TRIBUNHEALTH.COM - Tubuh pada dasarnya memiliki sistem untuk melakukan detoksifikasi, istilah yang menjadi tren belakangan ini.
Detoksifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses untuk membersihkan racun dan sisa limbah dari dalam tubuh.
Pasalnya ketika tubuh kelebihan beban oleh racun dari makanan, polusi, bahan kimia, atau kebiasaan buruk, sistem ini tidak akan dapat berfungsi secara optimal.
Untungnya ada sejumlah organ yang bisa melakukan fungsi detoksifikasi, misalnya hati, ginjal, paru-paru, kulit, dan sistem pencernaan.
Namun ada kalanya tubuh tidak optimal dalam melakukan detoksifikasi.
Ini kemudian memunculkan gejala seperti kurang bergairah, tidak semangat, dan sederet gejala lainnya.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Lelah dan kurang bergairah

Kelelahan meskipun tidur semalaman mungkin merupakan indikasi bahwa tubuh Anda dipenuhi racun.
Ketika detoksifikasi melambat, hati Anda bekerja lebih keras, menguras energi Anda.
Racun yang tersimpan juga mengganggu fungsi mitokondria, pembangkit energi sel-sel Anda, menyebabkan Anda merasa lesu.
Baca juga: 6 Tanda Awal Penyakit Ginjal, Waspada jika Pipis Berbusa dan Ada Rasa Logam di Mulut
2. Kulit bermasalah
Kulit Anda merupakan indikasi adanya masalah detoksifikasi tubuh.
Jerawat, eksim, ruam, dan kulit kusam dapat menjadi tanda bahwa tubuh Anda berusaha mengeluarkan racun melalui kulit karena hati dan ginjal tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini dapat terjadi akibat gizi buruk, dehidrasi, atau paparan racun yang berlebihan.
3. Bau mulut
Bau mulut dan bau badan yang menyengat bisa jadi merupakan tanda-tanda penumpukan racun dalam sistem pencernaan dan hati yang memerlukan pembersihan yang tepat.
Jika hati tidak melakukan detoksifikasi secara efektif, produk-produk limbah akan terkumpul, yang mengakibatkan bau mulut dan keringat.
Usus yang tidak sehat dan ketidakseimbangan bakteri usus juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini.

4. Obesitas dan berat badan sulit turun
Racun yang tersimpan dalam sel lemak dapat menghambat penurunan berat badan dengan mengganggu keseimbangan hormon dan kemampuan tubuh untuk membakar lemak.
Ketika hati tidak mampu mendetoksifikasi, racun akan menumpuk dan menyebabkan kenaikan berat badan meskipun telah menjalani diet sehat dan olahraga.
5. Sering nyeri sendi
Sendi kaku, nyeri otot, dan peradangan bisa jadi merupakan akibat dari penumpukan racun dalam tubuh.
Beberapa racun memicu proses peradangan, yang menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, terutama pada mereka yang mengonsumsi banyak makanan olahan dan gula.
Baca juga: 5 Makanan yang Bikin Asam Urat Melonjak, Sebabkan Kambuhnya Nyeri Sendi
6. Brain fog dan kurang konsentrasi
Akumulasi racun dalam tubuh dapat memengaruhi fungsi otak, menyebabkan ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan ingatan, dan kelelahan mental.
Hal ini karena racun mengganggu aktivitas neurotransmitter dan keseimbangan hormon serta menyebabkan peradangan di otak.
7. Sering sakit kepala
Racun seperti logam berat, bahan pengawet, dan bahan kimia buatan di lingkungan dan makanan dapat menyebabkan peradangan di otak, yang mengakibatkan sakit kepala atau migrain.
Jika Anda sering mengalami sakit kepala tanpa penyebab yang jelas, hal itu mungkin merupakan indikasi bahwa jalur detoksifikasi Anda tidak berfungsi secara optimal.

8. Pencernaan terganggu
Kembung, sembelit, diare, dan gangguan pencernaan dapat menandakan detoksifikasi yang tidak memadai. Usus dan hati bekerja sama untuk membuang racun.
Jika hati tidak menyaring racun secara efektif atau mikrobioma usus tidak seimbang, hal itu dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
9. Daya tahan tubuh rendah, sering masuk angin
Jika Anda terus-menerus sakit, bisa jadi itu karena sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat kelebihan racun.
Sistem kekebalan tubuh melemah ketika tubuh terus-menerus melawan terlalu banyak racun, dan menjadi lebih sulit untuk melawan virus dan infeksi.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)