Breaking News:

6 Fakta Anak Bertubuh Kurus tapi Aktif, Ayah dan Bunda Perlu Khawatir?

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai anak yang kurus dan kecil, namun aktif, harus khawatir?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik
ilustrasi tumbuh kembang anak 

TRIBUNHEALTH.COM - Anak yang memiliki berat badan kurus kerap kali menjadi kekhawatiran bagi Ayah dan Bunda.

Badan yang kurus membuat si kecil tampak tidak sebesar teman sebayanya.

Namun bagaimana jika anak kurus, namun tetap tampak lincah, ceria, dan tidak menunjukkan gejala masalah kesehatan.

Apakah kondisi ini perlu dikhawatirkan?

Berikut ini beberapa fakta yang perlu Ayah dan Bunda pahami.

1. Kecil secara visual, belum tentu berat badan rendah

ilustrasi tumbuh kembang anak
ilustrasi tumbuh kembang anak (freepik.com/krakenimages.com)

Pertama yang perlu dipahami, ‘kecil’ dan ‘kurus’ yang dimaksud di sini, dari segi visual atau berat badan?

Visual tubuh tidak selalu sejalan dengan data pertumbuhan sebenarnya.

Anak bisa saja tampak kecil karena proporsi tubuhnya ramping, atau tinggi badannya di atas rata-rata usianya.

WHO menekankan pentingnya mengukur dan mencatat tinggi serta berat badan secara rutin lalu membandingkannya dengan grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.

Baca juga: 6 Alasan Daging Sapi Bagus untuk Dukung Kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak

2. Berat badan bukan faktor tunggal

Kalaupun berat badan sedang rendah, hal ini belum tentu menandakan ada masalah kesehatan.

2 dari 4 halaman

Berat badan memang menjadi salah satu faktor penting dalam melihat status kesehatan anak, namun bukan yang utama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa penilaian tumbuh kembang anak tidak bisa hanya berdasarkan berat badan.

WHO menggunakan Child Growth Standards yang menilai pertumbuhan berdasarkan kombinasi tinggi badan, berat badan, usia, dan jenis kelamin.

Artinya, anak dengan berat sedikit di bawah rata-rata belum tentu tidak sehat, terutama jika perkembangan fisik dan perilakunya normal.

Rutin ke Posyandu atau kontrol ke dokter spesialis anak mungkin bisa membantu menenangkan Ayah dan Bunda.

Mereka akan membantu Ayah dan Bunda dalam memahami status kesehatan si kecil dengan baik dan profesional.

3. Jangan lupakan faktor genetik

ilustrasi tumbuh kembang anak
ilustrasi tumbuh kembang anak (freepik)

Setiap anak memiliki karakter tubuh yang berbeda, termasuk karena faktor genetik.

Jika orang tua memiliki postur ramping, kemungkinan besar anak juga cenderung kurus.

Kondisi ini tidak berbahaya selama anak makan dengan baik, tidur cukup, dan tetap aktif.

Ayah dan Bunda perlu fokus pada pola makan seimbang ketimbang hanya mengejar angka berat badan.

Baca juga: 6 Vitamin Penting yang Mendukung Tumbuh Kembang dan Daya Tahan Tubuh Bayi

4. Aktivitas anak bisa berpengaruh

3 dari 4 halaman

Ketika anak tampak kurus, Ayah dan Bunda perlu melihat, bagaimana aktivitas anak?

Aktivitas yang banyak bergerak, berlari, atau bermain seharian, tentunya bisa membakar lebih banyak energi dibanding anak yang lebih tenang.

Kondisi ini bisa membuat berat badan mereka terlihat stagnan meski nafsu makan tetap baik.

Ibaratnya, mereka membakar energi lebih banyak, namun asupan makanannya sama dengan anak lain.

Untuk menjaga keseimbangan energi, orang tua disarankan memberi camilan padat kalori sehat, seperti alpukat, keju, pisang, atau yoghurt.

5. Red flag yang perlu dikenali

Ilustrasi anak terpapar sinar matahari, berikut manfaat terpapar sinar matahari untuk tumbuh kembang anak
Ilustrasi anak terpapar sinar matahari, berikut manfaat terpapar sinar matahari untuk tumbuh kembang anak (freepik.com/jcomp)

Memang, meski tak selalu berbahaya, anak yang tampak kecil dan berat badan rendah bisa menandakan masalah kesehatan.

Namun tetap saja, tren berat badan yang stagnan atau bahkan turun tidak bisa diabaikan.

Berikut ini tanda pertumbuhan anak memerlukan perhatian lebih, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

berat badan tidak bertambah selama lebih dari tiga bulan,

tinggi badan tampak stagnan atau menurun persentilnya pada grafik pertumbuhan,

4 dari 4 halaman

anak tampak mudah lelah atau tidak seaktif biasanya,

sering sakit atau mengalami infeksi berulang,

nafsu makan sangat rendah untuk waktu lama.

Baca juga: 6 Makanan Tinggi Kalsium untuk Anak, Selain Susu ada Kacang Almond

6. Kesimpulan

Tubuh kurus pada anak sering kali membuat orang tua khawatir, terutama ketika membandingkan dengan anak lain seusianya.

Namun, selama anak aktif, ceria, dan pertumbuhannya sesuai grafik usia, kondisi tersebut belum tentu menandakan masalah.

WHO dan CDC menekankan bahwa penilaian tumbuh kembang tidak cukup hanya dari penampilan atau angka berat badan.

Kombinasi pengukuran tinggi badan, berat badan, serta pola aktivitas dan nafsu makan jauh lebih akurat dalam menentukan apakah anak tumbuh sehat.

Meski begitu, orang tua tetap perlu waspada jika berat badan tidak bertambah dalam waktu lama, anak tampak lesu, atau mengalami penurunan nafsu makan.

Konsultasi dengan dokter anak menjadi langkah terbaik untuk memastikan tidak ada gangguan medis seperti kekurangan gizi atau gangguan penyerapan nutrisi.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
kurusbahaya badan kurustumbuh kembangBerat Badan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved