TRIBUNHEALTH.COM - Maladaptive inner child yang tidak kita sadari dapat terbawa ke kehidupan kita di masa kini.
Baik saat kita menjalani kehidupan sebagai profesional, merital, ataupun saat kita menjadi orangtua, dampak dari maladaptive inner child masih bisa terbawa jika tidak diselesaikan dengan baik.
Maladaptive inner child digambarkan dengan emosi destruktif seperti rasa marah, rasa sedih, dan rasa takut.
Hal ini terjadi akibat adanya luka di masa lalu atau di masa kecil yang belum juga sembuh.
Kondisi ini bisa berdampak, salah satunya anger atau rasa marah yang selalu muncul dan selalu dirasakan pada saat ini.
Anger merupakan suatu emosi yang secara fisik dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta dapat meningkatkan adrenalin dan noradrenalin.
Lantas bagaimana cara memanajemen kemarahan atau anger management yang dirasakan oleh orang dewasa?
Baca juga: Apakah Maladaptive pada Inner Child Bisa Mengganggu Kepribadian Kita Saat Ini? Begini Kata Psikolog

Dilansir TribunHealth.com, Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Psikolog Diah mengungkapkan, anger memang menjadi salah satu momok yang besar saat ini terutama pada orang dewasa.
Anger ini dapat ditangani dengan teknik praktis salah satunya dengan menulis.
Dengan menulis, seseorang bisa mengupas, mengungkapkan apa yang ia rasakan, kemarahan seperti apa yang ia rasakan bisa diungkapkan melalui tulisan.
Namun yang namanya emosi akan ada efek fisiologisnya dan akan berpengaruh pada kehidupan fisiologis.
Teknik praktis lainnya yang dapat diterapkan untuk memanajeman kemarahan atau anger management adalah dengan teknik relaksasi.
Menurut Psikolog Diah, teknik relaksasi ini hanya memiliki sifat sesaat saja, untuk memberikan relaksasi pada otot-otot kita.
Relaksasi juga akan berpengaruh pada kondisi mekanisme pada saraf dan otak kita sehingga saraf dan otak kita akan lebih rileks.
Teknik relaksasi dilakukan untuk mencapai mindfullness atau upaya dalam memahami diri sendiri dan mengeluarkan pikiran serta perasaan yang negatif.
Baca juga: Bagaimana Cara untuk Berdamai dengan Luka di Masa Kecil? Begini Jawaban Psikolog Diah Mahmudah
"Saya sering menyebutkan dan memberikan salah satu teknik relaksasi yang sudah sangat dikenal banyak orang, yaitu dengan butterfly hug," papar Psikolog Diah.
Butterfly hug atau sering disebut dengan pelukan kupu-kupu adalah salah satu metode terapi yang digunakan untuk menjaga kestabilan emosi pada seseorang.
Psikolog Diah menjelasan cara melakukan butterfly hug seperti berikut ini.
- Silangkan kedua telapak tangan dimana telapak tangan menghadap ke dada dan dalam keadaan terbuka.
- Satukan kedua jempol yaitu antara jempol kanan dan jempol kiri.
- Posisikan tangan yang sudah tersilang dan jempol yang sudah disatukan pada bagian dada.
- Lalu lakukan gerakan menepuk-nepuk tangan secara perlahan hingga telapak tangan terlihat seperti kepakan sayap kupu-kupu.
- Sembari telapak tangan menepuk-nepuk dengan perlahan, pejamkan kedua mata untuk merefleksikan diri.
- Tarik napas, hembuskan pelan-pelan dari hidung kemudian tahan sebentar dan lepaskan dari mulut.
- Ulangi inhale dan exhale tersebut sampai tubuh terasa rileks dan buanglah perasaan emosi yang kamu rasakan.
- Jika sudah merasa nyaman, butterfly hug bisa dihentikan.
Baca juga: Luka di Masa Kecil hingga Burnout dapat Mempengaruhi Emosi Orang Dewasa, Simak Ulasan Psikolog Diah

"Teknik ini seperti memeluk diri sendiri dan dilakukan untuk mencintai diri sendiri," jelas Psikolog Diah.
"Dampak pengasuhan atau luka di masa kecil bisa dalam bentuk low self reward, dimana penderitanya sering membenci diri sendiri dan tidak menghargai diri sendiri."
"Jadi teknik butterfly hug ini diciptakan untuk membantu mencintai diri sendiri," lanjutnya.
"Teknik ini adalah salah satu teknik relaksasi yang dapat mengurangi kadar anger atau kadar kemarahan pada diri kita ketika kita mengalami suatu trigger yang berdampak fatal pada diri kita sendiri."
"Tapi perlu diingat, teknik relaksasi ini hanya memiliki sifat yang sesaat, jika memiliki masalah yang lebih besar sebaiknya meminta bantuan profesional health."
"Profesional health akan mengurai pada sisi mana yang memang harus diselesaikan dan dituntaskan, karena hal tersebut tidak bisa selesai hanya dengan teknik relaksasi saja dan harus ada teknik psikoterapi yang berikutnya," terang Psikolog Diah.
Penjelasan ini disampaikan oleh Psikolog Diah Mahmudah, S.Psi dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 23 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)