TRIBUNHEALTH.COM - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA mengungkap stres psikologis dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Stres dinilai sama seperti faktor risiko lain seperti obesitas atau orang yang merokok.
Namun, faktor ini bisa diminimalisir, dilansir TribunHealth.com dari CNA.
Ahli Jantung di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Dr. Michael T Osborne memberikan keterangan.
Bahkan tanpa program formal, Dr. Osborne mengatakan individu dapat meminimalkan reaksi tubuh mereka terhadap stres serta dampaknya.
Baca juga: Terlalu Banyak Konsumsi Garam Bisa Sebabkan Penyakit Jantung hingga Risiko Kanker Lambung
Baca juga: 4 Manfaat Semangka untuk Kesehatan, Bantu Jaga Kesehatan Jantung dan Punya Senyawa Antikanker

Salah satu cara terbaik adalah melalui olahraga atau latihan fisik biasa.
Menurutnya, aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan peradangan di seluruh tubuh yang dapat ditimbulkannya.
Mengingat bahwa kurang tidur meningkatkan stres dan meningkatkan peradangan arteri, mengembangkan kebiasaan tidur yang baik juga dapat mengurangi risiko kerusakan kardiovaskular.
Terapkan pola waktu tidur dan bangun yang konsisten, dan hindari paparan pada waktu tidur ke layar yang memancarkan cahaya biru, seperti ponsel cerdas dan komputer, atau gunakan filter cahaya biru untuk perangkat tersebut.
Latih tindakan relaksasi seperti meditasi kesadaran, teknik menenangkan yang memperlambat pernapasan, yoga, dan tai chi.
Baca juga: dr. Gadih: Penting untuk Mengetahui Kelainan Jantung, Karena Pengobatannya Berbeda-beda
Baca juga: Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Aterosklerosis, Rawan Komplikasi Stroke hingga Serangan Jantung

Beberapa obat umum juga dapat membantu, kata Dr. Osborne.
Salah satu yang ia jelaskan adalah statin.
Statin tidak hanya mengurangi kolesterol, mereka juga melawan peradangan arteri, menghasilkan manfaat kardiovaskular yang lebih besar daripada efek penurun kolesterolnya saja.
Antidepresan, termasuk anestesi ketamin, juga dapat membantu meminimalkan aktivitas amigdala yang berlebihan dan mengurangi stres pada orang dengan depresi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)