadi salah satu penyebab orang dewasa sering marah dan sering mengalami perasaan yang tidak enak.
Baca juga: Mengenal Inner Child dan Tiga Ego State dari Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi
Namun menurut Psikolog Diah, kehidupan emosi masa kini pada orang dewasa tidak semua disebabkan karena maladaptive child.
"Jadi jika kita ambil kesimpulannya, ketika kita memiliki masa kecil yang menyakitkan akan berpengaruh ke kehidupan emosi kita ketika dewasa," terang Psikolog Diah.
"Tetapi itu tidak langsung berlaku secara otomatis, katakanlah kehidupan kini merasa cepat marah, sering sedih, namun kondisi ini tidak selalu berasal dari masa kecil saja."
"Emosi seperti sering marah dan sering merasa sedih ini juga bisa dipengaruhi dari permasalahan masa kini," lanjutnya.
Psikolog Diah menjelaskan beberapa hal yang dapat mempengaruhi emosi pada orang dewasa di masa kini.
- Stres
Perasaan stres yang berlebihan yang dirasakan pada masa kini dapat mempengaruhi emosi seseorang.
Rasa stres yang terus menerus muncul dan tidak dikelola dengan baik dapat meledak dan membuat orang menjadi mudah marah dan emosi pada berbagai hal.
- Burnout
Burnout merupakan suatu kondisi kelelahan secara emosional, mental, serta fisik akibat stres yang berkepanjangan dan berlebihan.
"Kita bisa mengalami keletihan, apalagi pada masa pandemi sekarang ini, emosi bisa bertubi-tubi akibat tantangan, konflik, dan kehilangan."
"Kondisi ini bisa membuat seseorang mengalami burnout atau kelelahan secara fisik dan juga mental, tentu saja ini berdampak pada kehidupan emosi seseorang," jelas Psikolog Diah.
Baca juga: dr. Erickson Arthur Siahaan, Sp.KJ Berikan Tips Dalam Mengatasi Burn Out atau Stres Berat

- Kecemasan di masa depan
Psikolog Diah menyebutkan, kecemasan di masa depan menjadi salah satu penyebab perubahan emosi pada orang dewasa.
Banyak orang yang terlalu memikirkan masa depan secara berlebihan, kondisi ini tentu saja akan membuat seseorang stres dan akhirnya berpengaruh pada emosinya.
Pemikiran yang muncul akan ketakutan masa depan seperti apakah masa depan sesuai dengan harapan hingga apakah bisa bertahan di masa depan, hal semacam ini yang terus muncul dapat membuat burnout dan stres.
"Berbagai penyebab baik dari masa kecil hingga penyebab dari masa kini dapat mempengaruhi kehidupan emosi orang dewasa."
"Tapi yang jelas kita harus instropeksi diri, kita cari tahu apakah hal-hal yang kita rasakan saat ini ada kaitannya dengan kehidupan masa kecil atau tidak."
"Jika ternyata masih ada luka masa kecil yang mengganggu, berarti kita mengalami yang namanya Unfinished Business Issue," papar Psikolog Diah.
"Apabila pengaruh emosi pada masa kini sudah dipastikan akibat luka masa lalu, sebaiknya segera dituntaskan hal tersebut."
"Jika karena masa kini, mulailah mengelola stres dengan baik," lanjut Psikolog Diah.
Penjelasan ini disampaikan oleh Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 23 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)