TRIBUNHEALTH.COM - Stres dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan secara umum.
Stres dapat menyebabkan sakit kepala, peningkatan tekanan darah, dan kecemasan.
Stres juga telah terbukti mempengaruhi gula darah, dilansir TribunHealth.com dari Healthline, Selasa (18/1/2022).
Saat tingkat stres naik, tubuh melepaskan hormon tertentu.
Efeknya adalah melepaskan energi yang tersimpan dalam bentuk gula ke dalam aliran darah untuk respons fight-or-flight.
Baca juga: Alami Resistensi Insulin dan Pradiabetes? Berikut Ini Tips untuk Kontrol Gula Darah
Baca juga: Penderita Diabetes Berisiko Alami Disfungsi Ereksi, Penting untuk Kontrol Kadar Gula Darah

Satu studi terhadap 241 pekerja Italia menemukan peningkatan stres akibat pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan kadar gula darah.
Mengatasi stres secara aktif juga terbukti bermanfaat bagi pengelolaan gula darah.
Dalam sebuah penelitian terhadap mahasiswa keperawatan, latihan yoga ditemukan dapat mengurangi stres dan lonjakan gula darah setelah makan.
Karena kaitan keduanya, penting bagi penderita diabetes untuk lebih mengenal stres sehingga bisa mengantisipasinya.
Stres bisa dialami siapa saja
Stres biasanya merupakan reaksi terhadap tekanan mental atau emosional.
Stres sebenarnya merupakan hal wajar yang bisa dialami oleh siapa saja.
Perasaan ini sering dikaitkan seperti kehilangan kendali atas sesuai, namun terkadang tanpa disertai penyebab yang jelas, sebagaimana dikatakan National Health Service (NHS) Inggris.
Saat merasa cemas atau takut, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
Keduanya dapat membantu bagi sebagian orang, karenastres dapat membantu menyelesaikan sesuatu karena merasa lebih termotivasi.
Tapi itu mungkin juga menyebabkan gejala fisik seperti detak jantung yang lebih cepat atau berkeringat.
Jika stres sepanjang waktu, itu bisa menjadi masalah, dilansir TribunHealth.com dari laman resmi NHS, Selasa (7/12/2021).
Mengidentifikasi penyebabnya

Baca juga: Tips Ahli untuk Mengatasi Stres Agar Tak Picu Serangan Jantung, Termasuk Cukup Tidur
Baca juga: Stres Psikologis Berisiko Picu Terjadinya Serangan Jantung
Jika tahu apa yang menyebabkan stres, mungkin akan lebih mudah untuk menemukan cara untuk mengelolanya.
Beberapa contoh hal yang dapat menyebabkan stres antara lain:
- Pekerjaan – merasakan tekanan di tempat kerja, pengangguran atau pensiun
- Keluarga – kesulitan hubungan, perceraian atau merawat seseorang
- Masalah keuangan – tagihan tak terduga atau pinjaman uang
- Kesehatan – sakit, cedera atau kehilangan seseorang (bereavement)
- Bahkan peristiwa kehidupan yang signifikan seperti membeli rumah, memiliki bayi atau merencanakan pernikahan dapat menyebabkan perasaan stres.
Mungkin sulit untuk menjelaskan kepada orang lain terkait apa yang dirasakan, tetapi berbicara dengan seseorang dapat membantu menemukan solusi.
Gejala stres

Baca juga: dr. Erickson Arthur Siahaan, Sp.KJ Berikan Tips Agar Tidak Stres Selama Pembatasan Pandemi Covid-19
Baca juga: dr. Yanne Cholida Sebut Dampak Krusial dari Overthinking dapat Memicu Terjadinya Stres
Stres dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda.
Kondisi ini mungkin memengaruhi perasaan secara fisik, mental, dan juga perilaku.
Gejala fisik
- Sakit kepala atau pusing
- Ketegangan atau nyeri otot
- Masalah perut
- Nyeri dada atau detak jantung yang lebih cepat
- Masalah seksual.
Gejala mental
- Kesulitan berkonsentrasi
- Berjuang untuk membuat keputusan
- Merasa kewalahan
- Terus-menerus mengkhawatirkan
- Menjadi pelupa.
Perubahan kebiasaan
- Menjadi mudah tersinggung dan tajam
- Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Menghindari tempat atau orang tertentu
- Minum atau merokok lebih banyak.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)