TRIBUNHEALTH.COM - Terapi insulin adalah suatu keharusan dan bisa menimbulkan dampak buruk bagi penderita diabetes tipe 2 jika terapi ini tidak berjalan dengan lancar.
Pada pasien diabetes tipe 2, pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup dan tubuh tidak merespons insulin yang diproduksi dengan baik.
Menyuntikkan insulin dapat membantu tubuh menggunakan glukosa dalam darah dengan baik atau menyimpannya untuk digunakan nanti.
Baca juga: 7 Cara Mengelola Kelelahan Akibat Diabetes, Salah Satunya Melakukan Aktivitas Fisik
Terapi insulin dapat menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat dan membantu mencegah masalah yang serius.
Meski begitu, terapi insulin ini harus diperhatikan dengan baik, karena ada beberapa kebiasaan yang bisa merusak terapi insulin ini.

Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Terapi Insulin
Dilansir dari Everyday Health, berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang dapat merusak terapi insulin penderita diabetes tipe 2.
1. Lupa cek gula darah
Memeriksa kadar gula darah secara teratur dapat membantu Anda tetap memperhatikan respons terhadap obat-obatan, makanan, dan kebiasaan gaya hidup.
Hal ini dapat membantu Anda dan dokter menentukan jumlah insulin yang harus digunakan.
Strategi cerdas untuk memantau kadar gula darah adalah memilih alat pengukur glukosa yang sesuai gaya hidup, meletakkan alat pengukur di tempat yang mudah dijangkau, dan membuat catatan pengingat untuk memeriksan gula darah.
Baca juga: 7 Nutrisi Penting untuk Mengelola Diabetes, Bantu Stabilkan Kadar Gula Darah
2. Melewatkan waktu makan
Melewatkan waktu makan atau makan lebih sedikit dari yang seharusnya dapat membuat kadar gula darah turun drastis.
Makan berlebihan juga tidak dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2, terutama yang melakukan terapi insulin.
Pastikan untuk sarapan, diikuti dengan makan siang dengan porsi ringan, dan makan malam dengan porsi lebih ringan lagi.
3. Konsumsi makanan tidak sehat
Makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan dan minuman manis, akan dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan tidak cocok dengan terapi insulin.
Biasakan untuk memilih sumber karbohidrat yang kurang diolah, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

4. Tidak mengelola stres dan kesehatan mental
Stres dan kesehatan mental dapat berperan besar dalam kadar gula darah.
Stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin, yang dapat mempersulit insulin untuk bekerja dengan baik.
Sementara itu, penelitian tahun 2023 juga menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan mungkin juga berkolerasi dengan kontrol gula darah yang lebih buruk dan risiko komplikasi diabetes yang lebih tinggi.
Berikut ini terdapat suplemen kesehatan, Imboost yang dapat meningkatkan daya tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Cara Mudah Mengelola Kadar Gula Darah, Konsumsi 7 Makanan Sehat Ini Secara Rutin
5. Olahraga terlalu berlebihan
Olahraga yang berlebihan dapat menurunkan kadar gula darah terlalu banyak, yang menyebabkan hipoglikemia.
Kondisi ini mengharuskan untuk menyesuaikan asupan insulin dan karbohidrat.
Penting untuk memeriksa kadar gula darah sebelum, selama, dan setelah berolahraga untuk menghindari hipoglikemia.
Bekerjasamalah dengan tim perawatan Anda untuk memastikan bahwa program latihan dan rencana perawatan berjalan secara terpadu untuk mengelola diabetes dan menjaga kadar gula darah tetap aman.

6. Merokok
Merokok tidak hanya meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, tapi juga mempersulit pengelolaan kondisi tersebut dan menemukan dosis insulin yang tepat.
Merokok meningkatkan kadar gula darah secara akut, yang juga menyebabkan peradangan kronis dan resistensi insulin.
Baca juga: 5 Makanan yang Diam-diam Merusak Kualitas Tidur, Salah Satunya Makanan Manis
7. Tidak cukup minum air
Tidak cukup minum air putih dapat mengubah efektivitas insulin.
Tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih membantu ginjal membuang gula tambahan yang beredar di aliran darah.
Ini juga membantu obat-obatan seperti insulin bekerja lebih baik dengan membantu menjaga aliran darah yang baik, sehingga obat dapat mencapai jaringan dan sel-sel yang paling membutuhkannya.

8. Kelebihan berat badan
Menurunkan berat badan yang tidak sehat dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Menurunkan berat badan sebanyak 3 hingga 7 persen saja dapat membantu meningkatkan kadar gula darah dan mengendalikan diabetes.
Baca juga: 6 Alasan Makan Pepaya Bagus untuk Penderita Diabetes, Perhatikan Porsinya
9. Menyuntikkan insulin di tempat yang sama
Insulin diserap dengan kecepatan berbeda, tergantung di mana Anda menyuntikkannya.
Insulin memasuki darah paling cepat saat disuntikkan di lemak perut, sedikit lebih lambat saat disuntikkan di lengan atas, dan bahkan lebih lambat saat disuntikkan di paha atau bokong.
Menyuntikkan insulin di tempat yang sama berulang kali dapat menyebabkan terbentuknya benjolan lemak yang keras.
Benjolan ini dapat mengurangi efektivitas insulin yang disuntikkan.
Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak merusak terapi insulin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 7 Tanda Metabolisme Tubuh Melambat, Termasuk Mudah Lelah dan Sering Alami Gangguan Pencernaan
Berikut ini suplemen Renovit untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
RENOVIT KAPLET merupakan multivitamin dan mineral yang digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan mineral.
Vitamin dan mineral renovit bekerja sama untuk membantu menjaga kesehatan.
Indikasi Umum
Membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan mineral harian dan membantu menjaga kesehatan tubuh
Dosis : 1 kaplet per hari
Aturan Pakai : Dikonsumsi setelah makan
Efek Samping
- Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu.
- Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Berikut ini suplemen Renovit untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.