Breaking News:

Mom and Baby

6 Tanda Tangisan Bayi yang Tidak Normal, Kapan Harus Waspada?

Membedakan tangisan yang normal yang tidak normal sangat penting untuk memastikan si kecil tetap sehat dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
freepik
ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua 

TRIBUNHEALTH.COM - Tangisan bayi adalah cara utama mereka berkomunikasi dengan orang tuanya. 

Umumnya, bayi menangis karena banyak hal, seperti lapar, merasa tidak nyaman, atau sekedar ingin dekat dengan orang tuanya. 

Namun, ada kalanya tangisan bayi menjadi tanda adanya masalah medis yang harus diwaspadai para orang tua. 

Baca juga: 6 Cara Mengganti Popok Bayi dengan Benar, Bantu Cegah Ruam Popok

Karena itu, pentingnya bagi orang tua untuk memahami arti tangisan bayi dan waspada terhadap tangisan bayi yang tidak normal. 

Membedakan tangisan yang normal yang tidak normal sangat penting untuk memastikan si kecil tetap sehat dan mendapatkan perawatan yang tepat. 

ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua
ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua (freepik/pvproductions)

Tanda Tangisan Bayi yang Tidak Normal dan Harus Diwaspadai

Berikut ini beberapa tanda-tanda tangisan bayi yang tidak normal, dan harus diwaspadai oleh para orang tua. 

1. Tangisan bernada tinggi

Bayi dengan tangisan bernada lebih tinggi dari biasanya harus diwaspadai, karena bisa jadi mereka sedang menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf pusat atau kondisi medis lainnya. 

Tangisan bagi dengan frekuensi dasar melebihi 750 Hz atau bahkan mencapai lebih dari 1.000 Hz bisa menunjukkan kasus tertentu, seperti bayi mengalami asfiksia, mikrosefali, atau gangguan pertumbuhan intrauterine (IUGR). 

2 dari 4 halaman

Tak hanya itu, bayi prematur juga cenderung memiliki tangisan yang lebih melengking, yang menandakan adanya aktivitas saraf vagus yang lebih rendah yang memengaruhi ketegangan pita suara, sehingga menghasilkan nada yang lebih tinggi. 

Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca juga: 6 Rekomendasi Hair Lotion Bayi, Rambut Tumbuh Lebat dan Sehat

2. Tangisan berkepanjangan melebihi usia tertentu

Umumnya, pola tangisan bayi mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 minggu dan mulai berkurang secara signifikan setelah usia 12 minggu. 

Jika tangisan berlebihan tetap terjadi selama periode tersebut, dapat dikategorikan sebagai persistent excessive crying dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Tangisan yang berlanjut secara terus-menerus setelah usia 3-4 bulan, dapat dikaitkan dengan risiko gangguan perilaku di masa depan. 

Bayi yang terus menangis setelah perkembangan bayi usia 6 bulan, juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesulitan tidur dan makan di kemudian hari. 

ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua
ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua (freepik.com/jcomp)

3. Tangisan tidak bersuara atau sangat lemah

Tangisan bayi yang tidak bersuara atau sangat lemak disebut dengan silent cry. 

Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pernapasan, neurologis, atau perkembangan pita suara. 

3 dari 4 halaman

Bayi yang tidak menangis saat lahir atau hanya menunjukkan ekspresi wajah seperti menangis tanpa suara dapat mengalami kesulitan pernapasan atau masalah neurologis yang memerlukan penanganan medis segera. 

Tangisan lemah atau tidak bersuara juga dapat dikaitkan dengan kondisi seperti asfiksia, gangguan neurologis, atau kelainan paa laring yang menjadi ciri-ciri bayi bisu. 

Baca juga: 6 Cara Mensterilkan Botol Susu Bayi dengan Tepat, Bantu Jaga Kesehatan Si Kecil

4. Tangisan mendadak dan tidak terkendali

Bayi yang menangis mendadak dan tidak bisa ditenangkan, harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. 

Kondisi ini dapat berkaitan dengan nyeri akut atau gangguan medis tertentu, misalnya infeksi saluran kemih, hernia, atau peningkatkan tekanan intrakranial. 

Menurut studi dari National Institutes of Health (NIH), tangisan yang tidak terkendali bisa menjadi tanda kolik, sehingga membuat si kecil menangis berjam-jam. 

Pada beberapa kasus, tangisan ini juga bisa menandakan jika bayi mengalami cedera akibat kekerasan fisik, terutama bayi di bawah usia 1 tahun. 

ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua
ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua (freepik/rawpixel.com)

5. Tangisan disertai gejala lain

Tangisan bayi tidak normal yang disertai gejala lain seperti demam, muntah berwarna hijau, atau darah dalam tinja, bisa menjadi penanda adanya kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera. 

Gejala tambahan seperti lesu, penurunan nafsu makan, atau kesulitan bernapas yang menyertai tangisan juga dapat menandakan infeksi serius atau gangguan pada sistem saraf pusat. 

Baca juga: Bayi Alami Bruntusan? Begini Cara Mudah untuk Mengatasinya

4 dari 4 halaman

6. Tidak merespons saat ditenangkan

Bayi yang tetap menangis meskipun sudah digendong, diberi makan, atau ditenangkan dengan cara lain dapat menjadi ciri tangisan bayi yang tidak normal dan menunjukkan adanya rasa tidak nyaman atau rasa sakit. 

Salah satu penyebab umumnya adalah kolik, yang menyebabkan bayi sehat dan cukup makan akan menangis terus selama lebih dari tiga jam sehari, setidaknya tiga hari dalam seminggu, selama lebih dari tiga minggu. 

Tangisan ini sering kali terjadi pada sore atau malam hari dan sulit ditenangkan, meskipun tidak ada penyebab medis yang jelas. 

Selain kolik, fase perkembangan normal yang dikenal sebagai purple crying juga bisa menjadi penyebabnya. 

Purple crying biasanya dimulai sekitar usia 2 minggu dan berakhir antara usia 3 hingga 5 bulan. 

ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua
ilustrasi bayi menangis, berikut ini tanda tangisan bayi yang tidak normal yang harus dipahami orang tua (freepik/jcomp)

Baca juga: 6 Rekomendasi Susu Bebas Laktosa yang Aman untuk Tumbuh Kembang Bayi

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami hal berikut. 

- Bayi tampak kesakitan atau tidak seperti biasanya

- Tangisan tidak kunjung berhenti meskipun semua kebutuhan sudah dipenuhi

- Bayi menunjukkan gejala fisik lain yang mengkhawatirkan

- dan Anda merasa khawatir dengan pola tangisan bayi. 

Memahami tangisan bayi adalah bagian dari perjalanan menjadi orang tua. 

Semakin mengenal pola dan kebutuhan bayi, semakin cepat Anda bisa memberikan respon yang tepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di 

Google News

(Tribunhealth.com)

Baca juga: 7 Fakta Penting Kulit Bayi yang Harus Diketahui Orang Tua

Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.

Vitamin Curcuma Plus Emulsion adalah  Vitamin Anak No. 1 pilihan Ibu (Top Brand for Kids) untuk menjaga daya tahan tubuh dan mendukung tumbuh kembang anak.

Formula yang lengkap dengan Temulawak Organik untuk daya tahan tubuh, Minyak Ikan Kod untuk Perkembangan Otak dan Kemampuan Belajar, Kalsium dan Vitamin D untuk pertumbuhan tulang optimal dan kesehatan gigi.

Berikan Sejak usia Si kecil 1 tahun setiap pagi.

Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTangisan BayiGangguan Perilaku
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved