TRIBUNHEALTH.COM - Inner child adalah suatu istilah psikolog yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang.
Inner child terdiri dari dua kata yaitu inner yang artinya suatu kondisi dan child yaitu anak-anak.
Inner child adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sifat kekanak-kanakan yang ada pada diri seseorang.
Dapat disimpulkan inner child ialah kepribadian pada diri seseorang, dimana kepribadian itu masih ada sisi anak kecilnya.
Dilansir TribunHealth.com, Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Menurut Psikolog Diah, salah satu yang mengusung teori ini adalah Eric Berne yang menyampaikan bahwa setiap orang memiliki yang namanya mini personality yang disebut dengan ego state.
Ego state adalah sebuah kombinasi antara perasaan dan pengalaman individu seseorang yang secara konsisten muncul secara bersamaan.
Baca juga: Kepribadian Introvert dan Extrovert Berbeda dalam Menghadapi Masalah, Begini Kata Psikolog

Psikolog Diah memberikan contoh, katakanlah seseorang yang dewasa dengan usia diatas 21 tahun atau diatas 24 tahun.
Baik orang dengan usia 21 tahun atau 24 tahun, mereka sama-sama memiliki yang namanya ego state.
Namun kombinasi ego state antara satu orang dengan orang lain yang jelas akan berbeda-beda dan tidak bisa disamakan.
Terdapat tiga jenis ego state yang menggambarkan kepribadian, berikut ini Psikolog Diah menjelaskan mengenai tiga jenis ego state tersebut.
1. Child Ego State
Child ego state yaitu orang dewasa berperilaku, berpikir, dan merasa seperti yang dulu ia lakukan saat masih kecil.
Child ego state dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:
- Natural Child
Natural child ini memiliki orientasi seperti energi, bahagia, antusias, kreatif, dan penuh dengan imajinaasi.
Tak hanya itu saja, natural child ini juga menyukai hal-hal yang menyenangkan dan suka berpetualang.
- Adaptif child
Adaptif child sisi dari diri kita yang berusaha menyelaraskan aturan, berhubungan dengan sosial, dan norma.
- Maladaptive child
Menurut Psikolog Diah, maladaptive child adalah sosok orang dewasa yang masih menyimpan luka pada dirinya.
Jika luka tersebut dilihat dari sisi emosi, terdapat dua kategori emosi yaitu destruktif dan konstruktif.
Emosi destruktif digambarkan dengan emosi seperti marah, sedih, dan rasa takut.
Sedangkan emosi konstruktif adalah emosi yang positif yang menggambarkan kegembiraan, kedamaian, dan penerimaan.
2. Adult Ego State
Adult ego state adalah sisi dewasa dari dalam diri kita.
Orientasinya adalah kenyataan, berbagai pertimbangan, penuh nalar, dan memiliki rasa tanggung jawab sebagai orang dewasa.
Baca juga: Psikolog Octa Reni: Komunikasi dan Memahami Kepribadian Remaja dapat Membantu Mengatasi Masalahnya

3. Parent Ego State
Psikolog Diah menyebutkan, masing-masing dari diri kita memiliki sisi orangtua.
Terdapat dua jenis sisi orangtua yang dimiliki oleh masing-masing orang yaitu critical parent dan nurturing parent.
Critical parent adalah sisi orangtua yang pengkritik, orangtua sering menghukum, menyalahkan, dan mengkritik.
Kondisi ini bisa berakhir menyakiti, bisa menyakiti secara verbal maupun fisik.
Sedangkan nurturing parent adalah orangtua yang memiliki sisi pemelihara seperti, melindungi, merawat, mendidik, dan melakukan hal baik.
"Setiap orang memiliki inner child dan ego state seperti diatas, hanya saja dominan dari tiga sisi dan spesifik jenisnya yang mana akan berbeda setiap satu orang dengan lainnya," terang Psikolog Diah.
"Jadi semua sisi itu kita mempunyainya, kita sadari, kita terima, lalu kita olah agar mencapai tujuan hidup yang lebih positif dan produktif," lanjutnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 23 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)