TRIBUNHEALTH.COM - Dokter ahli gizi dr Tan Shot Yen dan dokter spesialis anak dr Frescillia Regina menekankan pentingnya merujuk informasi yang tepat soal Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Hal itu mereka sampaikan dalam program Malam Minggu Sehat, yang tayang di kanal YouTube Tribunnews.com.
Pertama, dr Tan menyorot ketidakpercayaan diri ibu-ibu soal MPASI.
Menurutnya, hal itu muncul karena kurangnya wawasan tentang MPASI itu sendiri.
"Ketika usia enam bulan tidak semua bayi itu sebetulnya sudah punya gigi. Jadi dengan kata lain bahwa ini adalah MPASI juga suatu makanan antara, itu perlu diperhatikan," katanya.
"Nah MPASI juga punya drama, karena apa? ketika bayi itu mulai mencicipi makanan yang baru di luar ASI, maka dia bertemu dengan sesuatu yang asing selain payudara ibu," lanjut dr Tan.
Baca juga: Dokter Bantah Hipotensi Bisa Terjadi karena Faktor Genetik, Jelaskan Beberapa Penyebab Sebenarnya
Baca juga: Sudah Diberikan MPASI, Sampai Usia Berapa Bayi Masih Perlu ASI? Simak Jawaban Dokter Berikut Ini

"Bukan dengan payudara ibu tapi pakai sendok. Sekarang bayinya bingung."
"Jadi lihat barang yang masuk ke mulut aja udah bingung gitu ya, rupanya berbeda. Dan yang kedua yang lebih penting adalah mengenai merasa percaya diri."
"Sebetulnya ketika ibunya ini lagi menyusui sampai enam bulan yang sifatnya eksklusif, ibunya punya kesempatan buat belajarnya. Itu yang penting."
"Nah sayang banget kalau enam bulan bahkan sebelum ibunya melahirkan ini enggak dipakai buat mamanya belajar."
"Itulah kenapa akhirnya di luar sana ada yang gosok-gosok, ada yang mengatakan, Bu gimana sih Ibu enggak pintar kasih makan, akhirnya ibunya minder."
Kunci yang pertama menurut dr Tan adalah percaya diri.
Baca juga: Bicara Soal Pria Bertubuh Atletis tapi Tak Bugar di Ranjang, Medical Sexologist: Masalahnya Satu
Baca juga: Soal Diet Tanpa Sayur, Dokter Sebut Sensasi dan Bagikan Beragam Manfaat Sayur yang Perlu Diketahui

Kedua, manusia memberi makan bayi tidak hanya berdasarkan naluri, melainkan juga melalui proses belajar.
"Manusia buat bisa netein anaknya sukses 6 bulan saja itu perlu belajar ya."
Sebetulnya proses belajar bisa dimudahkan dengan teknologi.
Kendati demikian, informasi yang ada belum tentu akurat.
Terkadang banyaknya informasi di media sosial justru membuat ibu bayi menjadi bingung, kata dokter Tan.
"Ibu saya orang sederhana ya di cuma seorang guru SD waktu zaman sebelum kawin. Bahkan ketika setelah menikah dengan ayah saya, ibu saya itu adalah ibu rumah tangga full. Tapi kabar baiknya tidak terpapar dengan medsos, jadi nggak galau ya. Jadi nasib saya itu beruntung karena Ibu saya enggak kacau dengan medsos."
Hal senada disuarakan spesialis anak dr Frescillia Regina.
Baca juga: Sederet Vitamin Ini Diperlukan Tubuh tapi Tak Baik Jika Dikonsumsi Berlebih
Baca juga: Suplemen Bukan Obat untuk Tingkatkan Imunitas, Dokter: Berbahaya Jika Kelebihan

"Menurut saya karena banyaknya medsos yang membuat ibu-ibu itu jadi terlalu banjir informasi, sehingga mereka tidak bisa memilih mana yang pas gitu untuk mereka."
Apa lagi mereka biasanya menanyakan perihal MPASI pada orang-orang yang juga tidak kompeten.
Belum lagi soal perbedaan kebutuhan bayi.
"(Bayi) tidak bisa disamakan kebutuhannya, berbeda-beda. Ayah-ibunya beda, secara genetik beda, secara metabolisme beda, rasa lidah kesukaan sensorik motorik itunya berbeda-beda. Itu yang harus kita mengerti bahwa anak itu tidak ada yang satu tambah satu jadi dua."
Baca juga: Dokter Jelaskan Sederet Manfaat dan Bahaya Asam Folat, Jika Kelebihan Bisa Picu Penyakit
Baca juga: Tak Cukup dengan Mengatur Pola Makan, Mengatasi Perut Buncit Harus Diimbangi dengan Olahraga
Lebih baik, kata dr Frescillia, langsung menghubungi tenaga profesional untuk konsultasi dan meminta bantuan.
"Jadi kita perlu melihat banyak masukkan tapi tetap keputusan akhir itu di tangan Ibunya."
"Kalau ada masalah jangan ragu-ragu mencari pertolongan tenaga profesional. Jangan cuma sekedar nanya kanan kiri, kata kata teman saya atau kata buku. Karena buku itu beda ya."
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)