Breaking News:

5 Dampak Buruk Begadang dan Tidur Larut Malam, Bikin Mood Berantakan dan Mudah Cemas

Tidur larut malam tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental, simak penjelasan lengkapnya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
ilustrasi insomnia 

TRIBUNHEALTH.COM - Tidur menjadi waktu penting bagi tubuh untuk memulihkan diri.

Oleh karena itu, kurang tidur atau kebiasaan tidur yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan secara signifikan.

Salah satu yang perlu dihindari adalah begadang atau tidur larut malam.

Sering begadang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Ini menyebabkan mood yang buruk, gangguan pencernaan, hingga menambah berat badan.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini uraian lengkapnya.

1. Meningkatnya hormon kortisol

Ilustrasi seorang wanita mengalami insomnia-Simak penjelasan dokter mengenai cara mengatasi insomnia
Ilustrasi seorang wanita mengalami insomnia-Simak penjelasan dokter mengenai cara mengatasi insomnia (Freepik.com)

Tidur larut malam secara terus-menerus dapat meningkatkan kadar stres. 

Kurang tidur meningkatkan kortisol, hormon stres utama tubuh, yang dapat membuat seseorang merasa kewalahan. 

Kurang tidur mengganggu kemampuan tubuh untuk mengelola stres dan menyebabkan kecemasan. 

2 dari 4 halaman

Tidur larut malam hanya menyisakan sedikit waktu bagi tubuh untuk pulih dari stres hari itu. 

Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana stres dan kurang tidur saling memengaruhi. 

Kortisol yang terus-menerus meningkat juga dikaitkan dengan volume otak yang lebih rendah, yang juga dapat memengaruhi memori dan fungsi kognitif.

Baca juga: 4 Minuman Terlarang bagi Penderita GERD dan Asam Lambung sebelum Tidur, Tak Hanya Kopi

2. Masalah usus dan metabolisme

Kurang tidur dapat memengaruhi usus. Tidur larut malam dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan kesehatan usus. 

Tidur mengatur hormon seperti melatonin dan kortisol, yang memengaruhi pencernaan dan metabolisme. 

Jadwal tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan ketidakseimbangan mikrobioma usus dan meningkatkan risiko masalah pencernaan.

Kurang tidur juga mengganggu sensitivitas insulin dan meningkatkan risiko gangguan metabolisme seperti diabetes.

3. Mood berantakan

ilustrasi seseorang yang mengalami mood swing
ilustrasi seseorang yang mengalami mood swing (lifestyle.kompas.com)

Meskipun tidur larut malam dapat memberikan kepuasan instan, hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional. 

3 dari 4 halaman

Tidur sangat penting untuk mengatur suasana hati, dan jika kurang tidur dapat menyebabkan mudah tersinggung dan energi rendah. 

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan kurang tidur sebagian memiliki efek signifikan pada suasana hati. 

Orang yang secara teratur tidur lewat tengah malam melaporkan tingkat gangguan suasana hati yang lebih tinggi, termasuk gejala depresi. 

Hal ini karena kurang tidur mengganggu kemampuan otak untuk memproses emosi, membuat seseorang merasa lebih negatif.

Baca juga: 6 Potensi Cokelat Hitam untuk Kesehatan, Kaya Antioksidan hingga Memperbaiki Mood

4. Bikin sulit fokus

Begadang dapat mengaburkan pikiran, sehingga lebih sulit untuk fokus di siang hari. 

Tidur yang memulihkan sangat penting untuk fungsi kognitif seperti konsolidasi memori dan pemecahan masalah. 

Tidur kurang dari tujuh jam mengurangi aktivitas di korteks prefrontal, wilayah otak yang bertanggung jawab untuk konsentrasi dan pengambilan keputusan. 

Hal ini dapat menyebabkan kesalahan, waktu reaksi yang lebih lambat, dan kesulitan mengingat informasi.

5. Kenaikan berat badan

ilustrasi seseorang yang mengalami pertambahan berat badan
ilustrasi seseorang yang mengalami pertambahan berat badan (lifestyle.kompas.com)
4 dari 4 halaman

Tidur larut malam dapat menyebabkan berkurangnya jam tidur. 

Kurang tidur mengganggu hormon seperti leptin dan ghrelin, yang mengatur rasa lapar. 

Ketidakseimbangan ini dapat meningkatkan nafsu makan, yang menyebabkan ngemil larut malam atau makan berlebihan. 

Tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi saat kurang tidur, sehingga mempersulit pengelolaan berat badan. 

Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan kondisi terkait seperti diabetes.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
BegadangTidurmood boosterinsomnia Tyara Renata
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved