TRIBUNHEALTH.COM - Belakangan ini beredar informasi mengenai seorang artis yang membagikan tips diet tanpa konsumsi sayur.
Hal itu ramai menjadi perbincangan dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Mengetahui hal tersebut, Dokter ahli gizi komunitas dr Tan Shot Yen menyatakan bahwa hal itu merupakan sebuah sensasi yang dibuat oleh sang artis.
Meski Tan tidak menyebutkan siapa artis tersebut.
Baca juga: Apa Itu Diet? Inilah Penjelasan Sebenarnya Serta Pandangan Dokter Mengenai Diet Tanpa Sayur
Baca juga: Tak Cukup dengan Mengatur Pola Makan, Mengatasi Perut Buncit Harus Diimbangi dengan Olahraga
"Saya sih melihatnya itu sebagai salah satu cara biar dilihat terkenal. Tapi saya tidak menyebutkan orangnya. "
"Sekali lagi kita harus memperhatikan bahwa ini tentang sensasi," ujar Tan dikutip dari tayangan kanal YouTube Tribunnews.com yang bertajuk "Malam Minggu Sehat" pada Sabtu (13/3/2021).
Pasalnya, Tan menyebut metode tersebut ia anggap sebagai suatu penghinaan terhadap ilmu.
"Ini betul-betul suatu penghinaan terhadap ilmu. Suatu hal yang semestinya sebagai seorang ilmuwan itu harus bisa dipertanggungjawabkan."
"Bukan tentang baik, buruk, benar atau salah. Kalau memang dia benar yuk kita masuk dalam forum ilmiah," ujarnya.
Dokter lulusan fakultas kedokteran Universitas Tarumanegara ini beranggapan, apabila seseorang menjalankan diet dengan tidak makan sayur itu sangat berbahaya.
Sebagi informasi, pada hasil riset kesehatan dasar 2018 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (kemenkes) menyatakan bahwa jumlah orang Indonesia kurang makan sayur dan buah sebanyak 95,6 %.
"Diketahui jumlah orang Indonesia tidak makan sayur dan buah dalam persentase atau jumlah cukup yaitu 95,6 %. Itu angka fantastis." ucap Tan.
Oleh sebab itu, Tan menjabarkan beberapa penyakit yang paling tinggi yang terkena pada masyarakat Indonesia, sebagai berikut:
1. Kegemukan (obesitas)
2. Masalah pencernaan
3. Resiko diabetes
4. Hipertensi
5. Penuaan dini
6. Penyakit degeneratif lainnya hingga Kanker.
Lebih lanjut , adanya informasi diet tanpa sayur, dan dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat sehingga banyak memilih tidak makan sayur dan buah, dirinya sangat menyangkan.
"Ini sesuatu yang sangat mengerikan bagi bangsa Indonesia kalau kita gamakan sayur dan buah," jelasnya.
Manfaat Makan Sayur
Tan menjabarkan sayur menjadi dua. Yaitu serat larut dan tidak larut.
Serat larut ini didapat dari bahan baku prebiotik yang menghasilkan probiotik.
Probiotik merupakan kuman sehat yang ada pada usus.
Sehingga apabila kuman sehat tersebut tidak hidup dalam jumlah yang cukup maka akan diambil alih oleh kuman yang tidak baik itu.
Oleh sebab itu, bagi setiap orang yang kurang mengonsumsi sayur maka akan mudah terkena diare dan sembelit.
Sementara, bagi orang yang mengonsumsi sayur, orang tersebut cenderung sulit untuk merasakan lapar.
"Sayur seratnya tinggi, dicerna lambat, rasa lapar tidak mudah muncul."
"jadi orang-orang yang biasa makan sayur itu bisa mengendalikan nafsu makannya dengan baik," ungkap Tan.
Selain itu, Tan menyebut sayur itu kaya akan polifenol, antioksidan dan mineral.
Oleh sebab itu, kata Tan, apabila sering mengonsumsi sayuran, maka tidak perlu minum vitamin dan suplemen.
"Jadi gausah minum vitamin dan suplemen," tandasnya.
Baca juga: Sederet Mitos dan Fakta Berjemur di Bawah Sinar Matahari, Tak Perlu Teralu Lama
Baca juga: Dokter Soroti Kadar Garam dalam Mie Instan, Hampir Setengah Batas Aman
Baca juga: Santan Kelapa Bisa Bikin Kolesterol Naik, Mitos atau Fakta? Simak Penjelasan Dokter Ini
Tan menyebut, sayuran merupakan functional food.
Beberapa kandungan didalamnya dapat mencegah penuaan dini hingga berbagai penyakit.
"Disebut dengan functional food artinya adalah makanan-makanan yang kemopreventif yang mencegah kita dalam penuaan dini, kanker dan penyakit degeneratif," Jelas Tan.
Tidak hanya itu, sayuran juga mengandung vitamin A dan C.
Diketahui Vitamin A dan C dapat meningkatkan penyerapan zat besi omega 3 yang amat dibutuhkan saat tumbuh kembang bahkan hingga usia dewasa.
Oleh karena itu, tan menyarankan masyarakat Indonesia untuk banyak mengonsumsi sayuran.
Pasalnya, sayuran merupakan makanan yang mudah didapat dan murah.
Sayuran dapat tumbuh di berbagai tempat dan sesuai dengan kebutuhan populasi.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)