TRIBUNHEALTH.COM - Selain orang dewasa, rupanya remaja juga berisiko mengalami anemia.
Anemia terjadi saat sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam tubuh rendah.
Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari kekurangan zat besi, vitamin dan minera.
Perlu diketahui bahwa remaja tergolong kelompok yang rentan anemia.
Oleh karena itu, para remaja disarankan menjaga asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Apakah anemia pada remaja berpengaruh dengan kemampuan konsentrasi?
Dokter umum, dr. Maria Dorothea Irene menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai pengaruh anemia pada remaja terhadap konsentrasi.

Baca juga: 7 Faktor Utama yang Bisa Membuat Payudara Kendur, Nomor 1 Jarang Disadari
Rupanya banyak yang ingin mengetahui apakah anemia pada anak bisa mempengaruhi konsentrasi.
dr. Irene menegaskan jika anemia mempengaruhi konstemntrasi.
Ketika mengalami anemia, maka oksigen yang diangkit ke jaringan atau organ-organ akan berkurang, termasuk ke otak.
"Pengaruh. Jadi, anemia itu kan kondisi oksigen yang diangkut ke jaringan maupun organ-organ itu kan kurang, termasuk ke otak," kata dr. Irene.
Lanjut, dr. Irene menuturkan, bahan bakar otak ialah oksigen dan gula.
Otak yang kekurangan oksigen, maka kerjanya berat, sehingga konsentrasi terganggu.
"Jadi, otak itu kan bahan bakarnya oksigen dan gula. Kalau misalkan kekurangan oksigen, otak juga kerjanya berat. Makanya konsentrasinya terganggu."
Baca juga: Mual dan Pusing saat Hamil? Ini 9 Rahasia Mengatasinya dengan Mudah
dr. Irene menjelaskan jika konsntrasi yang terganggu akan berpengaruf ke kognitif anak maupun perkembangannya.
Ternyata, anemia bisa mempengaruhi kognitif, social emotional dan psikomotorik.
"Itu nanti pengaruh juga ke kognitif anak maupun perkembangan. Bisa kognitif, social emotional, dan psikomotorik juga," tuturnya.
Mengenal Anemia pada Remaja, Penyakit Tersembunyi yang Mengganggu Aktivitas Sehari-hari
Masih banyak masyarakat awam yang belum memahami tentang anemia pada remaja.
dr. Irene menuturkan bahwa anemia pada remaja masih banyak terjadi.

Baca juga: Pesan dr. Naziya Sebelum Menggunakan Softlens agar Mata Tetap Sehat
Ia menambahkan, berdasarkan data Riskesdes tahun 2013, sekitar 18 persen remaja mengalami anemia.
"Anemia pada remaja memang masih banyak terjadi ya," tutur dr. Irene.
"Berdasarkan data Riskesdes tahun 2013, itu sekitar 18 persen remaja masih terkena anemia."
Kata dr. Irene, usia 15 sampai 24 tahun, kira-kira 2 dari 5 remaja mengalami anemia.
"Jadi, untuk umur 15 sampai 24 tahun, kira-kira 1 dari 5 anak remaja itu terkena anemia," sambungnya.
dr. Irene menjelaskan defisini dari anemia yakni kondisi tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.
Anemia terjadi bisa karena kurangnya sel darah merah atau kurangnya hemoglobin.
Baca juga: Panduan Menu Sahur untuk Ibu Hamil Muda: Tips Agar Kuat Puasa Tanpa Gangguan
"Kalau definisinya sendiri, anemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh itu kekurangan sel darah merah atau hemoglobin."
"Jadi bisa juga karena sel darah merahnya kurang atau hemoglobinnya kurang," tuturnya.
Lanjut, kata dr. Irene fungsi dari hemoglobin yakni sebagai pengangkut oksigen.
Ketika hemoglobin kurang, artinya kurir oksigen di dalam tubuh juga akan kurang.
Maka dari itu, kapasitas pengangkutan oksigen di dalam tubuh akan terhambat.
"Nah, hemoglobin ini fungsinya adalah sebagai pengangkut oksigen."
"Ketika kondisi hemoglobinnya kurang, berarti kurir oksigen di dalam tubuh ini kurang ya kan. Artinya, kapasitas pengangkutan oksigen di dalam tubuh ini juga terhambat," tuturnya.
Baca juga: 7 Cara Efektif Mengatasi Mual Parah pada Kehamilan Muda: Panduan Hiperemesis Gravidarium
Dokter umum, dr. Irene menegaskan, anemia bisa menjadi salah satu indikator gizi buruk dan masalah kesehatan lain.
Kondisi inti penting diperhatikan bagi anak atau remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
"Kemudian, anemia ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator gizi buruk dan masalah kesehatan lainnya. Dan ini penting untuk anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Dorothea Irene. Seorang dokter umum RS Brayat Minulya, Surakarta.
Cek berita dan artikel kesehatan lainnya di
(TribunHealth.com)