TRIBUNHEALTH.COM - Testing merupakan bagian dari upaya 3 T (testing, tracing dan treatment).
Upaya ini terus digalakkan, terlihat pada akhir Juli 2020, presentase testing secara nasional menunjukkan perkembangan baik.
Pemeriksaan jumlah rata-rata spesimen harian bulan Juli 2021 meningkat sebesar 94,71% dibandingkan bulan Juni 2021.
Baca juga: dr. Huthia Andriyana, Sp. OG Paparkan Kondisi Kesehatan Janin pada Ibu Hamil yang Terpapar Covid-19
"Rata-rata pemeriksa orang harian di bulan Juli, mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat dibandingkan bulan Juni 2021," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito yang dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi Covid19.go.id.
Upaya testing menjadi sebuah prioritas karena memiliki berbagai fungsi pencegahan melalui deteksi dini.
Di antaranya:
Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Ungkap Vaksinasi dapat Menekan Peluang Terpapar Covid-19 Varian Baru

- Dapat menekan angka transmisi virus Covid-19
- Mencegah keparahan penyakit
- Mengurangi angka kematian
- serta melindungi ketahanan sistem kesehatan nasional.
"Namun dengan catatan, ditindaklanjuti dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya."
"Seperti perawatan, isolasi, pelacakan kontak, karantina dan informasi kesehatan lanjutan," lanjut Wiku.
Baca juga: Kriteria Pasien Covid-19 yang Boleh Melakukan Isolasi Mandiri Menurut Dokter
Pemerintah Indonesia saat ini mencoba mempermudah daerah dalam mentargetkan jumlah orang yang harus di tes per harinya berdasarkan tigkat positivity rate atau hasil positif yang dilakukan secara mingguan per kabupaten/kota.
Diharapkan testing yang sesuai target yang dijalankan kabupaten/kota dapat mencapai positivity rate kurang dari 10% secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam rincian Instruksi Mendagri.
Jika merujuk Badan Kesehatan Dunia atau WHO, strategi testing di setiap daerah yang sudah disesuaikan untuk desa/kelurahan harus disesuaikan dengan kondisi kasus yang ada.
Jika di daerah tidak ditemukan kasus positif, maka fokus penanganan dilakukan pada pemantauan dan surveilans kasus secara konsisten.
Baca juga: Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed Tegaskan Vaksin Masih Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona

"Jika terjadi kemunculan kasus sporadik atau kemunculan kasus yang dinamis, maka lakukan testing, pelacakan kontak erat dan perawatan lanjutan dari kasus konfirmasi," imbuh Wiku.
Lebih lanjut, jika terjadi kemunculan kasus dalam suatu klaster, selain upaya 3T maka perlu investigasi epidemiologis yang dilakuan sebagai upaya lanjutan.
Kemudian jika sudah ditemukan banyak kasus di komunitas, maka upaya 3T tidak hanya kepada kasus positif, namun juga kepada kontak erat, maupun orang bergejala ringan maupun berat.
Baca juga: Dokter Jelaskan Mengapa Covid-19 Masih Berlarut, Soroti Penerapan Protokol Kesehatan Masyarakat
Selain itu, prinsip prioritas testing juga harus ditetapkan mengingat beberapa daerah memiliki keterbatasan dalam kapasitas testing.
Sehingga diutamakan kasus bergejala dilanjutkan kasus kontak erat tanpa gejala untuk dilakukan testing.

Dengan mempertimbangkan hal-hal ini maka apa yang terjadi di lapangan dapat tergambar dengan baik.
Sehingga menjadi landasan pengambilan keputusan lanjutan yang tepat.
"Terakhir, sesuai pesan WHO bahwa melawan virus covid layaknya melawan sulutan api."
"Kita perlu tahu dimana titik api berasal, karenanya untuk menekan penularan kita harus menekan sumber penularan, atau dimana kasus positif berada," pungkas Wiku.
Baca juga: Apakah Bayi di Dalam Kandungan Bisa Tertular Virus Covid-19? Simak Ulasan dr. Zaldy Zaimi, Sp.OG
Baca juga: Ketahui, dr. Fahrulsyah Farid, Sp.BS. Paparkan Pentingnya Berolahraga untuk Mencegah Penyakit Stroke
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)