TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar dinding rahim, seperti di tuba falopi, ovarium, atau leher rahim.
Kondisi ini berisiko tinggi dan dapat membahayakan nyawa ibu hamil jika tidak segera ditangani.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kehamilan di luar kandungan, kita bisa bertanya langsung dengan dikter spesialis kebidanan dan kandungan berkompeten seperti dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes.
Pertanyaan:
Kondisi kehamilan di luar kandungan, bisa dicegah atau tidak dok?
Rina, di Ponorogo

Baca juga: 9 Cara Mudah untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil Selama Kehamilan
dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes menjawab:
Jadi kehamilan ektopik terganggu ini sebenarnya tidak bisa dicegah ya kalau emmang sudah terjadi sesuatu proses kehamilan.
Tetapi sebenarnya ini bisa terdeteksi pada saat awal kehamilan.
Kalau memang dia sudah ada gejala-gejala seperti nyeri perut yang mungkin sampai dia nyeri sekali, ada keringat dingin, terlihat pucat, pandangan yang mulai kabur atau pandangan berkunang-kunang.
Jadi kalau sudah ada tanda-tanda seperti itu, segera dilakukan konsultasi ke rumah sakit atau konsultasi ke dokter untuk dilakukan penanganan atau terapi lebih lanjut.
Sehingga, kehamilan ini bisa segera tertangani, karena memang kehamilan ini adalah kehamilan yang abnormal
Kalau umpamanya kehamilan ini diteruskan, bisa sampai mengganggu atau mengancam keselamatan jiwa.
Baca juga: Produk Perawatan Kulit untuk Ibu Hamil dan Menyusui: Apa yang Aman dan Apa yang Berbahaya?
Karena apa? Kehamilan ini kan tumbuh di luar uterus, artinya tumbuh di luar rahim.
Jadi akan terjadi perdarahan terus menerus yang bisa sampai terjadi suatu kondisi syok ya, bisa saja Hb nya makin lama makin turun dan kalau tidak segera dihentikan perdarahannya, ini bisa menyebabkan terjadinya suatu ancaman jiwa atau bahkan bisa menyebabkan suatu kematian.
Profil dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes

dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes merupakan seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).
Baca juga: Fakta Tentang Hamil Anggur dan Kehamilan di Luar Kandungan, Ini Penjelasan dr. Hafi Nurinasari Sp.OG
Sejak tahun 2016, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes berkeja di berbagai rumah sakit, antara lain:
1. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Simo (2016-2017)
2. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Moewardi (2017-2020)
3. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSU Hidayah Boyolali (2016-sekarang)
4. Dosen Non PNS FK UNS (2016-2019)
5. Dosen PNS FK UNS (2019-sekarang)
6. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS UNS (2019-sekarang)
7. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Indosehat Karanganyar (2020-sekarang)
Meskipun sangat sibuk, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes juga menyempatkan waktu untuk melakuka beragam pengabdian masyarakat atau kegiatan sosial.
Baca juga: Pentingnya Serat Bagi Ibu Hamil: Jenis dan Manfaat yang Tidak Boleh Dilewatkan
Adapun pengabdian masyarakat atau kegiatan sosial yang pernah dilakukan sejak tahun 2017 antara lain:
1. MOW (Manajemen Operatif Wanita) di RS Indosehat (2021)
2. Pemeriksaan IVA test di RS UNS (2020)
3. Mengisi radio di Ria FM Surakarta (2019)
4. Mengisi radio di RRI Surakarta (2019)
5. Pemeriksaan IVA test di RSUD dr. Moewardi (2017)
6. Pemeriksaan ibu hamil dan USG gratis saat Dies Natalis UNS (2017)
Tidak banyak orang tahu jika ternyata sejak tahun 2019-2020, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes menjadi koordinator Pendidikan Dokter Muda Obstetri dan Ginekologi di RS dr. Moewardi.
Baca juga: 6 Manfaat Air Kelapa Muda untuk Ibu Hamil: Kaya Nutrisi dan Menghidrasi Tubuh
Pada tahun 2020 hingga saat ini, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes juga menjadi koordinator Pendidikan Dokter Muda Obstetri dan Ginekologi di RS UNS.
Pada tahun yang sama, yaitu 2020-sekarang dr. Hafi diamanahi menjadi gugus Kurikulum Dokter Muda FK UNS.
Selanjutnya pada tahun 2021 hingga sekarang, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes dipercaya menjadi Ketua Tim Ponek di RS UNS.
Cek berita dan artikel kesehatan lainnya di
(TribunHealth.com)