TRIBUNHEALTH.COM - Puasa terbilang aman dilakukan oleh ibu hamil yang sehat.
Akan tetapi, puasa ini bisa menimbulkan risiko bila dilakukan terlalu intens atau oleh ibu hamil dengan masalah kesehatan tertentu.
Manfaat puasa untuk ibu hamil dapat diperoleh ketika kondisi ibu hamil atau janin dalam keadaan sehat dan memungkinkan untuk menjalani puasa.
Meski demikian, ibu hamil tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kandungan jika ingin tetap berpuasa.
Baca juga: Alasan Mengapa Ibu Hamil Harus Berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kandungan Sebelum Berpuasa
Namun, jika saat puasa ditemukan tanda-tanda yang bikin ibu hamil tidak nyaman, sebaiknya segera membatalkan puasanya tersebut.
Lantas, tanda-tanda seperti apa yang harus dicurigai ibu hamil dan harus segera membatalkan puasanya?
Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSUP Surakarta, dr. Lisa Puspadewi Susanto, Sp.OG, FICS memberikan penjelasan tentang tanda-tanda ibu hamil harus segera membatalkan puasanya.
Menurut penjelasan dr. Lisa, tanda-tanda yang ditakutkan pada ibu hamil saat menjalankan puasa adalah tanda dehidrasi.
Baca juga: Usia Kandungan Ibu Hamil yang Tidak Dianjurkan Berpuasa, Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Janin
Tanda-tanda dehidrasi yang harus dicurigai meliputi:
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Gerakan janin berkurang
- Volume urine berkurang
"Ketika volume urine, frekuensi kencingnya sudah menurun, jumlah volume urine sedikit, urine pekat atau lebih ke arah kuning, ini adalah tanda-tanda dehidrasi," jelas dr. Lisa.
"Sebaiknya jika sudah menemui tanda-tanda ini, ibu hamil harus segera membatalkan puasanya."
"Jangan dilanjutkan puasanya, karena ini berbahaya sekali untuk kesehatan janinnya, bukan untuk ibunya tapi lebih ke janinnya," tegas dr. Lisa.
Ibu Hamil dengan Kondisi Medis Tertentu Tidak Boleh Berpuasa
Selain itu, dr. Lisa juga menuturkan kondisi lain ibu hamil yang tidak dianjurkan puasa, seperti ibu hamil dengan diabetes gestasional dan hipertensi.
"Jika ibu hamil sudah terdeteksi diabetes gestasional atau preeklamsi, itu sama sekali tidak boleh melakukan puasa di trimester berapa pun," tegas dr. Lisa.
"Karena pada dasarnya kondisi diabetes melitus gestasional dan preeklamsi itu sendiri sudah terjadi hambatan aliran darah dari ibu ke janinnya."
"Asupannya sudah kurang bagus, ditambah dengan puasa, semakin menurun lagi kondisi janinnya," terang dr. Lisa.
Baca juga: Benarkah Kaki Bengkak yang Disebabkan Karena Hipertensi Bisa Sebabkan Ibu Hamil Kejang?
Kondisi lain yang tidak boleh berpuasa seperti:
- Air ketuban berkurang
- Berat badan janin lebih kecil dari usia kehamilan
Saat berat badan janin lebih kecil dari usia kehamilan dan ibu hamil tetap berpuasa, ini bisa menyebabkan janin dalam kandungan semakin kecil.
Kondisi ini juga bisa memicu terjadinya kelahiran prematur, pernapasan kurang bagus saat bayi lahir, dan organ tubuh yang belum matang.
Oleh karena itu, pentingnya untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kandungan agar puasa ibu hamil berjalan lancar.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSUP Surakarta, dr. Lisa Puspadewi Susanto, Sp.OG, FICS dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Hipertensi yang Terjadi Saat Kehamilan, Dokter Kandungan Sarankan Lakukan Ini